Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Pernikahan Gabungan



Pernikahan Gabungan

0"Sebentar lagi, Raisa dan Ivan akan mengadakan pernikahan. Bagaimana denganmu dan Aiden? Apakah kamu tidak mau mengadakan pesta pernikahan?" tanya Maria.     

Anya belum pernah memikirkan mengenai pesta pernikahannya. Mungkin kalau Maria tidak menanyakannya, ia tidak akan pernah membayangkan bahwa suatu saat nanti ia harus mengadakan sebuah pesta.     

Waktu sudah berjalan terlalu cepat. Saat Anya sedang hamil, ia meninggalkan semua pekerjaannya. Sekarang, ia hanya ingin bekerja.     

"Apakah aku dan Aiden harus mengadakan pesta, Kak?" tanya Anya. Ia tidak menginginkan pesta itu.     

"Tentu saja. Pernikahan hanya satu kali seumur hidup. Apakah kamu tidak mau mengenakan gaun pengantin dan mendapatkan ucapan selamat dari orang banyak? Sebagai seorang wanita, setidaknya kamu harus pernah mengenakan gaun pengantin sekali seumur hidup," kata Maria.     

"Tolong tanyakan pada Raisa, apakah ia keberatan kalau aku dan Aiden mengadakan pesta gabungan dengannya. Kak Ivan dan Aiden kan bersaudara. Dengan begitu, kita juga bisa menghemat waktu dan tenaga. Aku tidak mau kakak kelelahan."     

Maria tertawa. "Baiklah, baiklah. Aku akan menanyakannya pada Raisa. Mengurus pernikahan bukanlah hal yang berat bagiku, tenang saja …"     

Setelah menutup telepon, Anya langsung menelepon ponsel Bima. Saat ini, ia sedang minum teh bersama dengan Marsha.     

Bima terkejut saat mendengar Anya mendapatkan kiriman bunga, karena bukan ia yang mengirimnya. Ia mengatakan pada Anya bahwa ia akan menanyai teman-temannya satu per satu. Siapa tahu ada salah satu dari mereka yang mengirimkan, tetapi lupa mencantumkan nama.     

…     

Raisa kesal saat mendengar bahwa Anya ingin mengadakan pesta pernikahan gabungan.     

Ia langsung mengeluh pada ibunya. "Ibu, apa yang harus aku lakukan? Anya lebih cantik dan lebih terkenal dari aku. Nanti ia akan merebut semua perhatian dan menjadikanku sebagai latar belakang."     

"Ibu akan membicarakannya dengan Maria nanti dan mengatakan bahwa kamu dan kakakmu akan mengadakan pesta bersama. Biar keluarga kita saja yang mengurus dan menanggung biayanya. Della tidak akan bisa mencuri perhatian semua orang darimu. Jangan khawatir!" kata Irena.     

"Anya memikirkan mengenai Kak Maria. Ia khawatir Kak Maria terlalu lelah mengurus pesta itu sendirian. Tetapi aku tidak mau mengadakan pesta bersama dengan orang lain. Aku ingin sendirian," Raisa menjadi semakin dan semakin marah.     

Ketika Raka turun dari lantai atas, ia mendengar Raisa masih terus mengeluh.     

"Bukankah ini hanya pesta pernikahan? Nico dan Nadine juga mengadakan pesta bersama-sama. Kak Ivan dan Aiden adalah saudara. Apa salahnya kalau mereka mengadakan pesta bersama-sama? Kalau pestanya dipisah, apakah masuk akal Keluarga Atmajaya mengadakan pesta pernikahan empat kali dalam satu tahun?"     

"Tetapi aku tidak mau mengadakan pesta pernikahan dengan Anya!" kata Raisa dengan marah.     

"Kalau begitu, dengan kakakmu saja!" Irena berusaha membujuknya.     

"Sebelum Della lulus, aku tidak berniat untuk menikah dulu. Kalau kamu tidak keberatan menikah lebih lambat, kamu boleh menungguku saat aku ingin menikah nanti …"     

"Ibu, lihat kakak! Ia sengaja!" Raisa menghentakkan kakinya dengan marah.     

Mana mungkin Raisa mau menunggu? Ia sudah lama menantikan Ivan untuk melamarnya. Ia harus bergegas menikah dengan Ivan sebelum Ivan berubah pikiran!     

"Anya tidak terlalu peduli pada orang-orang dan tidak ingin menjadi pusat perhatian. Kalau kamu takut kamu akan kalah dengannya, lebih baik kamu bicara padanya, ia pasti mengerti." Raka sangat mengenal Anya. Ia juga tahu Anya ingin mengadakan pesta gabungan dengan Raisa, bukan karena sengaja ingin dibandingkan dengan Raisa.     

Karena Keluarga Atmajaya yang akan mengurus dan membiayai pernikahan ini, mereka akan membutuhkan energi dan tenaga yang besar. Bima tidak memiliki istri dan sebagai perempuan tertua di keluarga, Maria lah yang harus mengatur semuanya.     

Setelah memikirkannya selama satu minggu, akhirnya Raisa menyetujuinya.     

Ia tidak punya kesabaran untuk menantikan Raka karena ia tidak tahu kapan kakaknya itu ingin menikah.     

Anya tahu pasti Raisa memiliki permintaan khusus padanya setelah setuju untuk mengadakan pesta gabungan. Oleh karena itu, Anya mengundangnya untuk datang ke rumah ibunya dan membahas mengenai masalah pernikahan ini.     

Ia tidak hanya mengundang Raisa, tetapi juga mengundang seluruh keluarganya yang lain untuk makan malam bersama.     

Sejak hari libur, Diana cukup sibuk. Dan rumahnya kedatangan Alisa serta Jenny yang menginap selama liburan.     

Begitu Anya memutuskan untuk mengadakan makan malam di rumah ibunya, Hana langsung datang untuk menyiapkan acara itu dari pagi hingga malam.     

Nico datang bersama dengan Tara yang sedang hamil. Sejak kehamilan Tara, Nico terlihat jauh lebih perhatian dan menjaga Tara dengan baik.     

Harris dan Nadine memandang mereka dengan cemburu. Diam-diam, mereka juga mulai membahas mengenai rencana mereka untuk memiliki anak ke depannya.     

Ivan dan Aiden sedang membahas mengenai perusahaan. Jonathan sedang bersama dengan Alisa dan Jenny di taman.     

Hanya, Anya dan Raisa saja yang tersisa, namun, mereka terlihat seperti sedang bermusuhan karena tatapan Raisa pada Anya.     

Mata Raisa melotot saat bertanya, "Apa maksudmu ingin mengadakan pesta gabungan?"     

Anya tertawa dan menjawab dengan sengaja. "Aku ingin mencuri perhatian darimu dan membuatmu tidak terlihat di pernikahanmu sendiri. Aku jahat, kan?"     

Raisa marah saat mendengar jawaban itu. "Akhirnya kamu mengakuinya, Anya. Kamu benar-benar jahat!"     

"Kamu yang bodoh. mana mungkin aku berencana seperti itu," Anya meminum tehnya dengan santai.     

"Bilang pada Kak Maria kalau kamu tidak mau mengadakan pesta gabungan denganku!" kata Raisa dengan tidak senang.     

Anya tertawa lagi. "Saat menikah nanti, bagaimana kalau kamu keluar duluan bersama dengan Kak Ivan dan kalian bisa bertukar cincin. Setelah itu, aku dan Aiden baru akan keluar."     

Raisa terdiam sejenak, "Apakah kamu serius?"     

"Serius," Anya menuangkan teh di cangkirnya yang sudah kosong. "Aku tidak berniat untuk menjadi pusat perhatian. Aku hanya tidak mau Kak Maria terlalu kelelahan. Kesehatannya masih belum pulih betul. Setelah pernikahan Nico dan Nadine, ia pergi ke rumah sakit tanpa memberitahu kita."     

Kata-kata Aya membuat Raisa mengedipkan matanya berulang kali. "Aku tidak tahu kalau Kak Maria sakit."     

Anya memandangnya dan akhirnya menyadari mengapa Raisa begitu menentang pesta gabungan ini. Raisa sangat polos. Ia tidak akan memahami apa pun kalau tidak diberitahu secara langsung.     

"Raisa, bisa menikah dan menjadi bagian dari Keluarga Atmajaya adalah berkat yang luar biasa untuk kita. Ayah mertua adalah pria yang sangat bijaksana. Tidak akan ada ibu mertua yang menindas kita. Kak Maria sangat baik hati dan memikirkan segalanya untuk kita," kata Anya. "Sekarang, sebagai wanita tertua di Keluarga Atmajaya, Kak Maria harus mengurus semuanya seorang diri. Itu sebabnya aku menyarankan pernikahan gabungan ini. Apakah kamu mengerti?"     

Raisa mengangguk. "Aku mengerti, tetapi aku punya syarat. Saat acara pernikahan, Kak Ivan dan aku harus keluar terlebih dahulu dibandingkan kamu. Dan aku juga ingin tahu gaun seperti apa yang akan kamu gunakan!"     

"Tentu saja. Kamu dan Kak Ivan bisa keluar dulu karena kalian adalah kakak kami. Setelah itu, baru aku dan Aiden keluar. Mengenai gaunku, aku akan menggunakan gaun yang sederhana. Setelah aku memilih gaunku, aku akan menunjukkannya padamu," kata Anya sambil tersenyum. "Aku sudah punya anak. Bukan waktuku untuk bersaing denganmu. Jangan khawatir."     

Raisa memandangnya dengan curiga. Kalau Anya mau mengalah untuknya, itu artinya semua pusat perhatian akan jatuh kepadanya. Ia tidak akan pernah dibandingkan dengan Anya.     

Ia akan keluar lebih dulu dari pada Anya dan gaun serta perhiasannya akan jauh lebih menawan dari Anya. Ia akan menjadi pemeran utama dalam pesta tersebut!     

"Pokoknya aku tidak mau bersebelahan denganmu!" Raisa menekankan sekali lagi.     

Anya berkata dengan pasrah melihat kekeraskepalaan Raisa. "Setelah acara tukar cincinnya selesai, aku dan Aiden tidak akan berdiri di panggung lagi. kamu bisa menguasai panggungnya."     

"Apakah Aiden setuju?" tanya Raisa lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.