Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Pernikahan di Perkebunan



Pernikahan di Perkebunan

0"Harris, sudah berapa kali aku bilang padamu. Ia adalah Tuanmu saat bekerja, tetapi di luar pekerjaan, ia adalah pamanmu. Kamu terbiasa untuk mendengarkan perintahnya setiap saat. Bagaimana bisa kamu membiarkannya pergi di hari pernikahannya?" Nadine merasa sangat marah. "Sekarang, apa yang harus aku lakukan?"     

"Semuanya akan berjalan dengan lancar. Jangan khawatir. Aku sudah mengatur semuanya," kata Harris.     

…     

Sementara itu, di perkebunan tempat Anya berada saat ini, cuacanya sangat cerah. Anya sudah mengenakan pakaian khas daerah tersebut. Arka dan Aksa juga mengenakan pakaian daerah, berjalan-jalan di sekitar perkebunan tersebut sambil melihat-lihat banyak hal baru yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.     

Aiden juga sudah mengenakan pakaian daerah, memegang kamera dan merekam di belakang Anya dan anak-anaknya itu.     

"Tuan, waktunya akan segera tiba," kata seorang staf.     

Aiden berhenti merekam dan langsung memerintahkan semua staf untuk bersiap. "Segera bersiap-siap untuk siaran langsungnya.     

Saat Anya menyarankan agar mereka mengadakan pesta pernikahan di perkebunan, Aiden ingin menolak. Ia bisa membayangkan bagaimana terkejutnya ribuan orang yang datang ke hotel, tetapi menyadari bahwa Anya dan Aiden tidak berada di sana.     

Ditambah lagi, ada banyak orang yang datang khusus untuk dirinya karena ketenarannya jauh melebihi Ivan.     

Tetapi bagaimana lagi? Siapa suruh ia menjadi budak istrinya.     

Kalau Anya mengatakan ingin pergi ke perkebunan dan mengadakan pesta pernikahan di sana, Aiden akan langsung mengatur bagaimana cara mereka bisa melarikan diri tanpa ada orang yang tahu.     

Awalnya ia ingin menolak. Tetapi saat istrinya itu memandangnya dengan tatapan polos dan penuh harap, Aiden sama sekali tidak bisa menolaknya. Akhirnya, ia setuju untuk melarikan diri bersama dengan dua putra mereka.     

Walaupun Raisa tidak ingin berdiri berdampingan dengan Anya, bukan berarti ia tidak ingin mengadakan pesta dengan Anya. Ia hanya takut dibanding-bandingkan dengan Anya, kalau ia tidak cukup cantik, baik dan menawan untuk berdiri di samping Ivan.     

Tetapi setelah mengetahui Anya telah pergi ke perkebunan, Raisa merasa sedikit kecewa.     

Bagaimana pun juga, akhir-akhir ini hubungannya dengan Anya sudah jauh lebih baik. Sekarang tidak ada lagi permusuhan atau pun perasaan tidak enak di antara mereka.     

Waktunya sudah tiba dan pesta pernikahan itu sudah tidak bisa menunggu Anya dan Aiden. Lagu pernikahan dimainkan, Raisa dan Ivan berjalan memasuki ruangan berdampingan.     

Hari ini, Raisa menjadi ratu tercantik di pesta ini.     

Sang MC memperkenalkan pengantin wanita dan pria, kemudian menceritakan kisah cinta mereka sejak mereka masih kecil.     

Tepuk tangan meriah memenuhi ruangan itu dan semua orang ikut gembira di hari yang membahagiakan bagi Raisa dan Ivan.     

"Paman, saat kamu menikah dulu, apakah pestanya semeriah ini?" tidak tahu sejak kapan Jenny sudah berdiri di samping Jonathan.     

"Aku … Ibu Alisa dan aku adalah teman sekelas. Kami hanya mengadakan pesta pernikahan kecil-kecilan saja, tidak semeriah ini," kata Jonathan dengan tatapan menerawang.     

"Maafkan aku. Aku tidak tahu," kata Jenny dengan menyesal.     

Jonathan menepuk pundak Jenny dengan lembut. "Tidak masalah. Suatu hari nanti, saat Alisa akan menikah, aku akan mengadakan pesta pernikahan yang luar biasa megah untuknya."     

"Paman, berapa usia Alisa sekarang? Kamu sudah memikirkan mengenai pernikahannya," Jenny tertawa.     

"Mungkin pernikahan Alisa memang masih lama, tidak sepertimu. Hari ini, sepertinya kakek dan ibumu mengenalkan banyak pria padamu. Apakah ada yang kamu sukai? Aku rasa, pria tampan itu menyukaimu dan ia terlihat cukup oke," Jonathan memandang pria yang tidak jauh dari mereka.     

"Apakah paman mengenalnya?" tanya Jenny dengan suara pelan.     

"Sepertinya aku mengetahuinya. Ia adalah Rudi, CEO dari Aditya Group kan?" kata Jonathan dengan suara pelan.     

"Iya, benar dia. Tiga tahun lalu, Agnes menjalankan operasi plastik hingga depresi karena pria itu," bisik Jenny.     

"Mantan kekasih Agnes? Bagaimana ia bisa …" Jonathan terkejut.     

Jenny memandang pria itu dengan jijik. "Ia meninggalkan Agnes karena menyukai wanita lain. Tetapi sekarang saat mendengar bahwa Keluarga Atmajaya ingin mencari menantu, ia ingin ikut menjadi salah satu kandidat. Benar-benar tidak tahu malu."     

Wajah Jonathan sedikit berubah mendengarnya, "Apa yang kakekmu katakan?"     

"Kakek bilang, pria itu mungkin masih terlalu muda dan tidak bisa berpikir dengan jernih. Wajar kalau ia melakukan kesalahan. Di antara semua pria yang ada hari ini, kakekku paling menyukainya. Dari pada dia, aku lebih baik menikah dengan Martin," kata Jenny dengan kesal.     

"Aku?" tidak tahu dari mana Martin berasal, tiba-tiba saja ia mendengar percakapan Jenny dan Jonathan.     

"Keluarga Aditya sangat terkenal di luar negeri dan akhir-akhir ini perkembangannya di Indonesia juga semakin baik. Dari latar belakang keluarga, Keluarga Atmajaya dan Keluarga Aditya sangat cocok. Rudi juga memiliki kemampuan dan penampilan yang luar biasa. Sepertinya ia adalah pilihan yang tepat," kata Jonathan.     

Mendengar kata-kata Jonathan, Jenny merasa marah. "Kalau kamu merasa ia adalah pilihan yang tepat, mengapa tidak kamu saja yang menikahinya? Aku tidak menyukainya!"     

Setelah itu, Jenny meninggalkannya dengan kesal.     

"Ada apa? Apakah pria itu calon jodoh Jenny?" tanya Martin dengan penasaran.     

"Martin, berpura-pura polos dan lugu di hadapan Jenny mungkin berhasil. Tetapi tidak perlu berpura-pura seperti itu di hadapanku," kata Jonathan sambil tersenyum.     

Martin ikut tertawa. "Jonathan, aku hanya bercanda."     

"Tetapi aku mengagumimu. Tidak mudah bisa bekerja sama dengan Keluarga Atmajaya dan juga merekrut Nico menjadi aktor. Kalau kamu bisa mendapatkan Jenny, kamu sangat beruntung. Tetapi aku ingin mengingatkanmu bahwa Jenny sangat polos. Kalau kamu tidak menyukainya, tolong jangan sakiti dia," setelah mengatakannya, Jonathan pindah ke tempat lain.     

Martin berdiri di tempatnya dan menggelengkan kepalanya berulang kali. Yang ia sukai bukan Jenny, tetapi Raisa.     

Memang benar, dengan menggunakan Jenny, bisa menjadi Keluarga Atmajaya dan mencapai kesuksesan. Tetapi itu artinya ia akan menjadi saudara dengan Raisa. Bukankah itu sangat menyakitkan untuknya yang baru saja patah hati?     

Ia masih bisa mencari uang dengan cara lain, bukan dengan cara menyulitkan hidupnya.     

Namun, ia tidak menyangka bahwa Jonathan akan se-protektif itu pada Jenny.     

Martin memandang ke arah panggung, melihat Raisa bertukar cincin dengan Ivan dan kemudian berciuman. 'Selama kamu bisa mendapatkan kebahagiaanmu, itu saja sudah cukup bagiku!' batin Martin di dalam hatinya.     

Ia benar-benar turut bahagia atas pernikahan Raisa dan Ivan. Apa lagi, Martin sudah mengenal mereka berdua sejak kecil dan tahu bahwa Ivan akan memperlakukan Raisa dengan sangat baik.     

Ivan dan Raisa turun dari atas panggung menuju ke meja pengantin mereka dan sang MC langsung memperkenalkan pasangan kedua hari ini, Anya dan Aiden.     

"Anya dan Aiden sedang tidak berada di tempat ini, tetapi mereka juga mengadakan pernikahan di hari yang sama. Mari kita lihat ke arah layar besar," kata MC itu dengan keras.     

Saat layar besar menyala, sebuah kamera dari drone menunjukkan lautan bunga-bunga yang indah.     

"Ini adalah perkebunan milik Pratama Group. Saat bencana terjadi, Aiden dan Anya lah yang menjaga dan menyelamatkan perkebunan ini dari kehancuran. Oleh sebab itu, mereka memutuskan untuk mengadakan pernikahan mereka di sana," suara MC itu terdengar lagi.     

"Pemandangannya indah sekali."     

"Pernikahan outdoor juga bagus ya ternyata, terutama di tengah lautan bunga seperti ini."     

"Aku juga ingin mengadakan pernikahan seperti itu."     

"Kalau ada banyak tamu yang datang, bunga-bunga itu akan diinjak-injak hingga mati. Sebaiknya jangan menyusahkan bunga-bunga itu."     

Tiba-tiba saja, Nico dan Tara muncul di kamera.     

"Halo, semuanya. Aku Nico dan aku yang akan memimpin pesta pernikahan ini," kata Nico, begitu muncul di kamera.     

Tara yang sedang hamil juga tidak bisa menghadiri pesta pernikahan besar-besaran yang diadakan oleh Keluarga Atmajaya. Itu sebabnya ia memutuskan untuk ikut Anya menuju ke perkebunan dan menyaksikan pesta pernikahan itu dari siaran langsung.     

"Kapan kakakku pergi ke sana?" Nadine menatap Nico di layar besar itu dengan iri.     

Tetapi ia tidak bisa bilang bahwa ia ingin ikut ke perkebunan itu karena pernikahan Ivan dan Raisa di hotel itu juga sama pentingnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.