Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Pindah dari Rumah



Pindah dari Rumah

0"Iya. Karena kamu tidak mau bekerja di Pratama Group, akhirnya Agnes yang menggantikanmu. Bilang pada ayahmu kamu mau bekerja di sana. Ibu ingin lihat apa yang ayahmu akan lakukan!"kata Indah.     

Anya tersenyum melihat ibunya. Ia tahu apa yang Indah inginkan ini semua demi kebaikannya sendiri. Tetapi Anya tidak berniat untuk bekerja di Pratama Group. Kalau memang Agnes mampu memimpin Pratama Group, mengapa tidak?     

"Ibu, meski kita tidak memasukkan Agnes ke dalam Pratama Group, kita tetap harus mencari orang lain. Sebaiknya kita lihat dulu bagaimana kerja Agnes. Kalau memang kerjanya tidak bagus, ibu bisa memecatnya saat rapat pemegang saham," kata Anya.     

"Ayahmu ingin menyerahkan perusahaan pada Agnes, sedikit demi sedikit," Indah tidak bisa berpikir positif seperti Anya. Ia takut kalau Agnes masuk ke dalam perusahaan, akan sulit untuk menyingkirkannya dari sana.     

Anya bisa melihat wajah ibunya yang sedih. Indah takut suatu hari nanti, apa yang seharusnya menjadi hak Anya malah akan jatuh ke tangan Agnes.     

Tetapi Anya sama sekali tidak peduli. Uang bukanlah sesuatu yang sebegitu pentingnya untuk Anya. Ya, memang benar uang itu penting untuk menyambung hidup. Tetapi yang Anya miliki sekarang sudah jauh lebih dari yang ia butuhkan.     

Untuk apa yang berebut uang dengan orang lain? Suatu hari nanti, kalau ia meninggal pun, ia tidak akan membawa uang itu. Baginya, keluarganya adalah yang terpenting sekarang.     

Hari ini, pertengkaran antara ayah dan ibunya, bukankah itu disebabkan oleh uang juga?     

"Ibu, aku hanya ingin melakukan apa yang aku sukai. Aku ingin membuat sekolah dan mengembangkan bakat-bakat baru untuk Iris. Mengenai Pratama Group, itu adalah milik ayah," kata Anya, mengutarakan pemikirannya.     

Pratama Group adalah usaha, kerja keras dan keringat Galih dari nol, yang tidak bisa diserahkan pada Anya, seseorang yang sama sekali tidak bisa memimpin perusahaan besar.     

"Kamu bodoh. Kamu adalah satu-satunya anak ayah dan ibu. Kalau tidak untuk kamu, untuk apa ayah dan ibu bekerja keras? Kamu tidak perlu mengambil alih Pratama Group. Setelah ayahmu pensiun, kamu bisa mencari orang yang bisa menjalankannya untukmu. tetapi Pratama Group tidak boleh diberikan kepada orang luar," kata Indah.     

"Di mata ayah, Agnes bukan orang luar. Semakin kita menolaknya, ayah akan semakin merasa bahwa kita menindas Agnes dan ia akan berpihak pada Agnes. Jadi, kita harus mengubah cara. Siapa yang tidak bisa berpura-pura?" Anya mengedipkan matanya ke arah ibunya.     

Indah langsung tertawa. "Dasar kamu …"     

Anya ikut tertawa. Dulu, ia terlalu polos sehingga semua orang menipunya. Semua masalah-masalah yang pernah ia lewati sebelumnya itu akan terus membekas di benaknya dan menjadi sebuah pelajaran berharga bagi Anya.     

"Ayo makan denganku. Jangan sedih lagi," Anya menggandeng tangan ibunya dan mengajaknya ke rumahnya untuk makan siang bersama.     

…     

Malam itu, Agnes mengambil inisiatif untuk meminta kunci apartemen pada Indah.     

"Bibi, kamu bilang kamu punya apartemen yang dekat dengan sekolah tariku. Aku ingin pindah ke sana agar aku bisa bekerja dengan lebih efektif."     

Indah memandangnya dengan curiga, "Agnes, kamu mau keluar dari rumah?"     

"Aku tidak enak mengganggu paman dan bibi terus. Terima kasih sudah menerima aku di rumah ini. Meski aku tidak tinggal di sini lagi, aku akan sering-sering datang dan mengunjungi bibi," kata Agnes dengan sopan.     

'Jangan datang. Pergilah saja!' batin Indah.     

Tetapi tentu saja ia hanya bilang begitu dalam hatinya saja, sama sekali tidak terlihat di wajahnya. Ia memegang tangan Agnes dengan lembut dan berkata, "Agnes, kita semua adalah keluarga. Saat kamu ingin datang nanti, katakan pada bibi, aku akan membuatkan masakan yang enak untukmu."     

Agnes tersenyum. "Bibi, bisakah aku meminjam mobil Keara? Sulit untukku tinggal di luar tanpa kendaraan," kata Agnes dengan tidak tahu diri. Ia sudah meminjam apartemen milik Indah dan sekarang ia ingin meminjam mobil Keara.     

Indah terkejut mendengarnya. Tetapi ia benar-benar ingin Agnes segera pergi sehingga ia langsung memberikannya. "Pinjam saja. Tetapi kuncinya ada di pamanmu," kata Indah.     

Agnes mengangguk. Teringat akan apa yang terjadi sebelumnya, Agnes berkata, "Bibi, mengenai penculikan Anya yang terjadi bulan lalu, itu benar-benar tidak ada hubungannya denganku."     

"Agnes, bagaimana bisa kamu bilang begitu? Bibi sama sekali tidak mencurigaimu," Indah berpura-pura terkejut. "Tidak usah memikirkannya. Tidak ada yang menyalahkanmu. Apalagi kamu juga terluka."     

"Bibi, apakah kamu benar-benar percaya padaku?" mata Agnes memerah.     

"Walaupun kita tinggal bersama belum terlalu lama, aku bisa mengetahui bahwa kamu adalah anak yang baik. Aku yakin kamu tidak akan pernah menyakiti orang lain. Pamanmu juga mempercayaimu dan memasukkanmu ke perusahaan. Kamu tidak boleh mengecewakan pamanmu," Indah menepuk punggung tangan Agnes dan menghiburnya.     

Mendengar hal ini, air mata mengalir di pipi Agnes, "Terima kasih, Bibi. Bolehkah aku memelukmu?"     

Bisakah Indah menolak? Tentu saja tidak bisa …     

Indah benar-benar ingin menolak, tetapi ia teringat akan saran putrinya. Berpura-pura!     

Ia merasa sangat tidak nyaman, tetapi ia berpura-pura menerimanya dengan senang hati. Ia memeluk Agnes dan menepuk punggungnya. "Dasar anak bodoh, kita adalah keluarga. Aku dan pamanmu adalah orang tuamu. Kamu bisa menceritakan apa pun kepadaku."     

Agnes merasa tenggorokannya tercekat. "Sudah malam. Aku akan mengemasi barangku dan pindah besok."     

Indah meminta pelayannya untuk mengambilkan kunci apartemen. "Ini kunciku. Aku akan menyuruh seseorang membersihkan apartemennya untukmu besok. Anak muda sekarang kan suka teknologi. Apakah kamu mau menggunakan kunci fingerprint dan sistem pengenalan wajah?"     

Agnes terkejut dan langsung melambaikan tangannya. "Tidak usah. Aku tidak suka teknologi seperti itu. Aku lebih suka menggunakan kunci."     

Indah tersenyum dan memberikan kunci itu ke tangan Agnes. "Kamu sama sepertiku. Aku juga tidak terlalu memahami teknologi."     

Setelah Agnes naik ke lantai atas, Indah duduk di sofa dan memandang punggung Agnes yang pergi dengan cepat.     

Saat ia mengatakan ingin mengganti kunci fingerprint dan menggunakan sistem pengenalan wajah untuk Agnes, Agnes langsung terlihat panik. Mengapa?     

Apakah ada sesuatu yang salah dengan fingerprint Agnes? Atau ada sesuatu yang salah dengan wajahnya?     

Indah menggelengkan kepalanya. Tidak peduli apa pun alasannya, Agnes akan segera pergi dari besok. Setidaknya, Agnes tidak akan muncul di depannya lagi.     

Hal itu membuat Indah merasa lebih baik.     

…     

Anya mengetahui bahwa Agnes akan pergi dari rumah ibunya saat ia sarapan keesokan paginya.     

Kemarin malam, Anya terlalu emosi sehingga mengatakan bahwa rumah itu adalah rumah miliknya dan Aiden sehingga ia berhak untuk memilih siapa yang boleh tinggal di sana.     

Mungkin setelah telepon itu, Galih mengatakan sesuatu pada Agnes sehingga Agnes memutuskan untuk keluar dari rumah.     

Berita kepindahan Agnes sampai di telinga Nico dan Nadine.     

Mereka berdua merasa sangat senang. Selama Agnes berada di daerah perumahan itu, Anya menolak kedatangan mereka untuk sarapan dan makan malam bersama, karena Anya ingin menghindari Agnes.     

Anya tidak mau kalau sampai Agnes melihat banyak orang yang menumpang makan di rumahnya dan ia juga ikut-ikut.     

Tara benar-benar menyukai masakan Hana hingga meneteskan air liurnya saat membayangkannya, tetapi Anya tetap bersikeras menolak kedatangan mereka. Anya tidak mau ada Agnes di rumahnya.     

Karena sebelumnya, saat Anya mengadakan makan malam di rumah ibunya, tiba-tiba saja Agnes datang tanpa diundang.     

Pagi itu, ponsel Anya terus berdering.     

Tara : Bibi, ini hari yang cerah. Kita harus makan malam bersama dan membuka anggur!     

Anya : Kalau kamu mau makan dan minum anggur, bawakan makanan dan anggurnya!     

Nico : Bibi, sebagai orang yang kedudukannya lebih tinggi, seharusnya kamu yang mengundang kami makan. Apakah paman tahu kamu sejahat ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.