Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Pesta Ulang Tahun Pertama



Pesta Ulang Tahun Pertama

0"Aiden, Anya … Apakah Anya masih menyalahkanku? Ia pasti sangat sedih saat tahu bahwa aku lebih mencintai kakaknya. Aku minta maaf. Aku malu untuk bertemu dengannya dan anak-anak …" Galih tidak bisa melanjutkan kalimatnya lagi.     

Aiden berhenti melangkah dan berbalik untuk menatap Galih yang terlihat kebingungan sendirian. "Keara adalah luka di hati Anya yang tidak akan pernah bisa ia sembuhkan. Kalau kamu benar-benar merasa bersalah dan menyesal, datanglah saat pesta ulang tahun Arka dan Aksa."     

Aiden keluar dari sana dengan hati yang bergejolak. Ia merasa bahwa dunia ini benar-benar tidak terkira.     

Galih tidak akan pernah menyangka bahwa suatu hari nanti, ia akan berakhir di penjara.     

Keara juga tidak berpikir bahwa semua perbuatannya bisa membuatnya menderita di neraka dunia seperti ini.     

Bagi Aiden, semua ini adalah konsekuensi atas perbuatan mereka berdua. Galih dan Keara tidak pantas mendapatkan simpati dari siapa pun karena mereka berdua yang telah melakukan semua ini sendiri!     

Tidak seperti Aiden, hati Anya masih lembut saat memikirkan mengenai hubungannya dengan Galih, hubungan ayah dan anak yang sejak kecil belum pernah ia rasakan. Ia berharap bahwa Galih bisa hadir di pesta ulang tahun Arka dan Aksa.     

Kalau bukan karena permintaan Anya, Aiden tidak akan pernah datang mengunjungi Galih di penjara.     

…     

Pada tanggal 25 Oktober, pesta ulang tahun Arka dan Aksa diadakan secara besar-besaran. Selama ini, semua orang mengetahui bahwa Nico adalah satu-satunya cucu laki-laki Keluarga Atmajaya. Namun, sekarang, bertambah lagi dua cucu laki-laki yang tampan bagi Keluarga Atmajaya dan ini adalah sebuah kebahagiaan yang luar biasa.     

Dan ada alasan lain mengapa Keluarga Atmajaya mengadakan pesta ini dengan megah. Bima dan Maria berencana ingin memperkenalkan Jenny, anak perempuan termuda dari Keluarga Atmajaya, pada beberapa pria yang akan menjadi calon pasangannya di masa depan.     

Anya sudah membuat kartu nama yang baru. Selain nama Iris, nama dan alamat Iris Parfume Academy sekarang juga sudah tercantum di sana.     

Pesta ulang tahun ini juga menjadi kesempatan bagi Anya untuk memperluas koneksinya. Ia juga mengundang beberapa teman sekelasnya saat ia kuliah di luar negeri, berharap ada beberapa dari mereka yang tertarik untuk mengajar di sekolahnya.     

Kalau ia ingin Iris untuk berkembang, ia membutuhkan tenaga-tenaga profesional.     

Selain itu, parfum original buatannya juga harus terus menerus diperbaharui dan ia juga harus mengganti dengan produk yang baru.     

Pesta ulang tahun cucu Keluarga Atmajaya diadakan di salah satu hotel milik Atmajaya Group. Ruangan yang digunakan untuk acara sangat luar biasa, seperti sebuah istana. Tidak semua orang bisa hadir di sana, hanya orang-orang yang memiliki nama atau ketenaran.     

Ini pertama kalinya Arka dan Aksa terlihat di muka umum. Sebelumnya, saat Anya mengadakan pesta kelahiran kedua putranya, para tamu hanya bisa memandang dua anak tersebut dari foto. Walaupun Arka dan Aksa sempat muncul sebentar untuk memotong kue, tidak ada tamu yang bisa mendekatinya dan melihatnya dari jarak lebih dekat.     

Dan akhirnya, nama lengkap Arka dan Aksa diumumkan di depan umum.     

Arkana Bima Atmajaya dan Aksara Ardan Atmajaya.     

Walaupun Galih berharap bahwa salah satu dari cucunya bisa mendapatkan nama belakang keluarganya, nama Pratama, untuk mengambil alih Pratama Group nantinya, akhirnya semua anggota keluarga memutuskan untuk tidak membedakan nama anak kembar.     

Arka dan Aksa meniup lilin ulang tahun mereka dan semua anggota Keluarga Atmajaya berdiri di panggung untuk berfoto bersama.     

Diam-diam, Raisa bertanya pada Ivan, "Kak, mengapa di keluarga Atmajaya banyak yang memiliki nama dengan awalan A. Apakah nanti anak kita juga akan seperti itu?"     

Karena mereka berdiri cukup dekat dengan Bima, Bima bisa mendengarkan percakapan mereka.     

Walaupun Bima sudah tua, pendengarannya masih sangat bagus. Ia berkata sambil tersenyum. "Bagaimana kalau Adrian Atmajaya? Apakah Raisa menyukainya?"     

"Ayah, aku akan tertekan kalau kamu memberiku nama anak laki-laki. Apa yang harus aku lakukan kalau anakku perempuan?"     

"Aku tidak keberatan, laki-laki atau perempuan. Aku hanya ingin memiliki cucu yang banyak." Bima terata dengan gembira.     

"Anya punya dua anak laki-laki. Apakah aku harus punya setidaknya satu anak laki-laki?" gumam Raisa dengan suara pelan. Setelah menjadi istri Ivan, semua orang akan membandingkannya dengan Anya, termasuk mengenai masalah anak.     

Ketika mendengar gumamannya, Bima merasa sangat senang. Ia percaya bahwa semakin banyak anak akan semakin banyak rejeki. Ia akan sangat gembira kalau Raisa bersedia untuk memiliki banyak anak.     

Setelah memotong kue, lagu-lagu mulai dimainkan. Banyak orang mulai bergandengan dan memasuki lantai dansa.     

Anya melihat ke sekitarnya dan melihat ibunya sedang duduk sendirian. Ia tidak menyangka Galih benar-benar menolak untuk datang ke pesta ulang tahun pertama cucu-cucunya.     

"Ibu, mengapa kamu duduk di sini sendiri?" tanya Anya, menghampirinya.     

Ketika Indah melihatnya, ia menyunggingkan senyum tipis di wajahnya dan tersenyum. "Ibu tidak apa-apa. Tidak perlu mengkhawatirkan aku.     

"Apakah kamu sedih karena ayah tidak datang?" tanya Anya.     

Tiba-tiba saja, Bima menghampiri Anya dengan tergesa-gesa dan berkata dengan suara cukup keras. "Anya, ayahmu datang!"     

Anya menoleh dan melihat ke arah pintu masuk ruangan tersebut dan melihat Galih datang sambil mengenakan jas yang rapi. Rambutnya terlihat rapi seolah baru ditata hari ini.     

"Galih, aku menunggumu untuk makan kue ulang tahunnya bersama-sama," Bima menyambutnya dengan gembira.     

Walaupun Galih telah melakukan kesalahan, sikap Bima padanya sama sekali tidak berubah. Demi anak dan cucunya, Bima rela mengesampingkan semua permasalah dan hidup rukun dengan Galih.     

Banyak orang berusaha untuk menyembunyikan kesalahannya, tetapi pada akhirnya mereka malah menyeret dan menyulitkan anak-naka mereka.     

Hanya ada beberapa orang saja yang bisa bersikap seperti Galih. Ia mau bertanggung jawab atas semua kesalahan yang dibuatnya sendiri.     

Ketika Bima menyambut Galih, banyak rekan-rekan kerja Galih yang juga langsung menyapanya.     

Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Galih dan hanya bisa menebak-nebak bahwa masalah yang mengikatnya hanyalah masalah pajak. Akhir-akhir ini, penyelidikan mengenai pajak semakin ketat.     

Namun, Pratama Group sangat kaya dan memiliki Keluarga Atmajaya sebagai pendukungnya. Sepertinya, masalah ini akan segera berakhir sehingga tidak ada satu orang pun yang berani menghina Galih.     

Anya menggandeng tangan ibunya dan berkata, "Ibu, apakah kamu senang sekarang? Ayah sudah datang!"     

Indah tertawa. "Kalau ia berani bersembunyi dariku, aku akan langsung memarahinya begitu melihatnya!"     

"Maaf aku terlambat. Ada sesuatu yang terjadi dan aku harus menyelesaikannya. Aku akan menemui cucu-cucuku dulu," kata Galih, tetapi semua orang yang berada di sana langsung memahami apa maksudnya.     

Bima datang sambil membawa kedua cucunya dan menguji Galih. "Galih lihat, yang mana Arka dan yang mana Aksa?"     

Galih melihat kedua cucunya itu. Mereka mengenakan pakaian dan gaya rambut yang sama persis, hingga dari kupu-kupu yang ada di leher mereka sekalipun. Bagaimana cara membedakan mereka berdua?     

Namun, salah satu dari mereka tiba-tiba saja mengulurkan tangannya dan ingin pindah dari gendongan Bima ke Galih.     

"Ini Aksa, kan?" Galih menggendong bos kecil itu sambil tertawa.     

Aksa tertawa dengan gembira dan mencium pipi kakeknya itu.     

Kalau Arka dan Aksa tidak berbicara atau pun bergerak, tidak akan ada yang bisa membedakan mereka. Namun, sifat mereka sangat berbeda.     

Arka lebih tenang dan diam dibandingkan adiknya. Sementara Aksa lebih aktif, cerewet dan ceria.     

"Kamu memang benar-benar kakeknya, langsung bisa mengenali mereka dengan satu kali lihat," Bima ikut tertawa.     

"Ayah, kamu datang. Ibu sudah menunggu kedatanganmu," kata Anya dengan sengaja.     

"Biar aku yang menggendong Aksa. Kamu berdansa lah dengan istrimu!" Bima mengambil Aksa lagi dengan senyum lebar.     

Galih memandang ke arah Indah, terlihat sedikit malu. "Indah, aku kembali."     

"Kamu terlihat kurusan," bisik Indah dengan suara pelan.     

"Aku minta maaf membuatmu khawatir," Galih melangkah maju dan memegang tangan Indah. Lagu-lagu dansa terus dimainkan dan mereka berjalan menuju ke lantai dansa.     

Anya melihat Tara tidak jauh dari ayah dan ibunya. Ia sedang hamil, tetapi ia berdansa dengan Nico dengan senang.     

Anya menoleh ke arah Aiden dan berkata sambil tersenyum. "Tuan Atmajaya, apakah kamu mau berdansa denganku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.