Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Datang Meminta Saran



Datang Meminta Saran

0"Biar aku tanyakan langsung pada Raka," Anya hendak menelepon Raka, tetapi tangannya berhenti bergerak ketika menemukan Aiden memandang ke arahnya dengan tajam.     

"Sayang, mengapa memandangku seperti itu? Kamu menyeramkan," Anya meletakkan ponselnya dengan hati-hati. "Aku tidak berniat apa pun. Aku hanya ingin tahu kabar Raka."     

"Sebagai seorang wanita hamil, seharusnya kamu memikirkan mengenai anakmu saja, bukan gosip mengenai mantan kekasihmu," Aiden menghampirinya dan langsung menyita ponselnya.     

Anya cemberut karena ponselnya disita. Ia tidak senang hati, tetapi tidak berani mengatakan apa pun.     

…     

Sekitar jam 10 pagi, Raka datang mengunjungi Anya sambil membawa bunga.     

"Aku dengar kamu akan menjalani operasi hari ini. Bagaimana perasaanmu?" Raka memberikan bunga itu dan duduk di sebuah kursi, samping tempat tidur.     

"Aku baik-baik saja. Anak-anakku juga akan baik-baik saja," kata Anya sambil mengelus perutnya. "Bagaimana denganmu? Aku melihat beritamu di berita tadi pagi."     

Raka melihat ke sekeliling ruangan, tetapi tidak menemukan Aiden. "Di mana Aiden?"     

"Aiden sedang konsultasi dengan dokter. Dia akan kembali sebentar lagi. Apa yang terjadi padamu?" tanya Anya.     

"Aku sama sekali tidak mengenal Della. Nico yang memberitahuku. Kemarin malam, kami pergi ke bar dan ia masuk ke dalam ruangan kami untuk menjual bunga. Nico memberitahuku bahwa gadis penjual bunga itu adalah Delle Mawardi, anak perempuan Keluarga Mawardi. Saat aku mau pulang, ada yang mengganggunya. Awalnya aku tidak ingin ikut campur, tetapi ia meminta tolong padaku. Di dalam ruangan itu, ia bilang di depan semua orang bahwa ia kabur dari rumah karena aku. Aku tidak tahu mengapa semuanya tersebar di internet. Sekarang aku benar-benar pusing!" kata Raka dengan frustasi.     

Anya langsung tertawa mendengarnya. "Kamu seperti seorang pahlawan yang menyelamatkan putrinya."     

"Tidak ada yang salah dengan ceritanya. Pahlawan menyelamatkan putrinya dan kemudian bahagia selamanya. Mengapa kamu bingung?" Aiden baru saja kembali dari ruang dokter dan melihat Raka sedang menceritakan kejadian kemarin pada Anya.     

Raka menjelaskan semuanya kepada Anya, tetapi Anya sama sekali tidak peduli mengenai hubungan Raka dan Della.     

Sebenarnya, yang seharusnya Raka lakukan saat ini adalah menjelaskan semuanya pada ayah dan ibunya. Kalau Keluarga Mawardi tahu berita ini, mungkin ibu angkat Della akan langsung datang ke rumah Keluarga Mahendra dan memaksa Raka untuk menikahi Della.     

"Mengapa kamu malah mengejekku seperti itu …" gerutu Raka. Ia merasakan tekanan yang sangat berat datang dari Aiden begitu Aiden memasuki ruangan.     

Anya sudah menikah dengan Aiden selama lebih dari dua tahun dan mereka akan segera memiliki anak. Tetapi hingga saat ini, Aiden masih memandang Raka sebagai saingannya.     

"Hati-hati dengan Keluarga Mawardi," Aiden berjalan menuju ke tempat tidur Anya, duduk di pinggir sambil memegang tangan Anya dengan lembut.     

Anya membalas genggaman tangan Aiden dan kemudian bertanya. "Kamu punya ide yang bisa kamu bagikan pada Raka?"     

"Aiden, tolong bantu aku. Beri aku saran!" setelah berteman lama dengan Nico, Raka juga mempelajari cara Nico saat memohon pada pamannya itu.     

Aiden ingin tertawa melihat cara Raka memohon padanya, seperti sedang memandang Nico. Tetapi ia berusaha untuk menyembunyikan senyumnya. Akhirnya ia berkata, "Dulu, Keluarga Mawardi pernah memaksa Della untuk menjadi istri dari anaknya, tetapi Della melarikan diri. Sekarang, setelah mendengar berita ini, ia pasti berniat untuk menikahkan Della padamu dan meminta hadiah pernikahan yang besar dari keluargamu. Dengan mendapatkan hadiah dari keluargamu, Keluarga Mawardi akan bahagia."     

"Itu masalahnya. Selama keluargaku bisa mencapai kerja sama dengan Keluarga Mawardi, mereka pasti bersedia untuk menerima pernikahan ini," itu sebabnya Raka tidak mau meminta tolong pada ayah dan ibunya.     

Orang tuanya terus menerus mendesaknya untuk menikah.     

Aiden menatap Raka dengan sedikit kasihan dan mengingatkannya. "Pertama-tama, cari tahu apa kerja sama yang bisa dicapai oleh keluargamu dan Keluarga Mawardi. Pernikahan hanya bisa tercapai kalau bisa mendapatkan keuntungan. Bagaimana dengan keluargamu? Kerja sama apa yang keluargamu inginkan?"     

"Keluargaku menginginkan tanah milik Keluarga Mawardi yang berada tepat di samping tanah milik keluargaku. Areanya tidak besar jadi tidak perlu mengembangkan tanah itu bersama-sama. Salim Mawardi dulu pernah ingin membeli tanah milik ayahku, tetapi ayahku menolak," dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, Raka sudah mencari tahu mengenai semua kemungkinan yang bisa terjadi.     

Anya memandang ke arah Raka yang bisa menjawab pertanyaan Aiden tanpa berpikir dan langsung berkata, "Kamu datang bukan untuk mengunjungiku, tetapi untuk meminta saran dari Aiden," katanya sambil menyipitkan matanya.     

Raka tertawa mendengar tuduhan itu. "Aku datang untuk mengunjungimu. Tetapi memang benar aku ingin meminta saran dari Aiden."     

"Kamu bisa mendapatkan berita yang sangat detail, apakah Nico yang memberitahunya?" Aiden sudah mengetahui apa niat Raka datang ke sini.     

Raka tidak akan bisa mendapatkan tanah itu sendiri sehingga ia ingin meminta bantuan dari Aiden.     

Raka mengangguk. Ia tidak menyangkal bahwa memang benar Nico yang memberitahunya.     

"Salim Mawardi takut pada istrinya sendiri. Mungkin sulit untuk mencapainya, tetapi aku bisa meminta Harris untuk mencoba mendapatkan tanah itu. Kalau ia berhasil mendapatkannya, aku memintamu untuk mengajak Nico bekerja sama denganmu mengembangkan tanah itu," sebagai seorang paman, Aiden adalah sosok yang kompeten dan penyayang. Ia mengusahakan berbagai cara agar Nico selalu terlibat dalam urusan Atmajaya Group.     

Raka langsung menyetujuinya. Tidak sulit bekerja sama dengan Nico karena Nico adalah sahabatnya sendiri.     

Kalau Harris bisa mendapatkan tanah itu dari Keluarga Mawardi, Raka tidak perlu menikah dengan Della.     

Setelah Raka pergi dari rumah sakit, Anya menatap ke arah Aiden dengan serius, "Apakah cara itu bisa berhasil?"     

"Tergantung pernikahan mana yang Salim Mawardi inginkan," kata Aiden.     

"Aku tidak paham …" Anya menatap suaminya dengan bingung. "Jangan memutar-mutar kalimatmu. Jelaskan padaku!"     

"Di mata Salim, Harris adalah anak yang sehat dan cerdas. Sementara Halim tidak bisa diharapkan, sama halnya dengan Della yang melarikan diri dari rumah. Ia harus memilih apakah ingin memberikan tanah itu kepada Harris yang berniat menikah dengan Nadine, atau kepada Della yang sedang diberitakan dengan Raka," kata Aiden.     

Anya mulai memahami apa arti kata Aiden. "Tentu saja ia akan lebih memilih Keluarga Atmajaya. Harris jauh lebih bisa diandalkan daripada putranya sendiri dan Keluarga Atmajaya jauh lebih terpandang. Ia tidak akan melewatkan kesempatan ini."     

"Tetapi kamu lupa satu hal yang penting. Salim takut pada istrinya," kata Aiden. Setelah menjelaskannya pada Anya, Aiden langsung menelepon Harris.     

"Tanah yang kamu inginkan," kata Aiden dengan singkat.     

"Apakah Tuan ingin membelinya?" Harris langsung tertegun mendengarnya.     

"Salim Mawardi datang ke Keluarga Atmajaya sebagai ayahmu, menawarkan tanah itu sebagai hadiah pernikahan. Aku meminta seseorang untuk memperkirakan harga tanah itu dan harganya cukup mahal," kata Aiden dari telepon.     

Harris terdiam mendengarnya. Ia tidak ingin mengakui Salim ataupun Keluarga Mawardi sebagai keluarganya.     

"Bilang pada Salim bahwa Nadine memiliki saham Atmajaya Group sebesar 3%. Ia juga memiliki banyak properti atas namanya sendiri. Menikah dengan Keluarga Atmajaya adalah pilihan yang terbaik," Aiden mengatakan dengan jelas bahwa Harris harus bertindak.     

Aiden tahu Harris begitu keras kepala, tidak mau mengakui ayahnya dan lebih memilih untuk tidak mengenal Keluarga Mawardi. Tetapi kekeraskepalaannya itu bisa membuatnya arogan dan mengalami kerugian.     

Padahal seharusnya, Harris bisa mendapatkan Keluarga Mawardi.     

"Saya akan mencobanya," kata Harris.     

"Kamu pikir untuk apa ibumu berada di Keluarga Atmajaya? Semuanya ia lakukan untuk melindungimu. Keluarga Mawardi, terutama istri Salim sangat kejam. Salim telah mengecewakanmu dan ibumu, dan ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Gengsi tidak akan membuat hidupmu lebih bahagia. Gengsi tidak akan mendatangkan makanan untukmu. Lihat saja apa yang terjadi pada Jonathan karena ia tidak berani melawan keluarganya. Pada akhirnya, istri Jonathan lah yang menjadi korban. Kamu harus menjadikannya sebagai contoh," Aiden tidak banyak berbicara.     

Ia percaya bahwa Harris akan memahami kata-katanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.