Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Akan Menjadi Ayah



Akan Menjadi Ayah

0Anya memutar bola matanya saat melihat pesan dari Nico. Anak yang satu ini benar-benar tidak tahu diri. Nico pindah ke sebelah rumah Aiden hanya untuk menumpang makan setiap pagi dan malam. Selain itu, Nico juga terus menerus mengganggu Aiden, bahkan di hari liburnya.     

Sekarang, ia menyebut Anya sebagai orang yang jahat. Bagaimana mungkin Anya tidak kesal?     

Aiden baru saja keluar dari ruang rapat saat ia melihat isi di grup chatnya. Wajahnya langsung menggelap saat melihat chat dari Nico.     

"Tuan, Tuan Nico hanya bercanda," kata Harris, berusaha membantu Nico.     

Aiden mengabaikan Harris. Ia memberikan dokumen yang dipegangnya pada Harris dan menyuruhnya untuk keluar.     

Harris merasakan firasat buruk. Sepertinya, mulai hari ini mereka tidak akan bisa lagi menumpang makan di rumah Aiden.     

Benar saja. setelah ia keluar dari ruangan Aiden, ia melihat chat Aiden di grup.     

Aiden : Mulai sekarang, siapa pun yang ingin makan di rumah harus membayar biaya tiap bulannya, satu juta rupiah. Anggap saja sebagai katering bulanan.     

Nico : Paman, aku juga perlu membayar?     

Aiden : Tentu saja. Hidup sekarang semakin sulit. Aku harus membiayai dua putraku.     

Anya : Kamu kan sudah menikah. Sebelum menikah, aku dan pamanmu sudah memanjakanmu, menanggung semua biaya makanmu. Sekarang, waktunya kamu bertanggung jawab lebih atas dirimu sendiri.     

Nadine : Bibi, aku tidak pandai memasak. Harris sibuk bekerja. Kami akan membayar biayanya!     

Harris : Aku setuju. Kami akan membayar.     

Nadine dan Harris jauh lebih cerdas. Makanan yang mereka makan di rumah Aiden sangat berkelas. Aiden selalu membeli bahan-bahan dengan kualitas terbaik. Ditambah lagi, mereka juga bisa menikmati anggur. Uang satu juta saja tidak akan cukup kalau mereka ingin menikmati itu sendiri. Mungkin mereka harus menghabiskan dua kali lipat kalau ingin mendapatkan makanan dengan kualitas yang setara.     

Bukankah ini penawaran yang sangat bagus?     

…     

Tara sedang sibuk bekerja saat percakapan itu terjadi. Setelah pekerjaannya sudah selesai, ia baru bisa memeriksa ponselnya lagi. saat mengetahui apa yang terjadi, ia benar-benar ingin membunuh Nico.     

Nico merasa sangat kesal. Ia ingin minum anggur mimlik Aiden dan makan masakan Hana. Tetapi siapa sangka Anya malah menyuruhnya untuk membawa makanan dan anggur sendiri.     

Setelah itu, Aiden juga berniat menarik uang untuk makan malam di tempatnya.     

Apakah ia harus membayar atau tidak?     

Nico tidak akan bisa menikmati makanan seenak itu tanpa Aiden. Ia tidak punya waktu untuk membuatnya sendiri, dan ditambah lagi, masakan Hana sangat enak.     

Tetapi kalau ia ingin makan, ia harus membayar!     

Apakah tidak bisa ia makan gratis, tanpa mengeluarkan uang sepeser pun?     

Sejak Arka dan Aksa lahir, pamannya sudah tidak mencintainya lagi. Sejak memiliki anak sendiri, pamannya jadi pilih kasih!     

Nico merasa semakin dan semakin sedih. Setelah itu, ia mengirimkan pesan pribadi pada Tara.     

Nico : Tara, sejak paman punya anak, ia sudah tidak sayang lagi padaku!     

Tara : Kalau aku punya palu, aku akan memukul kepalamu dan melihat isinya. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya ada di otakmu.     

Nico masih merasa sedih dan tidak menyadari kesalahannya.     

Nico : Paman sudah tidak sayang lagi padaku!     

Tara : Kamu yang bodoh. Kamu sendiri akan menjadi ayah sebentar lagi, bisakah kamu sedikit lebih bertanggung jawab?     

Nico bingung melihat pesan tersebut. Siapa yang akan menjadi ayah?     

Nico langsung menelepon Tra dan bertanya dengan penuh semangat. "Tara, siapa yang kamu bilang akan menjadi ayah?"     

Tara merasa kesal dengan tingkah kekanakan Nico, tetapi ia tetap memberitahunya. "Nico, kamu akan menjadi ayah. Bisakah kamu sedikit lebih dewasa?"     

"Kapan kamu hamil?" tanya Nico sekali lagi.     

"Aku merasa mual. Tadi aku bertemu dengan kakek dan memintanya untuk memeriksaku. Katanya aku hamil," kata Tara dengan tenang.     

"Astaga, aku akan segera menjadi ayah! Aku sangat senang. AKu benar-benar mencintaimu, Tara!" Nico melompat dan menari dengan gembira, sama sekali tidak malu dengan tingkahnya.     

Tetapi ketika orang-orang di perusahaan mendengar teriakannya, tidak ada yang menertawakannya. Semua orang ikut bahagia untuk Nico.     

Namun, Tara merasa khawatir dengan kehamilannya. "Aku mengandung anak kembar. Kamu tahu kan, resiko mengandung anak kembar jauh dibandingkan satu anak. Keluargamu benar-benar luar biasa, bisa menghasilkan anak-anak kembar."     

Ketika Nico mendengar bahwa Tara mengandung anak kembar, ia teringat saat dulu Anya berusaha untuk melindungi kandungannya.     

"Tara, jangan khawatir. Aku akan selalu menemanimu. Kondisi kesehatan bibi saat hamil tidak cukup baik. Tetapi kamu berbeda. Kamu akan baik-baik saja," kata Nico.     

"Tolong sampaikan beritanya pada keluargamu dan segera buat janji dengan dokter. Aku harap semuanya bisa berjalan dengan lancar. Tidak mudah bagi Anya untuk melahirkan Arka dan Aksa. Sekarang, aku benar-benar takut!" kata Tara sambil menghela napas panjang.     

Mengandung satu anak saja sudah membuat Tara merasa khawatir, apalagi dua anak?     

Resikonya sangat tinggi!     

Aiden juga sudah berusaha keras untuk menjaga Anya selama kehamilannya, tetapi Anya tetap kesulitan saat melahirkan Arka dan Aksa.     

Tara masih sangat muda. Ia tidak mau kehilangan nyawanya karena seorang anak.     

Ia hanya berharap bisa melewati semua ini dengan selamat.     

Setelah berbicara dengan Tara, Nico langsung menelepon ibunya untuk memberitahukan kabar gembira. Dan ia juga sengaja bilang pada ibunya bahwa pamannya meminta biaya untuk makan.     

Maria tertawa saat mendengarnya. "Bukankah itu sudah sewajarnya? Kamu harus membayar kalau kau mau makan. Sebagai seorang dewasa, kamu kan sudah menghasilkan uang sendiri. Pamanmu bisa saja menolak kedatanganmu dan tidak mau menyediakan makanan untukmu, tetapi ia masih berbaik hati. Kamu harus memahami niat baiknya!"     

"Paman bilang hidupnya sulit dan ia harus membiayai dua putranya. Ia tidak kekurangan uang, tetapi ia hanya lebih menyayangi dua anaknya!" kata Nico, mengeluh mengenai pamannya.     

Maria hanya tersenyum. "Kamu salah. Kamu masih terlalu muda dan kamu tidak paham. Pamanmu sedang berusaha untuk melindungimu. Setelah kamu dan Tara bertunangan, ia tidak hanya menghidupmu saja, tetapi juga Tara. Sekarang Tara hamil dan kamu akan segera memiliki anak. Apakah kamu berharap pamanmu akan selamanya mengurus keluargamu? Kamu adalah pria dewasa. Mengapa kamu tidak bisa melindungi dan mendukung istri dan anak-anakmu sendiri?"     

Nico menggaruk-garuk kepalanya. Ia pikir pamannya hanya pelit. Tetapi sebenarnya pamannya itu ingin ia lebih bertanggung jawab. "Aku paman. Aku yang salah paham terhadap paman."     

"Biar ibu beritahu. Pamanmu tidak menginginkan uangmu. Ia hanya mengajarimu untuk lebih bertanggung jawab terhadap keluargamu sendiri!" kata Maria dengan tulus.     

Nico akhirnya memahami apa maksud dan niat pamannya. Ia tersentuh saat merasakan betapa perhatiannya Aiden kepadanya. "Paman sangat baik padaku, tetapi ia hanya tidak bisa mengungkapkannya saja."     

"Memang seperti itu sifat Aiden. Ia melakukan semuanya dalam diam, tidak mengatakan apa pun. apakah kamu pikir semua orang sama seperti kamu? Mengharapkan pujian atas semua yang kamu lakukan! Sebagai seorang ayah, kamu harus lebih bertanggung jawab. Bu Hana sudah membantu Anya selama ia sedang hamil, kamu bisa meminta bantuan darinya. Setelah anakmu lahir, aku akan mengatur orang untuk membantumu," kata Maria.     

"Baiklah," kata Nico. "Apakah kakek ada di rumah?"     

"Kakekmu sedang mengunjungi Bibi Marsha yang tinggal di sebelah. Mungkin akan ada kabar gembira dari kakekmu. Nanti aku akan menceritakannya padamu di lain waktu," Maria menutupi mulutnya sambil tertawa kecil.     

Nico merasa senang kalau kakeknya bisa mendapatkan pendamping hidup agar ia tidak kesepian di masa tuanya. Tetapi ia juga mengkhawatirkan ibunya.     

"Ibu, kalau suatu hari ada orang yang tepat untukmu …"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.