Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Melarikan Diri



Melarikan Diri

0"Anya, apakah kamu merindukan aku?" semua rasa lelah yang Aiden rasakan langsung lelah begitu mendapatkan telepon dari Anya.     

"Aku merindukanmu dan aku tidak bisa tidur sekarang. Apa yang kamu lakukan?" tanya Anya sambil tersenyum.     

"Aku sedang lembur. Nico melarikan diri dari pekerjaan. Kak Ivan sedang mengurus masalah ibunya dan ia butuh waktu sekarang. Ia tidak bisa kembali bekerja," kata Aiden.     

"Apakah kamu menangani semua pekerjaan mereka?" Anya ikut merasa tertekan mendengarnya. "Kamu harus banyak istirahat. Suruh Harris membantumu."     

"Bagaimana keadaanmu di sana?" tanya Aiden.     

"Selain merindukanmu, semuanya baik-baik saja. Kalau aku terlalu merindukanmu, aku akan pulang cepat," kata Anya sambil tersenyum.     

"Katakan padaku kalau kamu mau pulang, aku akan menjemputmu," kata Aiden.     

"Aku dengar, Jessica menemuimu. Mengapa ia datang?" tanya Anya, berpura-pura cemburu.     

"Apakah kamu ingat tanah yang dimiliki oleh Hermawan Group? Jessica datang untuk menawarkan tanah itu padaku," Aiden tidak menyembunyikannya.     

Anya berguling-guling di ranjang sambil memikirkannya dan kemudian berkata, "Aiden, jangan percaya pada Jessica. Walaupun ia mau menjual tanah itu dengan murah, jangan membelinya."     

"Mengapa tidak boleh membelinya?" tanay Aiden dengan sengaja.     

"Jessica benar-benar marah padamu. Kalau ia bisa mendapatkan harga jual yang mahal, ia pasti akan melepaskan tanah itu pada Rudi. Tetapi sekarang, ia beralih dari Rudi dan menjual tanah itu padamu. Itu artinya sekarang bukan waktunya untuk membeli tanah itu, tetapi mencari tahu mengapa Rudi tidak mau membelinya," kata Anya dengan tenang.     

Aiden tertawa mendengarnya. "Anya, apakah kamu benar-benar tidak mau bekerja di perusahaan dan membantuku?"     

Anya ikut tertawa mendengarnya, tetapi ia menolak. "Tidak, biar kamu saja yang memimpin perusahaan. Lebih baik aku mengembangkan Iris."     

Galih juga ingin Anya mengambil alih Pratama Group. Sekarang Aiden ingin ia membantu Atmajaya Group. Tetapi ia tidak mau bekerja di perusahaan. Ia ingin melakukan hal-hal yang disukainya.     

Keara ingin menjadi seorang CEO wanita yang menawan dan dikagumi oleh orang banyak. Tetapi Anya tidak seperti kakaknya. Ia hanya ingin melakukan pekerjaan yang dicintainya.     

Setelah Galih berada di penjara, Pratama Group diurus oleh seorang manajer profesional. Anya hanya perlu menghadiri rapat pemegang saham saja, tidak harus memimpin perusahaan.     

Karena Aiden mengawasinya, manajer profesional itu tidak berani melakukan apa pun yang bisa merugikan Pratama Group. Mereka sangat berhati-hati dalam mengurus Pratama Group.     

Saat Aiden mendengar suara Anya yang ceria, suasana hatinya jauh membaik. "Aku akan mencari banyak uang untuk keluarga kita. Kamu hanya perlu mengerjakan yang kamu inginkan. Sekarang tidurlah, sudah malam."     

"Kamu juga jangan tidur terlalu malam. Oh ya, Jenny sekarang tinggal bersama dengan ibuku. Kamu harus mengawasinya juga," kata Anya.     

"Apa maksudmu?" Aiden memijat batang hidungnya. Bima juga sempat membicarakan mengenai Rudi. Dan sekarang, Jenny tiba-tiba saja melarikan diri dari rumah tanpa menghubungi siapa pun.     

"Apakah kamu ingat mengapa Raka dan Natali awalnya bertunangan?" tanya Anya, memberi petunjuk untuk Aiden.     

Ketika Raka mabuk berat, Natali mengambil foto mereka berdua untuk memastikan agar mereka bisa bertunangan. Pada akhirnya, keinginan Natali terkabulkan.     

Anya takut hal yang sama akan terjadi pada Jenny.     

Aiden mengangguk dan meyakingkan Anya. "Aku paham. Aku akan mengingatkan Jenny. Kamu bersenang-senanglah dengan anak-anak. Tidak perlu khawatir."     

"Baiklah. Selamat tidur, suamiku," Anya memeluk ponselnya dan memberikan ciuman dari jauh untuk Aiden.     

…     

Jenny sudah tinggal di rumah Diana selama satu minggu, sehingga Andre dan istrinya datang untuk menjemputnya.     

Andre adalah paman Aiden. Ia dan istrinya, Nina, tidak bisa memiliki anak sehingga mereka memutuskan untuk mengadopsi Jenny, yang sekarang merupakan anak kesayangan mereka.     

Tetapi Jenny ternyata bukan hanya putri mereka, tetapi juga anak dari Keluarga Atmajaya. Kalau Bima ingin Jenny menikah dengan Rudi, mereka tidak bisa melawan.     

Nina menggenggam tangan putrinya dan berkata, "Jenny, ayo pulang sama mama."     

"Aku tidak mau pulang," Jenny menolak.     

"Jenny, aku tahu kamu tidak menyukai Rudi. Biar aku yang bicara pada kakekmu mengenai hal ini," kata Andre.     

"Aku adalah putri kalian. Aku bahkan tidak memiliki nama Atmajaya pada namaku. Mengapa orang-orang itu harus mengendalikan pernikahanku? Mereka tidak pernah terlibat dalam hidupku dan tidak membiayai aku. Sekarang, mereka ingin menjualku untuk mendapatkan lebih banyak uang. Mengapa?" teriak Jenny dengan marah.     

"Apakah kamu bisa menyelesaikan masalah dengan melarikan diri dari rumah dan tinggal di sini?" kata Nina.     

"Rumah ini dekat dengan rumah paman. Nenek Diana adalah ibu dari bibiku. Hanya paman yang mau membantuku! Kalian pikir aku gegabah dan melarikan diri ke tempat sembarangan. Aku hanya ingin meminta bantuan dari pamanku dan biarkan ia yang memutuskan untukku. Papa dan mama pulang saja!" Jenny mendorong Andre dan Nina ke taman.     

Saat Andre dan Nina datang, Diana langsung berpamitan pergi ke taman agar tidak mengganggu mereka. saat ia kembali, ia menemukan Jenny masih berada di rumahnya.     

"Jenny, kamu tidak kembali bersama dengan orang tuamu?" tanya Diana.     

"Mereka tidak bisa membantuku. Dengan kembali bersama mereka, apakah mereka bisa menyelesaikan semuanya? Lebih baik aku tinggal di sini sampai paman mendapatkan cara," Jenny tersenyum dengan nakal.     

Diana tertawa mendengarnya. "Apa yang ingin kamu makan untuk nanti malam, anak nakal? Bagaimana dengan sop buntut?"     

"Aku menyukainya!" Jenny membantu Diana untuk mencuci sayur-sayuran yang diambilnya dari taman.     

"Aku juga akan membuatkan telur orak-arik dengan sambal nanti. Dan tadi aku sudah menggoreng burung dara." Diana adalah wanita yang sangat hangat. Sekarang ia tinggal sendirian setelah Anya menikah. Keberadaan Jenny membuatnya sangat senang.     

"Aku datang ke tempat yang tepat!" Jenny bertepuk tangan dengan gembira.     

Saat Diana memasak di dapur, Jenny membantunya untuk mencuci beras dan menanak nasi.     

Hanya ada Jenny dan Diana saja saat makan malam itu, tetapi mereka menikmati makan malam sambil berbincang-bincang dan tertawa.     

Pengawal yang tinggal di rumah Diana untuk menjaga mereka juga disambut dengan hangat dan disuguhi berbagai makanan hingga ia merasa gemuk.     

Saat ia sedang makan di ruang CCTV, ia melihat seorang pria aneh yang berdiri di depan pintu.     

Pengawal tersebut langsung masuk ke dalam rumah dan melapor pada Diana. "Nyonya, ada mobil di depan pintu. Dan ada seorang pria yang datang."     

Pada saat yang bersamaan, pintu bel berbunyi. Wajah Rudi terlihat dari layar video intercom.     

Jenny mencurigai Jessica lah yang telah memberitahu lokasinya pada Rudi.     

Ia mengambil cuti dari Atmajaya Group, melarikan diri dari rumah dan bersembunyi di rumah Diana.     

Hanya Jessica saja yang tahu alamat rumah ini karena ia sempat datang untuk mencari Aiden.     

"Apakah ada orang di rumah?" Rudi melihat lampu di rumah itu menyala dan ada CCTV di depan pintu. Ia tahu bahwa ada orang di dalam.     

"Jangan buka pintu untuknya. Suruh pengawal paman untuk mengusirnya," kata Jenny.     

"Nyonya, apakah perlu saya usir?" kata pengawal itu dengan serius. Ia sudah siap untuk melawan siapa pun yang berani menyakiti majikannya.     

Diana langsung menghentikannya. "Biar aku saja yang membukakan pintu. Orang ini adalah tamu. Tidak ada gunanya menolaknya. Dan orang ini adalah CEO Aditya Group. Tidak baik kalau kita menyinggungnya."     

"Aku menghindarinya tetapi ia masih mencariku. Apakah ia tidak mengerti? Aku tidak menyukainya dan berusaha untuk melarikan diri darinya. Aku tidak pernah melihat orang yang tidak tahu malu sepertinya!" Jenny benar-benar marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.