Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kontrak Perjanjian



Kontrak Perjanjian

0"Lalu apa yang harus kita lakukan? Kita harus melakukan sesuatu untuk Harris. Kita tidak bisa membiarkan Bu Hana menderita!" kata Anya.     

"Aku pikir kamu akan bilang 'persetan dengan saham pria kurang ajar itu'," kata Tara sambil tertawa.     

"Aku tidak bodoh. Perusahaan perhiasan milik Keluarga Mawardi dibangun oleh Salim dan Bu Hana. Mengapa Harris tidak boleh menerima sahamnya? Ditambah lagi, Harris adalah putra kandung Salim."     

Anya tidak mau Harris dan Hana diperlakukan dengan tidak adil seperti ini. Perusahaan itu adalah perusahaan yang dirintis oleh Hana. Sudah sepantasnya ia dan putranya juga mendapatkan bagian dari hasilnya.     

"Kamu melupakan Della. Gadis itu juga anak kandung Salim. Ibu kandungnya sudah meninggal sejak ia masih kecil dan ia tinggal di panti asuhan. Ketika mengetahui anaknya mengalami keterbelakangan mental, akhirnya Dewi memutuskan untuk mengadopsi anak. Kalau anak itu laki-laki, Dewi khawatir anak adopsinya itu akan merebut warisan putranya. Sehingga ia memutuskan untuk mengadopsi anak perempuan. Siapa sangka bahwa anak yang ia adopsi ternyata anak haram dari suaminya sendiri," Tara menggelengkan kepalanya. "Sungguh luar biasa. Bagaimana bisa Salim Mawardi merencanakan semua ini."     

"Tidak mudah pastinya. Mungkin Salim yang menyarankan panti asuhan pada istrinya. Ditambah lagi, ia tahu seperti apa anak yang Dewi sukai sehingga ia bisa menanamkan seseorang di panti asuhan untuk mendidik Della sesuai dengan preferensi Dewi. Selama Dewi mengikuti saran Salim untuk pergi ke panti asuhan tersebut, ia pasti akan menyukai Della," kata Anya.     

Tara menatap ke arah sahabatnya itu dengan terkejut. Mulutnya bahkan sedikit menganga, tidak percaya bahwa Anya sekarang menjadi secerdas ini. "Apakah kamu benar-benar Anya? Apakah kehamilan membuatmu menjadi pintar? Bagaimana kamu bisa seperti ini?"     

"Aku sedang mengandung dua anak laki-laki. Suatu hari nanti, ketiga pria di dalam keluarga kecilku akan melindungiku. Saat memikirkan keluarga kecilku itu, aku merasa senang. Dan sepertinya aku menjadi lebih pintar karena itu."     

Aiden sedang mencuci tangannya dan memotong buah untuk Anya. Ia selalu memperhatikan makanan Anya, khawatir istrinya itu akan kekurangan nutrisi.     

"Ngomong-ngomong, Della masih berada di rumah sakit," kata Tara.     

"Sebelum Salim memberikan saham itu pada Harris, Dewi tidak boleh tahu mengenai latar belakang Della yang sesungguhnya. Bukankah Della melarikan diri dari rumah untuk Raka? Kalau begitu, serahkan saja Della pada Raka," kata Aiden dengan tenang.     

"Ahh? Apakah kamu mencoba untuk menjodohkan Della dengan Raka?" kata Tara dengan mata berbinar.     

Sepertinya itu adalah ide yang sangat bagus. Selain menyembunyikan Della dari keluarganya, Aiden juga bisa sekaligus menyingkirkan saingan cintanya.     

Kalau Raka menyukai Della, ia bisa mulai melupakan Anya.     

"Mengapa Della berada di rumah sakit?" tanya Aiden.     

"Raka menyuruhnya minum satu botol anggur, membuatnya keracunan alkohol."     

"Jadi, suruh Raka yang bertanggung jawab atas semua ini. Setelah Della keluar dari rumah sakit, kirimkan dia kepada Raka. Selama beberapa saat ini, jangan sampai ada yang memperhatikan Della. Aku yakin Raka bisa melindunginya," Raka tidak mau Della menjadi beban bagi Harris dan menggagalkan semua rencana Harris.     

Memangnya kenapa kalau mereka saudara seayah? Ibu mereka berbeda. Mereka juga tidak saling mengenal dan tidak memiliki peasaan untuk satu sama lain.     

Ke mana lagi Della bisa pergi selain kepada Raka? Tidak mungkin kan Della tinggal bersama dengan Harris? Hana pasti akan merasa sangat tidak nyaman.     

"Kita harus membantu Bu Hana dan Harris mendapatkan apa yang mereka pantas dapatkan. Dengan begitu, Nadine pun bisa hidup dengan bahagia," kata Anya dengan senang.     

"Kamu adalah bibi yang baik," kata Tara.     

"Kamu juga kakak ipar yang baik. Nadine kan akan menjadi adik iparmu suatu saat nanti," kata Anya. Bagi Anya, keluarga adalah hal yang paling penting di dunia ini.     

Sebelumnya, ia hanya memiliki ibunya saja. Tetapi semakin hari, keluarganya semakin menjadi besar. Dan Anya akan melakukan apa pun untuk melindungi keluarganya.     

Aiden menghampiri Anya sambil membawa sepiring buah.     

Tara melihat potongan buah tersebut, merasa bahwa potongannya luar biasa bagus. Ia tidak menyangka Aiden bisa memegang pisau untuk memotong buah. Kalau melihat Aiden dari luarnya saja, rasanya sulit membayangkan seorang pria dingin seperti Aiden mengurus Anya.     

"Iri?" Anya langsung tahu apa yang Tara pikirkan.     

"Kapan Nico akan mengurusku seperti itu?" Tara menghela napas panjang.     

"Setidaknya ia sudah berusaha keras untuk menyenangkanmu," kata Anya sambil tersenyum.     

"Baiklah kalau begitu, beristirahatlah. Aku akan mengurus masalah Della," Tara bangkit berdiri dan pergi.     

Di malam hari, seseorang dari Keluarga Mahendra datang utnuk mengurus Della di rumah sakit.     

"Nona, saya adalah pelayan Keluarga Mahendra. Saya bertugas untuk menjaga Anda sleama di rumah sakit. Nama saya Alin."     

"Apakah kamu tahu nomor telepon Raka?" tanya Della.     

Siang tadi, ia menelepon rumah sakit tempat kepala panti asuhannya dirawat dan menemukan bahwa kepala panti asuhan tersebut sudah dipindahkan ke rumah sakit lain. Rumah sakit itu tidak mau memberitahunya di mana rumah sakit yang baru. Mereka hanya bilang bahwa Raka lah yang memindahkannya.     

Sekarang, saat melihat pelayan yang dikirimkan oleh Raka, Della menjadi semakin panik. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya Raka inginkan darinya.     

Alin menelepon Raka, tetapi asistennya yang menjawab. "Alin, Tuan Raka sedang rapat. Ada apa?"     

"Nona Della sudah bangun. Ia ingin bicara dengan Tuan Raka, sepertinya masalah penting. Apakah …"     

"Berikan ponselnya padanya," kata asisten tersebut.     

Alin memberikan ponselnya pada Della, tetapi sebelumnya ia menutupi mikrofon ponsel tersebut dan berbisik. "Tuan sedang rapat. Ini adalah asistennya."     

Della mengangguk dan menerima ponsel itu. Ia berpura-pura tenang dan berkata. "Halo, ini Della. Aku menelepon rumah sakit tempat Ibu Winda dirawat, tetapi katanya Raka telah memindahkannya ke rumah sakit yang lain."     

"Ibu Winda baik-baik saja sekarang. Tuan Raka sudah berkonsultasi dengan beberapa dokter mengenai kondisinya. Saat ini, kondisi kesehatannya tidak cocok untuk menjalankan operasi sehingga ia dipindahkan ke sanatorium milik Mahendra Group. Tidak perlu mengkhawatirkan operasinya. Ia hanya perlu memulihkan kondisinya sebelum operasi itu bisa dilangsungkan," saat menjawab pertanyaan Della, suara asisten Raka sangat tenang, tanpa perasaan.     

Della menggigit bibirnya dan berkata. "Apa yang Raka inginkan? Aku tidak punya uang untuk membayar biaya sanatorium."     

"Tuan akan menghubungimu setelah ia selesai rapat," Asisten itu tidak memberikan kesempatan bagi Della untuk menjawab dan langsung menutup telepon.     

"Halo … Halo …" Della menatap ke arah ponsel yang sudah terputus, merasa frustasi.     

Alin tidak tahu bagaimana cara menghibur Della. Bagaimana pun juga, ada banyak hal yang tidak ia ketahui. Tugasnya hanyalah untuk mengurus Della.     

Della hanya bisa memejamkan matanya dengan tidak berdaya. Sekarang, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menanti Raka atau asistennya.     

Jam 7 malam, Raka masuk ke dalam kamar Della dan melemparkan sebuah dokumen perjanjian padanya. "Tanda tangani ini dan ikutlah denganku besok."     

"Apa maksudnya?" Della mengambil dokumen itu dan membacanya dengan serius.     

Di dalam dokumen itu, tercatat bahwa Della meminjam uang sebesar 500 juta dari Raka karena masalah finansialnya dan bersedia menjadi asisten untuk membayar hutang itu dengan gajinya.     

Raka sudah menandatangani dokumen itu dan membubuhkan nama dan tanggal, menanti Della untuk menandatanganinya.     

Della tidak memahaminya. "Kapan aku bilang aku ingin meminjam uang darimu?"     

"Kalau kamu tidak bekerja menjadi asistenku, apakah kamu akan kembali menjual bunga di bar itu dan membiarkan dirimu digoda oleh orang-orang mabuk itu?" kata Raka dengan dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.