Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Ayah dari Anak Keara



Ayah dari Anak Keara

0"Bukankah ia berada di dalam penjara?" tanya Anya saat melihat sosok di ponsel Aiden.     

Aiden langsung mengingat siapa sosok itu setelah mendengar pertanyaan Anya.     

Orang itu adalah Mona!     

"Seharusnya memang ia sudah waktunya keluar dari penjara. Mungkin karena apa yang terjadi pada Natali sehingga ia datang ke sini," kata Aiden dengan ekspresi serius.     

Anya berpikir sejenak dan berkata, "Kalau Mona datang lain kali, biarkan ia masuk. Aku ingin berbicara dengannya."     

Akhirnya Aiden mengingat nama ibu Natali. Deny pasti buta saat menceraikan Diana dan lebih memilih wanita ini.     

Setelah Mona meninggalkan rumah Aiden, ia langsung mengunjungi Deny.     

Deny tinggal di rumah lama Keluarga Tedjasukmana. Biaya perawatan di sanatorium terlalu mahal sehingga akhirnya ia memilih untuk kembali ke rumah dan mempekerjakan seorang pelayan untuk mengurusnya.     

Ketika Mona datang, pelayan baru tersebut membuka pintu. Saat melihat sosok wanita yang tidak pernah dilihatnya, ia bertanya dengan sopan, "Cari siapa, ya?"     

"Apakah Deny ada? Aku adalah istrinya," kata Mona.     

Begitu mendengar bahwa wanita di hadapannya adalah istri Deny, ia langsung mengundangnya untuk masuk. "Nyonya, Tuan sedang berada di ruang makan. Apakah Anda sudah makan?"     

"Belum. Cepat ambilkan alat makan untukku," Mona sudah pernah datang ke rumah lama Keluarga Tedjasukmana. Ia mengenal semua seluk beluk rumah tersebut dan langsung menuju ke ruang makan sendiri.     

Melihat kedatangan Mona, wajah Deny terlihat murung. "Kamu masih berani datang ke sini?"     

"Kamu bilang kamu akan menjaga Natali setelah keluar dari rumah sakit jiwa. Mengapa kamu tidak bisa mengurusnya dengan baik?" Mona melemparkan barang bawaannya ke lantai. Saat melihat makanan di atas meja, ia menarik salah satu kursi dan langsung duduk tanpa diundang.     

"Mona, apakah kamu benar-benar tidak tahu mengapa Natali menjadi seperti ini? Semua ini karena kamu. Kamu yang membuat putri kita jadi seperti ini," teriak Deny dengan marah.     

"Bisakah kamu berjalan lebih cepat? Apakah kamu mau membuat aku kelaparan?" teriak Mona pada pelayan Deny. Ia langsung merebut piring, sendok dan garpu di tangan pelayan tersebut dan mulai makan. Sambil makan, ia berkata, "Deny, Natali akhirnya bisa keluar dari rumah sakit jiwa. Mengapa ia malah keluar dari menyakiti orang lain? Lalu siapa wanita ini? Apakah ini simpanan barumu?"     

"Nyonya, saya hanya pelayan yang bertugas untuk masak dan membersihkan rumah. Saya sudah berkeluarga," kata pelayan tersebut.     

"Mona, pergilah. kamu tidak diterima di sini," melihat Mona masih belum berubah, Deny merasa kesal.     

"Ketika kita bercerai, bukankah kamu bangkrut dan tidak punya uang? Aku tidak punya tempat tinggal sekarang. Rumah ini seharusnya milikku setengah. Kamu tidak bisa mengusirku begitu saja," kata Mona dengan seenaknya.     

"Apakah semua uangmu habis karena pria simpananmu itu?" walaupun Deny tidak memberikan banyak uang pada Mona, tetapi setidaknya uang itu cukup untuk menghidupi Mona dengan nyaman seumur hidupnya.     

Mengapa sekarang Mona tidak punya uang?     

"Tidak usah tanyakan ke mana uangku pergi. Pokoknya sekarang aku tidak punya tempat tinggal," Mona menghabiskan nasi di piringnya dan meminta tambahan nasi pada pelayan tersebut.     

"Nyonya, Tuan masih belum makan," kata pelayan itu dengan malu.     

Ia tidak tahu Mona akan datang sehingga ia hanya memasak nasi dengan takaran dua orang saja. Ia berniat menunggu Deny selesai makan, baru ia makan.     

Tetapi sekarang Mona datang dan berniat menghabiskan semua makanan mereka.     

Pelayan itu bisa saja tidak makan sekarang dan memasak nasi lagi untuknya. Tetapi bagaimana bisa ia membiarkan majikannya tidak makan?     

Deny memandang Mona dengan jijik. "Berikan saja padanya dan tolong buatkan mi untukku." Setelah mengatakannya, Deny bangkit berdiri dan pergi.     

Sejak hari itu, Mona kembali tinggal di rumah Deny, menumpang makan dan tidur, sekaligus menyulitkan pelayan Deny.     

Hari-hari tenang Deny sudah menghilang sejak kedatangan Mona.     

Deny tidak tahan dengan keberadaan Mona di sana. Akhirnya, ia memberikan uang sebesar 1 milyar untuk mengusirnya dari rumah.     

Namun, uang 1 milyar itu tidak cukup untuk Mona. Ia bahkan berani meminta lebih.     

Akhirnya, Mona pergi dengan uang sebesar 1.2 milyar di tangannya.     

…     

Dalam sekejap mata, satu bulan berlalu. Pemulihan Indah berjalan dengan lancar dan akhirnya ia bisa pulang dari rumah sakit.     

Hal pertama yang Indah lakukan setelah keluar dari rumah sakit adalah mengunjungi Diana untuk menepati janjinya, berterima kasih secara langsung pada wanita yang membesarkan putrinya dengan sangat baik.     

Anya tahu orang tuanya akan mengunjungi ibunya sehingga ia mengajak Aiden untuk pergi ke rumah ibunya.     

Pertama kali melihat rumah Diana dan tamannya, Indah langsung jatuh cinta.     

Aiden dan Galih sedang bermain catur di lantai bawah, sementara Indah dan Diana mengobrol di balkon lantai dua.     

Anya sedang beristirahat di kamarnya. Sejak pulang dari rumah sakit, ia selalu berhati-hati menjaga kesehatannya. Di usia kehamilannya yang tujuh bulan, Anya lebih berhati-hati lagi.     

"Apakah kamu sudah ke rumah sakit?" tanya Aiden dengan suara pelan.     

"Anak Keara sudah keluar dari inkubator. Aku sudah mengatur agar anak itu segera dijemput dalam beberapa hari," Galih menjawabnya dengan tenang.     

"Seorang eksekutif senior di Atmajaya Group cabang Afrika sangat menyukaiku sehingga mengubah namanya menjadi sama denganku. Kalau kamu ingin mencari ayah dari anak itu, aku bisa mengenalkannya padamu," kata Aiden.     

Tangan Galih yang memegang bidak catur berhenti bergerak.     

Bagaimana bisa semuanya jadi seperti ini?     

Keara terlalu buta sehingga ingin mengandung anak Aiden dengan menggunakan berbagai cara.     

Di saat yang bersamaan, seorang eksekutif senior di Atmajaya Group cabang Afrika yang mengagumi Aiden mengubah namanya menjadi sama dengan Aiden.     

Karena kesamaan nama itu, pada akhirnya, Keara melakukan kesalahan dan melahirkan anak berkulit hitam.     

"Kamu bisa mengaturnya. Kalau pria itu menyukai anaknya, ia bisa membawanya. Aku juga bisa memberi uang padanya untuk membiayai anak itu," Galih tidak punya keberanian untuk menyerahkan anak itu kepada orang lain.     

Bagaimana pun juga, anak itu adalah anak Keara dan juga cucunya.     

Sebenarnya, ia sudah mengatur seseorang untuk membesarkan anak itu. Tetapi setelah melihat anak yang dilahirkan Keara, Galih takut anak itu akan diperlakukan dengan tidak adil hanya karena ia anak campuran.     

"Pria itu menyukai anak kecil. Ia sangat senang saat mengetahui bahwa ia memiliki anak keturunan Afrika-Indonesia. Aku sudah menunjukkan foto anak itu padanya dan katanya anak itu sangat cantik." Aiden tersenyum.     

Galih juga sudah melihat anak itu. Memang benar anak itu sangat cantik. Bagaimana pun juga, putrinya juga sangat cantik.     

"Toni sudah membongkar semua perbuatan Keara dan mengatakan bahwa Keara lah yang menyuruhnya melakukan semua ini. Aku khawatir Keara akan tinggal di penjara dalam waktu yang lama dan tidak bisa mengurus anaknya. Aku harus menjaga Indah dan tidak punya waktu untuk mengurus anak. Sepertinya, pilihan yang terbaik adalah menyerahkan anak itu kepada ayahnya," kata Galih dengan tenang.     

Dengan tercapainya keputusan itu, masalah anak Keara telah berakhir dengan sangat lancar. Walaupun Keara tidak menyukai anak itu, ayah anak itu sangat mencintai putrinya!     

Saat melihat ibu dari anaknya, pria itu merasa semakin bahagia karena ibu dari putrinya sangat cantik. Karena begitu senangnya, ia hampir saja melompat-lompat.     

Hari di saat pria itu menjemput anaknya, pria itu menyempatkan diri untuk mengunjungi Keara, ditemani oleh Aiden dan Galih.     

"Nona, aku akan menjaga anak kita baik-baik. Aku akan sering-sering mengirimkan foto-fotonya," kata pria itu dengan bahasa Indonesianya yang berantakan.     

Saat melihat kegembiraan pria itu, Keara menjadi semakin marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.