Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Bekerja di Pratama Group



Bekerja di Pratama Group

0Anya merasa bingung melihat jari-jari yang terulur ke arahnya itu. Arka tidak mengulurkan tangannya, tetapi tidak mau memeluknya. Apa yang Arka inginkan?     

"Nyonya, Tuan Muda ingin berbicara dengan Anda," kata suster Arka.     

"Baiklah, bos kecil. Ibu akan menuruti semua kata-katamu," kata Anya sambil memandang Arka dengan serius.     

Setelah itu, sebuah senyum baru muncul di wajah Arka. Seperti Aksa, Arka memeluk leher Anya dan mencium pipinya berulang kali.     

Indah tersenyum saat melihatnya. "Si kecil ini memang sangat pintar!"     

"Mainlah bersama dengan adikmu," Anya memberikan kereta hadiahnya pada Arka sambil tersenyum.     

Dengan kereta itu, Arka pergi mengejar adiknya. Sebelumnya mereka saling bersaing dalam merangkak. Sepertinya sekarang mereka akan bersaing dengan menggunakan kereta.     

Anya belajar banyak hari ini dari kedua putranya. Ia tahu bahwa keberadaannya sebagai ibu sangat penting bagi kedua putranya dan ia tidak boleh egois memikirkan dirinya sendiri. Dalam hati, ia berjanji tidak akan pernah meninggalkan kedua putranya lagi.     

…     

Setiap pagi, Anya pergi ke Iris untuk mengurusi pekerjaan. Di siang hari, Anya akan pulang untuk menemani kedua putranya. Setelah makan malam, ia mengurung dirinya di dalam ruang parfum dan tidak keluar juga hingga waktunya tidur.     

Aiden tahu bahwa Anya sudah pulih kembali.     

Ia sudah menemukan minat dan kegemarannya. Ia memiliki semangat untuk kembali bekerja. Ia senang saat menemani Arka dan Aksa bermain meski kedua putranya itu sering bertengkar.     

Ia sangat menikmati hidup.     

Di akhir pekan, Anya akan membawa Arka dan Aksa pergi ke taman untuk piknik dan bersantai di pinggir danau.     

Satu bulan kemudian, Agnes kembali ke kota.     

Ia tidak melaporkan kepada siapa pun bahwa Aiden lah yang telah menusuk perutnya dengan menggunakan pisau. Aiden dan Anya juga tidak melaporkan Agnes mengenai penculikan yang terjadi sebelumnya.     

Karena Reza memutuskan untuk melindungi Agnes, mereka tidak bisa melakukan apa pun.     

Setelah kepulangannya, Agnes secara resmi bekerja di Pratama Group menjadi general manajer.     

Galih mengatakan bahwa Agnes telah melakukan pekerjaan yang bagus untuk menyelamatkan perkebunan Pratama Group. Ia juga memujinya karena Agnes rela terluka demi perkebunan itu.     

Indah merasa khawatir saat melihat hal ini. Ia tahu Anya tidak ingin mengambil alih Pratama Group. Tetapi saat melihat Agnes masuk ke dalam perusahaan, bagaimana mungkin Indah tidak khawatir?     

Karena masalah ini, Indah bertengkar hebat dengan Galih. Ia merasa tidak senang dengan masuknya Agnes ke dalam Pratama Group dan ia yakin bahwa penculikan Anya ada hubungannya dengan Agnes.     

Ia benar-benar ingin bertanya pada Galih apakah Agnes adalah Keara, tetapi pada akhirnya ia menahan diri.     

Anya tahu bahwa ayah dan ibunya bertengkar setelah Galih meneleponnya dan meminta tolong untuk menenangkan ibunya.     

"Ayah, kesehatan ibu tidak baik. Jangan marah padanya," tentu saja Anya akan membela ibunya dalam masalah Agnes.     

"Anya, ayah juga tidak ingin bertengkar dengan ibumu. Apakah kamu juga keberatan kalau Agnes bekerja di Pratama Group?" tanya Galih.     

Anya tertawa. "Perusahaan itu bukan milikku. Aku tidak punya wewenang untuk mengatur siapa yang boleh masuk. Tetapi suasana hati ibu tidak baik. Seharusnya ayah lebih pengertian."     

"Mengapa kamu tidak bisa menerima Agnes" Galih menghela napas panjang.     

Anya membawa ponselnya ke dekat jendela. Sambil memandang bunga-bunga iris putih yang tumbuh dan mekar di tamannya, ia berkata dengan suara pelan. "Ayah, mengapa ayah begitu percaya pada Agnes? Ini semua bukan hanya tentang penculikanku …"     

"Agnes adalah saudaramu. Ia tidak akan pernah menyakitimu dan …"     

"Keara juga saudaraku, tetapi ia meminta seseorang untuk menembakku. Kalau kakakku saja bisa berbuat seperti itu, apa lagi hanya sepupu? Kalau ayah menyakiti ibu dengan membawa Agnes ke rumah, aku tidak akan memaafkan ayah," suara Anya menjadi dingin.     

"Kamu juga menyalahkan ayah?" kata Galih dengan sedih.     

"Ya. Apa yang ayah lakukan saat aku diculik? Menyembunyikan Agnes di rumah sakit, tidak memberitahu Aiden clue sedikit pun, membiarkannya mencariku ke mana pun tanpa tujuan. Ketika kami pulang, kamu malah menemani Agnes di rumah sakit. Ayah bahkan tidak peduli pada aku dan cucu-cucu ayah sebesar ayah peduli pada Agnes. Agnes bilang ia adalah putrimu, kan?" akhirnya Anya mengatakannya.     

Galih terdiam di tempatnya dan bertanya dengan terkejut, "Apakah itu yang Agnes katakan?"     

"Iya," jawab Anya. "Aku tidak memberitahu ibu karena takut ibu akan sedih."     

"Mungkin ia hanya bercanda," elak Galih.     

Anya merasa hatinya dingin. Mengapa ia tidak menyadari bahwa ayahnya seegois ini sebelumnya?     

"Ayah, aku tidak akan membantu ayah untuk membujuk ibu. Aku akan selalu berada di samping ibu, karena ibu mencintaiku jauh lebih dari padamu. Tidak hanya ibu yang tidak menyukai Agnes, aku juga. Kalau ayah bersikeras lebih memilih Agnes dibandingkan aku dan ibu, aku bisa menerima ibu di rumah ini. Di rumah ini, aku punya hak siapa yang bisa datang dan tinggal."     

"Anya, psikiater mengatakan bahwa situasi Agnes saat ini masih tidak stabil. Kalau tinggal bersama dengan keluarga, ia akan bisa pulih. Ayah tidak bisa meninggalkannya sendirian, jadi …"     

"Kalau begitu bawa dia keluar. Agnes adalah keponakanmu, bukan keponakan ibu. Ibu tidak bertanggung jawab untuk mengurusnya. Kalau ayah masih membiarkannya tinggal di rumah, malah ibu yang akan tertekan. Rumah itu adalah rumah Aiden. aku dan Aiden yang bisa menentukan siapa yang boleh tinggal di sana dan siapa yang tidak boleh," setelah mengatakannya, Anya menutup teleponnya dengan dingin.     

Memikirkan bahwa ibunya sedang sedih, Anya langsung meninggalkan ruang parfumnya dan memutuskan untuk menemui Indah.     

"Anya, apakah kamu mau keluar?" Hana melihat Anya pergi dengna tergesa-gesa.     

"Aku mau pergi ke tempat ibuku. Nanti aku akan kembali saat makan siang dan mengajaknya makan di sini," kata Anya.     

Rumah yang ditempati oleh Indah saat ini adalah rumah yang Aiden belikan untuk Diana. Rumah itu berhubungan langsung dengan taman vanili.     

Ketika Anya tiba, Indah sedang menyirami tanaman di taman untuk menenangkan dirinya.     

"Ibu, Bu Hana bilang akan masak enak. Ayo kita makan bersama," Anya menghampiri Indah dan memeluk lengannya.     

"Apakah ayahmu memintamu untuk menjadi penengah?" lndah adalah orang yang cermat. Ia langsung tahu apa yang terjadi.     

Anya tertawa. "Aku tidak mau membantunya. Aku membela ibu."     

"Memang kamu yang paling mengerti ibu," Indah meletakkan selang yang dipegangnya. Ia menggandeng tangan Anya dan berjalan menuju ke ruang keluarga.     

Pelayan yang ada di sana langsung membawakan jus untuk mereka. Anya sering datang ke rumah ibunya dan ibunya akan langsung membuatkan jus buah untuk putrinya itu sehingga para pelayan di rumah itu sudah tahu apa yang harus mereka lakukan.     

Melihat putrinya meminum jus itu dengan senang, Indah merasa sedikit lebih lega.     

"Ibu lihat kamu sudah tidak sekurus dulu lagi. Kamu harus makan lebih banyak agar tidak terlalu kurus," kata Indah.     

Anya tertawa mendengarnya. "Berat badanku sudah naik banyak akhir-akhir ini. Kalau aku naik lagi, nanti bajuku tidak akan cukup."     

"Kamu tidak terlihat gendut sama sekali. Yang penting nutrisimu tercukupi." Setelah mengatakannya, Indah tampak memikirkan sesuatu dan bertanya. "Anya, apakah kamu mau bekerja di Pratama Group?"     

"Apakah aku yang seharusnya menjadi general manajer?" tanya Anya dengan sengaja.     

"Iya. Karena kamu tidak mau bekerja di Pratama Group, akhirnya Agnes yang menggantikanmu. Bilang pada ayahmu kamu mau bekerja di sana. Ibu ingin lihat apa yang ayahmu akan lakukan!" kata Indah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.