Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Berhati-hati



Berhati-hati

0"Senyummu manis sekali! Kangen Nico, ya!" goda Anya. "Nico terlalu narsis. Ia mengirim begitu banyak foto selfie!"     

"Kemarin malam, ia berpura-pura tidak mau meninggalkan aku. Tetapi sekarang setelah pergi, sepertinya ia benar-benar senang," Tara cemberut.     

"Kamu masih punya aku!" Anya memeluknya sambil tersenyum.     

"Aku mau makan banyak siang ini!" kata Tara dengan kesal.     

Anya tertawa dan mengangguk dengan gembira.     

…     

Siangnya, Aiden mengajak mereka ke sebuah restoran.     

Makanan di restoran itu sangat enak. Tidak hanya Anya saja, bahkan Arka dan Aksa pun makan dengan sangat lahap!     

"Aku rasa, saat aku pulang akhir bulan nanti, aku benar-benar akan menggendut seperti babi," Anya merasa sangat puas dengan semua makanan yang ia pesan, tetapi ia juga khawatir dengan bentuk tubuhnya.     

"Kamu tidak gendut. Jangan khawatir. Nanti kita bisa diet bersama," kata Tara sambil mengedipkan mata ke arah Anya.     

"Mungkin lebih baik aku mengurangi makanku," kata Anya.     

Arka dan Aksa sangat belepotan saat makan. Awalnya, Indah ingin menyuapi mereka, tetapi kata Aiden biarkan saja mereka makan sendiri.     

Mereka berdua duduk di kursi tinggi khusus anak-anak dan di meja mereka terdapat peralatan makan khusus anak-anak. Melihat orang-orang di sekitarnya, Arka dan Aksa mengikuti mereka untuk makan dengan menggunakan tangan mereka sendiri.     

Tetapi menggunakan alat makan terlalu sulit bagi mereka. Akhirnya, Arka dan Aksa melemparkan alat makan mereka dan menggunakan tangan mereka untuk makan dengan gembira.     

Setelah mereka berdua selesai makan, suster mencuci tangan dan wajah mereka, kemudian mengganti baju mereka.     

Dalam waktu singkat saja, Arka dan Aksa tampak kembali tampan dan bersih di hadapan mereka.     

Setelah itu Aiden memberi mereka jus buah, sehingga mereka terlihat sangat tenang saat menikmati jus tersebut. Dengan menggunakan sedotan, mereka tidak lagi mengotori baju mereka seperti sebelumnya.     

…     

Keesokan harinya, Aiden pulang dan kembali bekerja.     

Sebelum pulang, Anya meminta Aiden untuk membawa banyak rempah-rempah dan juga jamur untuk oleh-oleh Diana. Di sana, sup jamur sangat enak sehingga Anya ingin ibunya juga mencicipinya.     

Sejak Anya menemukan orang tua kandungnya, Anya jarang bisa menemani Diana. Tetapi bukan berarti hubungan mereka sebagai ibu dan anak menjadi meregang.     

Saat Anya menemukan makanan enak atau barang yang bagus, ia akan selalu ingat pada ibunya.     

Malamnya, Anya membacakan buku cerita untuk Arka dan Aksa hingga mereka tertidur. Setelah itu, ia kembali ke kamar dan melihat pesan dari ibunya.     

Anya langsung menelepon ibunya dengan video call dan tidak butuh waktu lama bagi Diana untuk mengangkat panggilan itu.     

"Apakah anak-anak sudah tidur?" tanya Diana.     

Anya melihat ibunya sedang menggunakan masker dan terkejut melihatnya. Jarang sekali ia melihat ibunya memanjakan diri seperti ini. "Ibu, akhirnya ibu mau merawat kulit ibu!"     

"Jenny yang memberikannya padaku. Ia menginap di sini," kata Diana.     

"Ia sudah punya dua ibu, tetapi masih mau merebut ibuku lagi," Anya menggerutu dengan sengaja.     

Diana langsung tertawa mendengarnya. "Aku sedang menggunakan masker, jangan buat aku tertawa. Jenny bilang ia tidak ingin menikah. Ia sedang bersembunyi dari pria bernama Rudi."     

"Kalau Jenny tidak mau menikah dengannya, tidak akan ada yang memaksanya," kata Anya.     

"Anya, bukankah Rudi ini adalah mantan kekasih sepupumu, Agnes? Ibu dengar semua yang menimpa Agnes terjadi karena si Rudi ini," kata Diana.     

"Kita jadi bisa mengenal Agnes karena Keara berpura-pura menjadi Agnes. Memang apa yang menimpa Agnes terjadi karena dulu Rudi berselingkuh darinya. Pria itu bukan pria baik-baik. Kalau Jenny tidak suka padanya, Aiden tidak akan memaksa," kata Anya dengan tenang.     

"Aiden sudah punya rencana sendiri. Yang penting, kamu berhati-hatilah," kata Diana.     

"Aku senang punya ibu yang mengurusku dan ibu yang perhatian padaku," kata Anya sambil tertawa.     

"Bagaimana keadaan ibumu? Kamu harus sering-sering memperhatikannya. Ia pasti sangat sedih terhadap apa yang menimpa pada ayahmu," Diana juga mengetahui bahwa Keara berpura-pura menjadi Agnes dan ingin menyakiti Anya, tetapi Galih menyembunyikan semuanya. Sebagai seorang wanita, ia bisa memahami perasaan Indah.     

"Ibu sedikit sedih, tetapi ia sudah memaafkan ayah. Sekarang ia hanya ingin menemaniku dan menunggu hingga ayah keluar dari penjara," kata Anya.     

Diana melepaskan masker di wajahnya dan pergi ke kamar mandi sambil membawa ponselnya. Ia mencuci wajahnya dan berkata, "Aku bisa memahami apa yang ayahmu lakukan. Kamu bisa hidup dengan bahagia sementara Keara harus menghabiskan waktunya di penjara. Tentu saja, sebagai seorang ayah ia ingin membantu putrinya."     

"Ibu, kadang-kadang aku berpikir, mungkin karena aku tidak tinggal dan besar dengan ayah, ia tidak terlalu menyayangiku dan lebih mencintai Keara," Anya tidak berani memberitahu Indah mengenai pemikirannya itu, karena ia khawatir ibunya akan sedih.     

Kalau Indah juga merasa bahwa Galih lebih sayang pada Keara yang notabene bukan anak Indah, Indah pasti akan merasa sangat sedih.     

"Sebagai orang tua, sulit untuk menyeimbangkannya. Kamu sendiri juga sudah menjadi ibu dari dua anak. Suatu hari nanti, saat salah satu anakmu mandiri dan yang lainnya membutuhkan bantuan, tentu saja kamu akan condong ke arah yang lebih lemah. Kamu harus paham bahwa cepat atau lambat, hari itu akan tiba," kata Diana.     

Anya terdiam mendengar penjelasan ibunya. Sebenarnya, kalau dipikir-pikir, tanpa sadar Anya lebih sering membantu Arka dibandingkan Aksa, karena Aksa lebih nakal dan sering merebut mainan kakaknya.     

Apakah suatu hari nanti, Aksa akan merasa bahwa Anya lebih sayang pada Arka dibandingkan dirinya? lalu apa yang harus ia lakukan kalau sampai hal itu terjadi?     

"Baiklah, ibu, aku tidak akan terlalu memikirkannya. Sekarang ia hanya punya aku dan ibu. Aku akan berusaha untuk lebih memahaminya."     

Anya merasa sangat beruntung bisa bertemu kembali dengan orang tua kandungnya. Ia tidak akan mengabaikan ayahnya hanya karena masalah dengan Keara.     

Diana kembali ke kamarnya dan berkata, "Saat Aiden datang ke rumah ibu hari ini, seorang wanita datang untuk mencarinya."     

"Mencarinya di rumah ibu?" tanya Anya sambil mengerutkan keningnya.     

"Setelah melihat CCTV, Jenny mengenali wanita itu. Katanya namanya adalah Jessica dan dulu ia sangat menyukai Aiden. Cepatlah pulang, jangan tinggalkan suamimu sendirian di sini. Kalau tidak akan ada wanita yang merebutnya!" kata Diana.     

"Aiden tidak menyukainya. Jangan khawatir"! Anya tertawa.     

"Apakah kamu mengenalnya?" Diana meletakkan krim wajah yang ada di tangannya dan menatap Anya dari layar.     

"Jessica bukan orang baik-baik. Sekarang ia tahu bahwa ibu tinggal di taman, sebaiknya ibu berhati-hati. Suruh Aiden untuk melihat CCTV, siapa tahu ada orang yang mencurigakan di sekitar sana."     

Lalu, Anya teringat bahwa Jenny juga tinggal di sana. "Ibu, tolong katakan pada Jenny untuk berhati-hati juga. Jangan sampai ada yang terjadi pada Jenny."     

"Apakah maksudmu Rudi dan Jessica bekerja sama untuk mencelakai Jenny?" Diana sudah mendengar banyak cerita dari Anya walaupun ia tidak terlibat langsung dengan urusan keluarga Atmajaya, sehingga ia juga bisa menerka-nerka apa yang sedang terjadi.     

"Jenny tidak menyukai Rudi, tetapi kalau sampai ada sesuatu yang terjadi di antara mereka, bisa-bisa Jenny dipaksa untuk menikahinya, tidak peduli Jenny menyukainya atau tidak. Sekarang, Jenny tinggal di rumah ibu dan ibu bertanggung jawab untuk menjaganya. Ada baiknya kalau kita lebih berhati-hati. Aku akan menelepon Aiden. Ibu juga harus menjaga diri," kata Anya dengan tenang.     

Diana mengangguk dengan senang. "Anak ibu sudah dewasa sekarang."     

"Di mata ibu, aku selamanya tetap kecil dan aku akan selamanya jadi anak-anak," Anya tertawa. "Sudah malam. Tidurlah, Bu. Selamat malam," setelah menutup telepon, Anya langsung menelepon Aiden.     

Aiden masih berada di ruang kerjanya untuk mempelajari beberapa dokumen. Ketika Anya meneleponnya, rasanya semua rasa lelahnya langsung lenyap. "Anya, apakah kamu merindukan aku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.