Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Melarikan Diri di Hari Pernikahan



Melarikan Diri di Hari Pernikahan

0"Dasar anak bau ini. Saat ia pulang nanti, aku akan mematahkan kakinya! Aku memang terkenal di media sosial dan bisa dianggap sebagai selebgram, tetapi aku tidak menyangka ia akan ketagihan dengan ketenaran itu. Sekarang aku benar-benar marah," geram Bima dengan kesal.     

Keluarga Atmajaya sudah lama tidak mengadakan pertemuan penting seperti ini. Dan kali ini, isi dari pertemuannya adalah Nico yang hendak melakukan debutnya.     

"Kakek, sekarang adalah jaman modern. Menjadi aktor bukan pekerjaan yang memalukan. itu juga sebuah profesi. Tolong hargai kesenanganku," Nico terlihat tidak senang.     

"Apakah menjadi general manajer Atmajaya Group tidak sebaik aktor? Siapa yang akan mengurus perusahaan kalau kamu menjadi aktor?" kata Bima dengan marah.     

"Kalau aku bisa mengerjakan keduanya, apakah kakek akan membiarkan aku melakukan pekerjaan yang aku sukai?" Nico tidak mau melepaskan kesempatan ini.     

Ia tidak memiliki latar belakang profesional dan tidak pernah bermain drama. Ia tidak tahu mengapa sutradara James menganggap ia cocok untuk menjadi pemeran utama.     

Awalnya, pria berambut emas yang ia temui di ulang tahun Arka dan Aksa lah yang akan menjadi pemeran utama film tersebut. Tetapi, pada akhirnya ia merebut peran itu.     

"Tidak, aku tidak akan pernah membiarkanmu menjadi aktor!" kata Bima dengan tegas.     

"Hari ini, paman dan bibiku ada di sini. Bagaimana kalau kita mengadakan pemungutan suara secara anonim, sehingga tidak ada yang terpengaruh dengan pendapat kakek," saran Nico.     

"Baiklah kalau begitu. Yang setuju Nico menjadi aktor bisa menulis 'setuju' pada kertas dan sebaliknya," Bima memanggil salah satu pelayannya untuk menyiapkan keras.     

Di meja panjang ruang makan, seorang pelayan membagikan kertas dan pulpen. Ada sebuah mangkuk besar di tengah meja untuk menaruh hasil suara.     

"Bolehkan aku bicara dulu, kakek?" kata Nico sambil tersenyum.     

"Tidak!" Bima melotot ke arahnya, tetapi bukan berarti Nico akan diam saja.     

"Paman Ivan, Paman Aiden, kalian pasti khawatir aku sibuk syuting dan tidak memedulikan perusahaan. Tetapi aku berjanji pada kalian kalau syuting mengganggu pekerjaanku, aku akan langsung berhenti. Semua orang bilang aku cocok dengan pemeran utama film tersebut dan aku benar-benar menginginkannya. Tolong bantu aku!" Nico memohon kepada mereka.     

Bima adalah orang pertama yang menulis. Ia melipat kertas bertuliskan 'tidak setuju' dan melemparkannya ke mangkuk.     

Di bawah pengawasan Bima, Maria juga langsung menulis 'tidak setuju'.     

Anya duduk di samping Maria dan bisa melihat jawaban Maria. Ia mengangkat pulpennya, tetapi tidak tahu harus menulis apa.     

Diam-diam, ia melirik ke arah Aiden dan melihat bahwa suaminya itu menulis 'setuju'!     

Raisa terus mengedipkan matanya ke arah Anya, meminta contekan jawaban. Anya segera menuliskan 'setuju' dan ketika melipatnya, ia sengaja menunjukkannya secara diam-diam pada Raisa.     

Raisa melihat jawaban Anya dan langsung menulis 'setuju' tanpa keraguan sedikit pun. Ivan menulis begitu cepat sehingga Raisa tidak sempat melihatnya. Ia juga tidak mungkin menanyakan keputusan Ivan di hadapan Bima.     

Tara memandang ke semua orang dan bertanya. "Apakah aku juga boleh memilih?"     

"Tentu saja," Bima mengangguk.     

Tara langsung mengambil pulpen dan keras di meja dan menuliskan kata 'setuju'. Baginya, selama Nico bisa melakukan pekerjaan yang ia sukai dan mendapatkan uang banyak, Tara tidak peduli apa pun pekerjaan Nico.     

Tara adalah pecinta makanan dan pecinta uang. Baginya, hidup tidak akan bisa tenang tanpa adanya uang. Selama Nico bisa mendapatkan uang untuk keluarga mereka, itu artinya, Nico bertanggung jawab dan melakukan pekerjaannya sebagai kepala keluarga yang baik, kan?     

Setelah semuanya selesai, seorang pelayan langsung membantu menghitung hasil suaranya. Tidak disangka, hanya ada dua vote 'tidak setuju' dan yang lainnya memilih setuju.     

Bima melotot dengan marah ke arah semua orang. "Nico sudah hampir 30 tahun. Ia tidak bekerja keras dan malah ingin bermain-main. Kalian semua ingin membuatku marah?"     

"Ayah, Nico ingin menjadi aktor dan ingin bermain film. Biarkan ia mencobanya. Setidaknya, biarkan ia melakukan hal yang ia inginkan sekali dalam seumur hidupnya," kata Ivan.     

"Benar, Ayah. Biar Nico mencobanya. Setelah mencoba, ia akan kembali," kata Aiden.     

Akhirnya, Bima hanya bisa pasrah dan menyetujuinya.     

Saat masih kecil, Nico ingin bermain sepak bola dan menjadi atlit. Tetapi, Bima terus memaksanya untuk belajar, belajar dan belajar.     

Saat kuliah, Nico ingin belajar akting, tetapi keluarganya memaksanya untuk mempelajari administrasi bisnis.     

Seumur hidupnya, semua orang selalu menghalangi keinginannya. Tidak mungkin selamanya Nico akan patuh.     

Akhirnya, Ivan setuju untuk mengundur kepergiannya ke luar negeri hingga Nico selesai syuting filmnya.     

…     

Tanggal 11 bulan 11.     

Tanggal cantik itu menjadi pilihan Raisa untuk mengadakan pesta pernikahannya.     

Anya tidak keberatan dengan semua rencana Raisa dan membiarkan Raisa yang memilih tanggal pernikahannya. Tetapi ia tidak mengatakan pada Raisa bahwa sebenarnya ia dan Aiden memiliki rencana lain.     

Anya dan Aiden akan menikah di hari yang sama dengan Ivan dan Raisa. Maria dan Nadine juga ikut membantu untuk mengatur semua acara ini bersama dengan event organizer yang Keluarga Atmajaya pilih.     

Di pagi-pagi hari sekali, Jenny berdiri berdampingan dengan tim bridesmaid yang sudah Raisa pilih, tampak secantik bunga di musim panas.     

Raisa adalah orang pertama yang sadar bahwa Anya dan Aiden tidak ada di sana.     

"Jenny, di mana paman dan bibimu?" tanya Raisa dengan panik.     

"Bolehkah aku bilang aku tidak tahu?" kata Jenny dengan misterius sambil tertawa terkikik.     

"Kamu tahu ke mana mereka pergi?" Nadine begitu sibuk hingga baru menyadari bahwa Anya dan Aiden menghilang.     

Jenny memandang ke jam tangannya. "Saat ini, harusnya paman dan bibi sudah tiba di perkebunan."     

"Perkebunan mana?"     

"Perkebunan milik keluarga bibi," jawab Jenny dengan ceria.     

"Apa!?" Nadine merasa seperti disambar petir. Bagaimana bisa sang pengantin hilang di hari pernikahannya?     

"Bibi bilang ia mau mengadakan pesta pernikahan gabungan dengan Bibi Raisa karena takut ibu kelelahan. Tetapi ia juga tidak mau mencuri perhatian dari semua tamu dan ingin Bibi Raisa juga bahagia di hari istimewanya. Jadi, hari ini akan ada dua pengantin pada pernikahan, tetapi salah satunya di hotel dan yang lainnya di perkebunan," kata Jenny.     

"Apakah kamu sudah tahu sejak lama? Mengapa kamu tidak memberitahuku hal sepenting ini?" Nadine merasa hampir pingsan mendengarnya.     

Lalu bagaimana?     

Aiden dan Anya sudah pergi. Hanya tersisa satu pasangan saja di sini.     

"Untuk membuat semua orang tidak marah, aku bahkan memutuskan untuk tinggal di sini dan tidak pergi bersama dengan paman dan bibi. Apa lagi yang kamu inginkan?" dengus Jenny dengan tidak senang.     

Nadine juga memandangnya dengan kesal. "Tetapi tidak seharusnya kamu diam saja. Perkebunan itu sangat jauh dan letaknya di dekat gunung. Kalau tidak ada sinyal saat siaran, bagaimana bisa pernikahannya berjalan dengan lancar?"     

"Paman sudah mengatur semuanya. Kalau kamu tidak percaya, tanyakan saja pada Harris," saat Jenny melihat Harris datang, ia langsung melemparkan permasalah ini pada Harris. "Kakak ipar, kakak sudah tahu bahwa paman dan bibi melarikan diri. Cepat jelaskan padanya!" kata Jenny dengan manis.     

Nadine melotot ke arah suaminya dengan marah. "Kamu sudah tahu?"     

"Nadine, aku minta maaf. Tuan bilang padaku …"     

"Harris, sudah berapa kali aku bilang padamu. Ia adalah Tuanmu saat bekerja, tetapi di luar pekerjaan, ia adalah pamanmu. Kamu terbiasa untuk mendengarkan perintahnya setiap saat. Bagaimana bisa kamu membiarkannya pergi di hari pernikahannya?" Nadine merasa sangat marah. "Sekarang, apa yang harus aku lakukan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.