Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tanpa Penyesalan



Tanpa Penyesalan

0"Nona, aku akan menjaga anak kita baik-baik. Aku akan sering-sering mengirimkan foto-fotonya," kata pria itu dengan bahasa Indonesianya yang berantakan.     

Saat melihat kegembiraan pria itu, Keara menjadi semakin marah. Hatinya dipenuhi dengan kemarahan, kekecewaan, kesedihan dan kepahitan.     

Setelah mengandung selama 7 bulan dan mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan, anak yang ia lahirkan bukanlah anak Aiden. Bukan anak yang ia inginkan!     

Pria yang merupakan ayah dari anaknya datang ke hadapannya dan mengatakan bahwa ia akan mengurus anak itu baik-baik.     

Keara benar-benar tidak peduli. Persetan dengan anak itu!     

Ia tidak peduli pada anak itu karena anak itu bukan anak Aiden.     

Selama hidupnya, Keara selalu menganggap dirinya istimewa. Ia memiliki wajah cantik, tubuh indah, sikap yang elegan dan keluarga yang kaya.     

Ia merasa memiliki segalanya.     

Tetapi sekarang, harga dirinya seperti diinjak-injak karena ia telah melahirkan anak dari pria yang tidak dikenalnya, bukan dari Aiden.     

"Keara, pria ini …" Galih berusaha untuk menjelaskan pada Keara, tetapi Keara langsung menyelanya.     

"Aku tidak ingin tahu siapa pria itu. Suruh pria itu pergi aku tidak ingin melihatnya. Kalian semua pergilah!" teriak Keara dengan histeris.     

Galih hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. "Lihatlah anakmu untuk yang terakhir kali. Bagaimana pun juga ia adalah putrimu."     

"TIDAK! Ia bukan putriku. Aku akan membunuhnya! Aku akan membunuhnya!" Keara berlari ke arah anak itu seperti orang gila, mengulurkan tangannya, berniat untuk mencekik anak itu seperti sebelumnya.     

Aiden langsung menghalanginya dengan gesit. Ia langsung menarik tangan temannya itu dan berkata, "Bawa anak itu denganmu. Wanita ini sudah gila."     

Bayi di pelukan pria itu langsung menangis dengan keras, seolah bisa mengetahui bahwa ibunya tidak menyukainya. Ia seperti bisa merasakan bahwa ibunya ingin membunuhnya.     

Ini adalah kedua kalinya, Keara berniat membunuh anak itu.     

Galih langsung menghentikan putrinya. "Keara, sadarlah. Semua ini adalah kesalahanmu sendiri. Tidak ada yang memaksamu untuk mengandung anak itu, tidak ada yang memaksamu untuk melahirkannya. Anak itu adalah darah dagingmu. Mengapa kamu begitu tega?"     

"Darah daging? Apakah aku bukan darah dagingmu? Kamu mencintai Anya, tetapi kamu tidak menginginkan aku!" Keara tiba-tiba saja berlari ke arah jendela dan membukanya. "Setelah kalian menemukan Anya, apakah kalian sudah tidak menganggapku lagi?"     

"Keara tenanglah. Kamu masih muda. Hidupmu masih panjang. Kamu masih punya harapan," Galih menghampirinya perlahan sambil terus membujuknya.     

"Jangan mendekat!" teriak Keara. "Jangan mendekat! Aku ingin bertemu Aiden!"     

Para dokter dan perawat datang dari berbagai arah, berusaha untuk membujuk Keara agar tidak melakukan hal-hal yang berbahaya.     

Angin di luar sangat kencang, membuat rambut Keara berantakan. Angin itu juga membuat baju rumah sakit yang ia kenakan seperti berterbangan. Wajahnya tersenyum, tetapi senyumnya terlihat frustasi.     

"Keara, jangan berbuat bodoh. Kalau kamu turun dari sana, ayah akan menjanjikan apa pun padamu. turunlah," Galih panik melihat putrinya seperti ini. Ia tidak menyangka Keara akan benar-benar hancur seperti ini hanya karena cinta.     

"Aiden. Aku mau bertemu dengan Aiden. Jangan mendekat atau aku akan lompat!" teriak Keara.     

Aiden mengantar temannya untuk turun ke bawah dan mengantarkannya hingga ke mobilnya. Saat ia keluar dari rumah sakit, ia melihat banyak orang berlarian menuju ke arah taman.     

"Cepat lihat. Ada yang mau lompat!"     

"Katanya wanita itu adalah seorang narapidana. Ia akan segera meninggalkan rumah sakit dan kembali ke penjara. Mungkin ia tidak mau kembali ke penjara dan memilih untuk bunuh diri."     

"Kalau memang ia tidak mau dipenjara, seharusnya ia tidak melakukan hal-hal buruk."     

"Ayo kita lihat. Kalau memang ia jahat, ia sudah pantas untuk mati. Mengapa ia harus mengancam orang dan ingin melompat dari gedung?"     

Tepat pada saat yang bersamaan, ponsel Aiden tiba-tiba berbunyi. Ia melihat nama Galih di layarnya dan sudah bisa menebak siapa orang yang hendak melompat dari gedung tersebut.     

"Tolong antarkan temanku ke bandara," kata Aiden pada pengawalnya. Setelah berpamitan dengan temannya itu, ia mengangkat panggilan Galih sambil berjalan kembali ke dalam rumah sakit.     

"Aiden, cepat kembali lah. Keara mau bunuh diri. Ia hanya ingin bertemu denganmu. Tolong bantu bujuk dia. Hanya kamu yang bisa menyelamatkannya!" kata Galih dengan panik.     

"Aku akan segera ke sana," Aiden menutup telepon dan berjalan ke arah lift.     

Berita mengenai Keara langsung tersebar di internet. Bahkan ada beberapa media yang menyiarkan secara langsung dengan menggunakan drone.     

Ketika melihat video yang beredar di internet, Anya merasa perasaannya bercampur aduk.     

Ia membenci Keara setengah mati.     

Demi bisa bersama dengan Aiden, Keara sampai membunuh anaknya. Keara menghasut Natali untuk membunuhnya.     

Kalau Keara mati seperti ini, Anya tidak akan peduli.     

Tetapi Anya juga memikirkan mengenai ayahnya. Ayahnya sangat mencintai Keara. Meski Keara telah melakukan hal-hal yang jejam, ia selalu membantu putrinya.     

Betapa besar sedihnya Galih kalau sampai Keara meninggal dengan cara seperti ini?     

Ketika Aiden hendak tiba di kamar Keara, ponselnya kembali berbunyi. Kali ini, Anya yang meneleponnya.     

"Aku tidak bisa membiarkan dia mati di hadapan ayah. Kalau tidak, ayah mungkin tidak akan bisa hidup dengan tenang seumur hidupnya. Keara benar-benar jahat dan ia harus merasakan hukuman atas perbuatannya. Biarkan ia menyesali semua perbuatannya di penjara!" kata Anya.     

"Baiklah," Aiden menutup teleponnya.     

Saat melihat kedatangan Aiden, mata Keara memancarkan harapan, terus memandang ke arah pria yang dicintainya.     

"Aku dengar kamu ingin bertemu denganku?" Aiden menghampirinya perlahan.     

"Jangan mendekat!" teriak Keara. Ia juga melarang Aiden untuk menghampirinya.     

"Dulu aku mengagumimu," kata Aiden.     

Ketika mendengar kata-kata Aiden, Keara langsung membeku di tempatnya.     

Aiden terus berjalan saat melihat Keara tidak merespon. Keara memandangnya sambil tersenyum. "Anya benar-benar penggantiku. Setelah mendengar ini, aku bisa mati tanpa penyesalan."     

Setelah itu, Keara menutup matanya dan melepaskan pegangannya. Aiden langsung berlari ke depan dan menangkap tangan Keara.     

Tubuh Keara menghantam dinding dengan keras dan tangannya dipegang oleh Aiden dengan erat.     

"Lepaskan aku! Aku tidak mau kembali ke penjara!" teriak Keara.     

"Aku sudah berjanji pada Anya, aku tidak akan membiarkanmu mati!" Aiden menarik tubuh Keara ke atas.     

Keara merasa sangat marah mendengar kata-kata Aiden. Bagaimana bisa ia mengatakan hal itu?     

Bagaimana bisa Aiden menyelamatkannya hanya karena Anya yang menyuruhnya?     

Ia menggunakan tangannya yang lain untuk mencakar punggung tangan Aiden, memaksanya untuk melepaskannya. "Kamu tidak ingin menyelamatkanku. Kamu hanya ingin membiarkan Anya menjebloskanku ke dalam penjara."     

Pada saat yang bersamaan, jendela dari ruangan di bawahnya terbuka. Seorang tim penyelamat muncul dari bawah, mendorong kaki Keara ke atas.     

"Lepaskan aku. Aku tidak mau diselamatkan. Biarkan aku mati! Biarkan aku mati!" Keara terus menendang dan menendang, hampir saja melukai tim penyelamat itu. Tetapi tidak peduli meski Keara meronta-ronta sekalipun, tim penyelamat itu akan selalu melakukan tugasnya. Untuk menyelamatkan seseorang …     

"Keara, dulu memang benar aku mengagumimu. Tetapi sekarang, aku jijik padamu. Apakah kamu berniat untuk bunuh diri setelah melakukan banyak kejahatan? Bagaimana mungkin aku membiarkanmu membayar semua kesalahanmu dengan harga yang murah?" Aiden memegang tangan Keara erat-erat, tidak membiarkannya untuk lepas dan menuju ke kebebasan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.