Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Debut



Debut

0"Aku memiliki sebuah perusahaan entertainment kecil, memiliki beberapa artis dan industri periklanan! Salam kenal. Semoga kita bisa bekerja sama di lain waktu," Martin memberikan kartu namanya dengan sopan.     

Jonathan menerima kartu nama itu dan melihat nama perusahaan yang tertera di sana. "Kamu perusahaan yang akhir-akhir ini bekerja sama dengan Atmajaya Group kan? Aku pernah mendengarnya dari Aiden."     

"Kak, ibuku mencarimu. Katanya ada yang ingin ayahku bicarakan denganmu," Anya menghampiri Jonathan.     

"Aku permisi dulu," Jonathan menerima kartu nama itu dan pergi. Martin ingin meminta kartu nama Jonathan, tetapi Anya menghentikannya. "Gendut, ada apa?"     

"Nama panggilanmu gendut? Itu benar-benar cocok sekali!" Jenny tertawa terbahak-bahak.     

Martin memandang Anya dengan kesal. "Di depan orang banyak jangan memanggilku seperti itu. Aku punya nama. Namaku Martin."     

Tiba-tiba saja, seorang pria muda dengan rambut emas yang panjang datang dan merangkul Martin. "Hei, Babi Gendut, teman kecilmu ini cantik sekali. Apakah kamu bisa memperkenalkannya padaku?"     

Jenny tersenyum dan sengaja berkata, "Kakak cantik, eyeliner yang kamu gunakan cantik sekali."     

Anya langsung tertawa mendengarnya.     

Ketika Jin mendengar Jenny memanggilnya dengan sebutan kakak cantik, ia langsung mengerutkan keningnya. "Adik kecil, tidak semua orang berwajah cantik adalah seorang perempuan. Mungkin beberapa dari mereka adalah laki-laki."     

"Tetapi kamu mirip dengan ibuku. Itu sebabnya aku memanggilmu kakak cantik," mulut tajam Jenny memang sangat luar biasa.     

Tantangan Jenny membuat pria berambut emas itu mengamuk. "Aku adalah seorang pria tulen. Perusahaan Martin memang menyukai penampilan pria yang androgyny dan ceria seperti matahari sehingga ia mau merekrutku!"     

"Gendut, kamu sangat menyedihkan. Ceria seperti matahari apanya. Aku ingat kamu bekerja di industri entertainment, kan? Kalau kau kekurangan aktor, aku bisa mengenalkan kakakku padamu. Kakak iparku sedang hamil sekarang. Selain melakukan siaran langsung, kakakku tidak akan keberatan untuk bekerja part time sebagai aktor untuk menambah penghasilan. Kakakku adalah pria ceria seperti matahari yang kamu inginkan."     

Jenny sama sekali tidak terpesona dengan pria berambut emas itu. Ia bukan tipikal bintang yang akan bersinar kalau menjadi aktor dan menyarankan agar Martin tidak menandatangani kontrak dengannya.     

Martin tidak menyangka bahwa pria berambut emas itu akan muncul di hadapannya dengan image demikian. Terakhir kali mereka bertemu, ia tidak bersikap seperti ini.     

"Adik kecil, apakah kamu tidak tahu siapa aku?" Jin menatap ke arah gadis kecil yang masih terlalu muda untuk memahami ketampanan dan kecantikan di dunia ini. "Apakah kamu tidak pernah melihat pria tampan sebelumnya? Aku akan menjadi pemeran utama dalam sebuah film setelah ini."     

"Aku tidak peduli apakah kamu akan membintangi film atau tidak. Tetapi kamu sangat jelek dan film mu tidak akan mendapatkan hasil yang bagus. Aku sudah melihat begitu banyak pria tampan dan kamu sangat jelek dibandingkan mereka. Paman-pamanku sangat tampan, kakakku sangat tampan, Paman Jonathan juga sangat tampan …"     

"Jenny, sudah cukup. Ayo pergi," Anya tidak mau Jenny terus berbicara dengan pria berambut emas itu.     

"Jangan pergi dulu! Aku ingin kamu memperjelas semuanya hari ini. Aku tidak terima kamu menyebutku jelek tanpa bukti," kata pria berambut emas tersebut.     

"Kalau aku memanggil semua orang-orang yang aku sebutkan tadi, aku rasa kamu akan malu dan langsung keluar dari industri pertelevisian besok," kata Jenny dengan sengaja.     

Anya menghela napas panjang. "Maaf, keponakanku masih sangat kecil. Aku harap kamu tidak tersinggung. Selamat menikmati acaranya. Permisi."     

"Aku tidak bisa menikmati acaranya," kata pria tersebut dengan kesal.     

"Persetan kalau kamu tidak bisa menikmati acaranya. Lagi pula, mengapa kamu menghina Martin? Ia adalah bos di perusahaanmu. Ia belum bilang akan merekrutmu. Kalau kamu bertemu dengannya, seharusnya kamu memanggilnya dengan sebutan Pak atau Tuan. Mengapa kamu malah memanggilnya Babi Gendut? Lihat saja rambut kuningmu yang seperti karatan. Mata dan bibirmu membuatmu terlihat seperti banci. Hari ini adalah hari ulang tahun sepupuku. Apakah kamu pikir ini adalah pesta topeng? Bagaimana kalau dua adikku takut?"     

Jenny bertolak pinggang dan memandangnya dengan penuh tantangan. Ternyata, ia sengaja melawan pria ini karena pria itu telah menghina Martin. Ia tidak senang pria itu memanggil Martin dengan sebutan Babi Gendut. Meski bibinya juga memanggil Martin dengan sebutan Gendut, tetapi panggilan bibi itu adalah memang panggilan kesayangan sejak kecil.     

Namun, pria ini adalah anak buah Martin dan Martin adalah bosnya. Apa sopan memanggil bos dengan sebutan seperti itu?     

Martin merasa terharu melihat Jenny membelanya. Ia pikir Jenny hanya ingin beradu mulut dengan pria ini. Siapa sangka ternyata Jenny marah karena dirinya.     

"Jenny, apa yang kamu lakukan di sini? Kakek mencarimu," Nico mendengar hari ini adalah hari di mana kakek dan ibunya ingin mencarikan jodoh untuk Jenny. Ada banyak pria yang sudah menunggunya.     

"Orang yang paling jelek di keluargaku sudah datang. Walaupun kakakku tidak bisa dibandingkan dengan paman-pamanku, kejelekannya saja sudah lebih dari cukup untuk membuatmu sadar bagaimana wajahmu. Martin, jangan merekrut orang yang tidak bisa menghormati bosnya!" setelah mengatakannya, Jenny mengikuti Anya pergi.     

Nico memandang adiknya itu dengan sedikit kesal. Meski demikian, ia tidak bisa membantah karena paman-pamannya memang sangat luar biasa.     

Ia memandang pria berambut emas dan kemudian ke arah Martin. "Walaupun aku tampan, aku rasa kamu tidak akan mampu merekrutku."     

"Aku tidak bilang mau merekrutmu. Jenny yang mengatakannya," Martin merasakan keringat dingin di dahinya. Ia tidak menyangka kakak dari gadis kecil itu ternyata adalah Nico Atmajaya.     

Pria berambut emas itu juga terpaku di tempatnya. Gadis kecil itu tidak bohong. Tidak heran ia terlihat jelek di matanya.     

Kakak dari gadis kecil itu adalah Nico Atmajaya. Ia bilang ia memiliki paman-paman yang tampan. Salah satunya adalah Aiden Atmajaya dan yang lainnya adalah Ivan Atmajaya. Memang semua pria di Keluarga Atmajaya luar biasa tampan.     

"Kamu tidak mau merekrutku? Kamu benar-benar tidak punya selera," Nico mendengus.     

Martin bingung. Haruskah ia mengatakan bahwa ia benar-benar ingin merekrut Nico, tetapi ia tidak berani.     

"Bukannya aku tidak mau," kata Martin dengan hati-hati. "Tetapi perusahaan kecilku rasanya tidak mampu merekrut orang hebat sepertimu."     

Ketika mendengar hal itu, Nico merasa suasana hatinya membaik. "Kita bisa membicarakannya harga terendahnya dulu. Aku bukan tipe orang yang pemilik. Bagaimana pun juga, aku harus menabung untuk membeli susu dan popok anak-anakku nanti."     

"Tetapi harga terendah sekali pun, sepertinya aku tidak mampu," Martin tersenyum dengan canggung.     

"Tuan Nico, aku baru saja menerima tawaran film oleh seorang sutradara. Sepertinya ia masih membutuhkan orang untuk peran-peran lainnya. Aku bisa merekomendasikan kamu padanya. Apakah kamu mau mencobanya?" kata pria berambut emas itu, berusaha untuk mengambil hati Nico.     

"Siapa sutradaranya?" tanya Nico,     

"Sutradara James."     

…     

Keesokan harinya, berita mengenai pesta ulang tahun pertama dari dua bos kecil Keluarga Atmajaya memenuhi topik utama.     

Dan beberapa hari kemudian, Nico akhirnya memulai debutnya. Ia bergabung dengan agensi milik Martin dan menjadi pemeran utama di film yang digarap oleh Sutradara James.     

Berita ini membuat semua orang di luar sana menggila.     

"Ya Tuhan, Nico akhirnya main film!"     

"Apakah kakeknya tahu mengenai hal ini? Tapi Nico Atmajaya memang sangat hot."     

"Katanya, Sutradara James sangat pemilih dalam menentukan aktornya. Hebat sekali ia bisa mendapatkan peran itu?"     

"Aku tidak sabar untuk menyaksikannya!"     

Film tersebut bahkan belum mulai syuting, tetapi sudah mendapatkan begitu banyak perhatian. Sang sutradara beserta seluruh kru langsung terkejut karena sambutan tersebut.     

Saat Keluarga Atmajaya mendapatkan berita itu, sudah ada banyak komentar-komentar di internet. Bahkan Maria pun tidak menyangka bahwa putranya akan bermain film dan menjadi aktor.     

"Dasar anak bau ini. Saat ia pulang nanti, aku akan mematahkan kakinya! Aku memang terkenal di media sosial dan bisa dianggap sebagai selebgram, tetapi aku tidak menyangka ia akan ketagihan dengan ketenaran itu. Sekarang aku benar-benar marah," geram Bima dengan kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.