Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Pertanda dari Mimpi



Pertanda dari Mimpi

0"Jonathan tidak berniat menjadikan Jenny sebagai ibu tiri dari anaknya, kan?" walaupun Nico tidak menyukai Jenny, tetap saja Jenny adalah adiknya.     

"Aku rasa tidak. Tadi, aku dengar Jenny memanggil Jonathan dengan sebutan paman," kata Anya dengan acuh tak acuh.     

Nico mengangkat gelasnya dan meminum minumannya. "Aku harus menasihati anak itu, jangan sampai ia mau dijadikan ibu tiri."     

"Selama Jenny bahagia, seharusnya kamu mendukungnya! Mengapa kamu sibuk memikirkan mengenai orang lain daripada keluargamu?" kata Tara.     

Raisa ikut penasaran dan menghampiri mereka. "Oh, mereka sangat cocok!"     

Nico memandangnya dengan dingin, membuat Raisa melipat tangannya dan memandang Nico dengan dingin. "Mengapa kamu memandangku seperti itu? Aku adalah bibimu!"     

"Mengapa semua orang menindasku?" Nico menggelengkan kepalanya dan mengajak Tara ke arah sofa.     

Anya menatap ke arah kolam renang. Setelah makan malam sudah berakhir dan semua orang sudah pulang, ia masih memikirkan Jenny dan Jonathan.     

Setelah mandi, Aiden membantu Anya untuk mengeringkan rambutnya. Saat itu, ia menanyakan mengenai Jenny.     

"Aiden, bagaimana menurutmu mengenai Jenny dan Jonathan?" tanya Anya.     

"Jenny masih sangat kecil dan Jonathan sudah punya anak. Bukankah kalau mereka bersama, Jonathan akan seperti memiliki dua anak? Ia seharusnya mencari wanita yang deasa," Aiden tidak membenci Jonathan dan Alisa, tetapi ia merasa Jonathan tidak pantas mendapatkan Jenny.     

Aiden memiliki pendapat yang sama dengan Nico. Nico tidak mau adiknya menikah dengan pria yang sudah beranak. Meski adiknya itu nakal dan ia terpisah lama dengannya, Nico tetap menyayangi adiknya.     

"Aku juga berpikir seperti itu. Ibuku juga membantu Jonathan untuk mencari calon istri yang tepat. Tetapi aku merasa Jenny dan Jonathan cocok. Aku khawatir mereka akan …"     

"Biarkan saja. kalau mereka benar-benar berakhir bersama, kita hanya bisa mendoakan mereka yang terbaik. Aku menyukai Jonathan dan aku tahu bahwa ia adalah pria yang baik. Serahkan saja kepada mereka," kata Aiden.     

Anya menoleh dan berkata, "Kalau kamu tidak keberatan, aku juga tidak akan keberatan. Kalau kamu tidak suka, aku akan berbicara pada Jonathan dan memintanya menjauhi Jenny. Bagaimana pun juga, Jenny masih sangat muda."     

"Menurutku, lebih baik kita biarkan mereka mengurus masalah mereka sendiri. Terserah mereka saja," Aiden memegang wajah Anya dan menundukkan kepalanya untuk mengecupnya.     

Anya tertawa dan balas mencium Aiden.     

Mereka saling berciuman hingga suhu di ruangan itu terasa semakin panas. Setelah itu, mereka meninggalkan semua yang mereka lakukan, meninggalkan semua barang yang masih mereka pegang dan pergi menuju ke tempat tidur.     

Mereka menghabiskan malam bersama, saling bertautan seolah tidak mau dipisahkan.     

Satu gelombang demi gelombang lain, Anya melayang dan tenggelam berulang kali. Akhirnya, ia tertidur karena kelelahan.     

Aiden membawa Anya ke kamar mandi dan berendam di bathtub untuk sesaat. Anya bersandar di tubuh Aiden, terlalu lelah untuk membuka matanya.     

Malam itu, ia bermimpi aneh …     

Ia sedang menonton TV di rumahnya sendirian, di ruang keluarga. Acara itu membahas mengenai permasalahan operasi plastik.     

Seorang wanita bertubuh langsing diundang untuk menjadi bintang tamu. Pada awalnya, wanita itu menghadap ke belakang sehingga Anya tidak bisa melihat wajahnya. Begitu berbalik, Anya menyadari bahwa wanita itu adalah Keara, kakaknya!     

Namun, sesaat kemudian wajah Keara berubah menjadi wajah Agnes. Ia sedang memandang ke arah Anya sambil menyeringai.     

Anya terbangun dengan napas terengah-engah dan keringat dingin. Mimpi itu sungguh aneh.     

Aiden yang berada di sampingnya langsung memeluk Anya dan berusaha untuk menenangkannya tetapi Anya tidak bisa tenang. Anya tidak mempercayai hal-hal mistis seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Tetapi ia sering mendapatkan pertanda dari mimpi.     

Sebelumnya, ia juga pernah memimpikan ibu Aiden yang meninggal karena laba-laba beracun. Padahal sebelumnya Anya tidak pernah bertemu dengan ibu Aiden dan tidak pernah mendengar ceritanya dari Aiden.     

Kalau mimpi malam kemarin benar nyata, itu artinya mimpi itu sedang memberitahunya bahwa Keara telah mengubah wajahnya menjadi Agnes.     

Namun, itu hanyalah mimpi dan tidak akan ada orang yang mempercayainya. Ia butuh bukti.     

Anya menemui ibunya dan menceritakan mimpinya itu.     

"Bagaimana menurutmu, Bu?" tanyanya sambil memandang Indah.     

"Mimpi biasanya akan berkebalikan. Mungkin kamu terlalu memikirkan identitasnya akhir-akhir ini. Kamu terlalu kepikiran hingga tertawa mimpi. Tanpa bukti, semua mimpimu itu tidak berarti. Bukankah Aiden sedang menyelidiki Agnes? Apakah masih belum ada hasilnya?" tanya Indah.     

"Aku akan menanyakannya?" Anya langsung menelepon Aiden.     

Aiden baru saja keluar dari ruang rapat saat Anya meneleponnya. "Aku baru selesai rapat. Ada apa?"     

"Apakah ada informasi terbaru mengenai Agnes?" tanya Anya.     

"Aku baru saja mau memberitahumu. Aku akan segera mengirimkannya kepadamu," Aiden kembali ke ruangannya dan mengirimkan email yang ia terima pada Anya. "Tidak ada yang mencurigakan mengenai identitas Agnes. Aku menemukan tempat tinggalnya di Korea dan menanyakan informasi dari tetangga dan dokter bedah plastiknya. Katanya ia tinggal di korea selama dua tahun."     

"Agnes bukan Keara. Mungkin aku hanya terlalu cemas. Baiklah kalau begitu," hati Anya terasa sedikit kosong.     

Ia pikir hasil penyelidikan Aiden akan menunjukkan bahwa Agnes ternyata adalah Keara. Tetapi ternyata tidak ada yang disembunyikan dari identitas Agnes.     

Setelah kegagalan operasi tersebut, Agnes pergi ke Korea untuk memulihkan dirinya. Karena waktu pemulihannya cukup lama, ia memutuskan untuk tinggal di Korea selama dua tahun.     

Setelah tinggal di Korea selama dua tahun, tentu saja para tetangganya akan mengenalnya. Dokter bedahnya pun tidak pernah berubah sehingga dokter itu bisa menjadi saksi atas identitas Agnes.     

Apakah mungkin ada seseorang yang menyuap dokter tersebut? Atau ada yang mengganti informasinya? Selama memiliki uang, tidak mudah untuk mengubah sebuah dokumen.     

"Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Keara sudah mati. Agnes adalah Agnes. Kamu terlalu cemas karena Keara berulang kali berusaha untuk mencelakaimu. Anya, kamu, aku dan anak-anak akan hidup bahagia dan aman. Biarkan masa lalu berlalu," kata Aiden dengan lembut.     

"Baiklah. Aku sedang bersama dengan ibu. Kamu kembalilah bekerja," Anya menutup teleponnya.     

Ia membuka informasi Agnes dan memeriksanya dengan cermat. Kemudian ia menunjukkannya pada Indah.     

Setelah membacanya, Indah menghela napas panjang. "Agnes sangat menderita. Aku harap ia akan baik-baik saja."     

"Ibu, apakah kamu benar-benar percaya bahwa ia tidak ada hubungannya dengan penculikanku?" Anya tidak bisa tenang karena ia masih merasa Agnes bukanlah wanita baik-baik.     

"Ia berpura-pura terluka dan bersembunyi di rumah sakit. Tingkahnya sangat mencurigakan. Tetapi setelah Reza tertangkap, ia bilang Agnes tidak ada hubungannya dengan semua ini. Jadi …"     

"Hanya karena tidak ada bukti, bukan berarti ia tidak bersalah. meski Agnes bukan Keara sekali pun, ia adalah orang lain yang berniat mencelakaiku. Ibu juga harus berhati-hati. Bagaimana dengan ayah?"     

Indah tertawa. "Ayahmu tidak apa-apa. Setelah Agnes keluar dari rumah, kami tidak pernah bertengkar lagi."     

Anya mengangguk.     

"Ada satu hal lagi yang harus aku bicarakan denganmu, Bu. Jonathan akhir-akhir ini sangat dekat dengan Jenny. Walaupun Jenny tidak mengubah nama belakangnya, ia tetap anggota Keluarga Atmajaya dan adik Nico. Seluruh Keluarga Atmajaya sangat menyayanginya. Kalau Jonathan tidak serius terhadap Jenny, sebaiknya ia menjaga jarak. Kalau sampai suatu hari nanti Jenny tertarik dengannya, maka …"     

"Bagaimana dengan Keluarga Atmajaya?" Indah balas bertanya.     

"Aku tidak tahu apa yang ayah mertua dan kakak iparku pikirkan, tetapi Aiden tidak menentang. Nico sepertinya keberatan karena Jonathan sudah memiliki anak. Ia tidak mau Jenny menjadi seorang ibu tiri di usia yang sangat muda," kata Anya.     

"Jenny sangat cantik, tetapi ia masih kecil. Ia tidak akan bisa membantu Jonathan dan tidak akan bisa bersanding di sampingnya. Apa yang Jonathan butuhkan adalah bantuan, seorang istri yang dewasa dan tidak membuatnya khawatir. Keluarga Atmajaya tidak ingin Jenny menjadi ibu tiri dan aku juga tidak ingin Jonathan menikah dengan wanita yang sangat muda. Kalau ia menikah dengan Jenny, ia tidak hanya akan mengkhawatirkan Alisa saja, tetapi juga Jenny," kata Indah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.