Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Menyerahkan Diri untuk Menghukum Diri Sendiri



Menyerahkan Diri untuk Menghukum Diri Sendiri

0"Tidak seharusnya kamu melakukan hal ini!" kata Diana sambil menggelengkan kepalanya dengan pasrah.     

Anya memandang ekspresi kedua ibunya dan mendengar apa yang mereka katakan. Kedua ibunya itu jauh lebih mengenal ayahnya dibandingkan dirinya sehingga ia langsung menyadari apa yang terjadi.     

"Jadi benar? Ayah yang mengeluarkan Keara dari penjara? Apakah ayah tahu kalau itu adalah kejahatan?" kata Anya. Dalam hati, ia berulang kali berdoa bahwa tebakannya itu keliru. Tetapi sepertinya doanya tidak bisa dikabulkan kali ini.     

Galih memegang kepalanya dengan kedua tangannya dan menundukannya dengan sedih. "Apa yang bisa aku lakukan? Saat aku melihatnya mau mati, mana bisa aku membiarkannya begitu saja? Keara adalah putriku. Semuanya salahku sehingga ia menjadi seperti ini. Aku tidak bisa membiarkannya begitu saja!"     

"Galih, jawab pertanyaanku. Apakah kamu menyesal menyelamatkannya?" kata Indah sambil menangis.     

Galih hanya menundukkan kepalanya tanpa bisa menjawab pertanyaan itu. Bisa terlihat dengan jelas bahwa ia sangat bimbang dan kebingungan.     

Pada saat itu, para polisi datang dan memberitahu mereka kemajuan penyelidikan dari kasus ledakan tersebut.     

"Kami menemukan bahwa Aiden Atmajaya memesan dua karangan bunga dan memberikannya pada Anya Pratama untuk Iris Parfume Academy. Di belakang karangan bunga itu terdapat tulisan bahwa memang benar itu dipesan untuk Iris Parfume Academy. Jadi, karangan bunga yang Aiden Atmajaya pesan adalah karangan bunga yang masih utuh di depan Iris Parfume Academy," polisi itu menunjukkan nota pemesanan, surat jalan dan surat penerimaan pada Galih.     

Dari data tersebut, tidak ada yang salah. Memang benar Aiden mengirimkan karangan bunga untuk istrinya sendiri.     

"Tetapi Agnes bilang bahwa Aiden yang mengirim karangan bunga yang meledak itu!" kata Galih dengan marah.     

Polisi itu menggaruk kepalanya dengan bingung. Ini pertama kalinya mereka menyelidiki kasus aneh seperti ini selama bertahun-tahun.     

"Ada yang salah dengan pengakuan Agnes. Ia bilang bahwa Aiden yang mengirimkan karangan bunga itu. Tetapi sebenarnya, ia memesan karangan bunga itu sendiri," kata polisi tersebut.     

"Apa?" Galih terkejut.     

Diana dan Indah juga mendengar bahwa Agnes sendiri yang memesan karangan bunga dengan bom itu. Apa yang sebenarnya ia inginkan?     

"Dari mana karangan bunga itu berasal?" tanya Anya.     

Polisi tersebut memberikan informasi lain lagi. "Kami sudah memeriksa bahwa karangan bunga itu dipesan oleh Agnes dari luar kota. Pemilik tokonya sudah mendengar berita ini dan melarikan diri. Kami telah menyita komputer dari toko tersebut dan memeriksa pesanannya serta alamat pengirimannya."     

"Apakah ada alamat pengirimannya?" tanya Galih.     

"Ya, benar. Agnes mengirimkan karangan bunga dengan bom itu untuk Iris Parfume Academy. Tetapi kurir yang mengirimnya bingung karena dua sekolah itu berdiri berhadapan dan masih belum ada nama beserta tanda pengenalnya. Mereka melihat bahwa Iris Parfume Academy sudah mendapatkan banyak karangan bunga dan menyimpulkan bahwa karangan bunga yang ini adalah untuk sekolah di depannya. Sehingga pada akhirnya mereka meletakkannya di depan sekolah tari itu," polisi tersebut menjelaskan dengan sangat sabar.     

Anya merasa cerita ini sangat konyol dan bertanya. "Jadi, Agnes memesan karangan bunga yang bisa meledak itu untukku. Kurirnya salah mengirimkan dan malah mengirimkannya pada sekolahnya sendiri. Ia memegang detonatornya dan berusaha untuk membunuhku saat aku berdiri di samping karangan bunga itu, tetapi pada akhirnya ia malah melukai dirinya sendiri. Apakah itu benar?"     

Salah satu polisi yang lebih muda juga merasa tragedi itu sangat konyol. Ia ingin tertawa tetapi berusaha menutupinya dengan terbatuk.     

Polisi yang lebih tua langsung memelototinya dan berkata, "Sejauh ini, itu kesimpulan yang kami dapatkan. Pemilik toko bunga itu sendiri yang mengerjakan karangan bunga dengan bom itu, tetapi ia sudah melarikan diri. Para bawahannya hanya bertanggung jawab untuk mengirimkannya.     

"Terima kasih sudah menyelidikinya. Agnes sudah melakukan kejahatan dan ingin membunuh orang-orang yang baik padanya. Setelah semua ini terjadi, ia malah ingin melemparkan tanggung jawabnya pada kami yang tidak berbuat apa-apa. Aku harap ia bisa mendapatkan hukuman yang setimpal," kata Anya dengan tenang.     

"Aku tidak menyangka ia akan sekejam itu," kata Indah dengan sedih.     

Diana menepuk pundaknya, "Jangan dipikirkan lagi. Yang penting semuanya baik-baik saja sekarang."     

"Tuan Galih, kami dengar Anda sangat dekat dengan Agnes. Kami membutuhkan bantuanmu dan ingin menanyakan beberapa hal mengenai Agnes," kata polisi tersebut.     

Galih memandang ke arah Indah dan menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan. "Anya, jaga ibumu baik-baik. Ayah akan pergi."     

Anya menyadari bahwa Galih tidak akan bisa menghindar lagi dari kesalahan yang diperbuatnya. Kalau saja Agnes tidak melakukan apa pun yang bisa menimbulkan kecurigaan, mungkin mereka semua bisa hidup dengan tenang. Dan kejahatan Galih selamanya akan terkubur dalam tanah.     

"Ayah, katakan saja apa yang kamu ketahui. Jangan menambah-nambahkan cerita. Aku dan ibu tidak ada hubungannya dengan Agnes," kata Anya. Ia benar-benar kecewa berat dengan ayahnya dan tidak bisa mempercayainya lagi.     

Ia tidak mau kalau sampai ayahnya menyeret-nyeret nama ibunya.     

"Aku minta maaf. Tolong jaga ibumu untuk ayah!" setelah mengatakannya, Galih berjalan keluar mengikuti para polisi.     

"Galih … Galih…" Indah berlari ke arah pintu dan menangis saat melihat Galih masuk ke dalam mobil polisi tanpa menoleh lagi ke belakang.     

…     

Malam itu, Aiden memberitahu Anya bahwa Galih telah mengakui semua kesalahannya dan ia akan dipenjara dalam waktu yang cukup lama.     

Agnes, atau yang seharusnya disebut Keara, dipindahkan ke rumah sakit miliki penjara dan hukuman yang paling berat telah menantinya.     

Indah berulang kali datang ke penjara, ingin mengunjungi Galih. Tetapi Galih tidak mau menemuinya dan hanya menitipkan sebuah surat, mengatakan bahwa ia meminta maaf dan menyesal atas perbuatannya.     

Keara ingin bertemu dengan Indah, tetapi Indah menolak.     

Anak yang ia besarkan seperti anaknya sendiri, yang ia manjakan, yang ia sayangi dan cintai malah berniat membunuhnya. Ia tidak akan pernah mau menemui Keara lagi seumur hidupnya!     

Saat Indah kehilangan putrinya, ia mencurahkan semua kasih sayang dan cintanya pada Keara, bersumpah bahwa ia akan membuat Keara bahagia selamanya.     

Meski ia harus bersedih karena kehilangan putrinya, Keara tidak pernah sekali pun melihat kesedihannya. Indah selalu penuh dengan cinta.     

Ia memperlakukan Keara yang tidak memiliki ibu sebagai putrinya sendiri, berharap ada orang di luar sana yang menemukan putrinya dan memperlakukan putrinya sama seperti ia mencintai Keara.     

Tetapi bagaimana balasan Keara?     

Ia mengubah tes DNA Anya, mencegah agar Indah tidak bisa menemukan putri kandungnya. Ia juga membunuh anak pertama Anya. Setelah itu, ia berulang kali ingin membunuh Anya.     

Indah benar-benar menyesal telah membesarkan wanita seperti itu! Ia tidak tahu apa yang salah dengan didikan dan cinta darinya yang membuat Keara bisa menjadi wanita seperti ini.     

Keara yang terluka parah karena ledakan benar-benar sedih dan putus asa. Ia bahkan sudah tidak punya kemampuan untuk bunuh diri.     

Ditambah lagi, Galih dipenjara karena perbuatan Keara.     

Sekarang, Keara ingin menemuinya? Sampai mati sekali pun, Indah tidak akan mau bertemu dengan Keara lagi!     

…     

Setelah Galih dan Keara dipenjara, hidup Anya dan Aiden kembali damai. Setelah ini, akan ada acara besar di Keluarga Atmajaya, yaitu ulang tahun pertama dua bos kecil, Arka dan Aksa.     

Akhir-akhir ini, Arka dan Aksa sudah mulai bisa berjalan sendiri, meski mereka masih sedikit oleng dan tidak seimbang.     

Saat melihat kedua putranya yang sudah bisa, Anya teringat akan ayahnya yang berada di dalam penjara dan merasa sedih.     

"Aiden, apakah kamu bisa mencari cara untuk mengeluarkan ayahku dari penjara agar ia bisa menghadiri pesta ulang tahun Arka dan Aksa?" tanya Anya dengan suara pelan.     

Aiden merangkul Anya dan mengecup keningnya dengan lembut. "Ayahmu bahkan tidak mau bertemu dengan ibumu. Apakah kamu pikir ia mau keluar dan menghadiri pesta ulang tahun anak-anak?"     

"Tidak ada salahnya mencoba. Aku dan ibu tidak menyalahkannya," Anya menghela napas panjang.     

"Ia tertipu oleh Keara. Bagaimana pun juga, Keara adalah putri kandungnya. Sekarang setelah tahu semuanya, aku merasa semua ini tidak adil untukmu," kata Aiden dengan suara pelan. "Seandainya saja ia tidak mengaku, tidak akan ada yang tahu mengenai Keara. Ia menyerahkan diri dan menyerahkan Keara karena ia ingin menghukum dirinya sendiri."     

"Aku tidak tahu apakah ia ingin menghukum dirinya sendiri atau menghukum aku dan ibu dengan cara tidak mau menemui kami. Cari cara untuk bertemu dengannya dan membujuknya untuk datang ke pesta ulang tahun anak-anak," Anya hanya punya satu harapan yaitu suaminya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.