Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Datang untuk Makan



Datang untuk Makan

0"Pamanku masih single!" kata Jenny, membuat mata kedua gadis itu berbinar.     

Begitu tahu bahwa kedua gadis itu adalah teman Jenny, Jonathan langsung bersikap sopan dan gentleman. Ia mengajak dua gadis itu untuk makan malam bersama dengan mereka.     

"Paman, tolong bantu aku mengambil foto kami bertiga," Jenny memeluk kedua temannya dan tersenyum ke arah kamera.     

"Ayo lihat ke arah kamera," kata Jonathan dengan sabar dan lembut. Kedua gadis itu terpesona dengan sikap Jonathan.     

Jonathan begitu tampan, ia juga sangat lembut dan gentleman. Selain itu, ia juga seorang CEO dari sebuah perusahaan besar. Dan yang paling penting, ia masih single!     

"Paman, bolehkan aku meminta nomor ponselmu? Aku juga ingin foto itu," salah satu gadis itu menanyakan nomor Jonathan dengan berani.     

"Ahh, baiklah …" Jonathan sangat ramah. Ia langsung memberikan nomornya dan mengirimkan foto tersebut pada dua teman Jenny.     

Jenny senang bertemu dengan teman-temannya dan makan malam bersama dengan mereka. Jonathan benar-benar menjaga mereka baik-baik. Mereka berada di taman bermain itu sampai jam 10 malam.     

Di perjalanan pulang, Jenny menerima pesan dari teman-temannya dan kemudian ia tertawa.     

"Paman, dua temanku menyukaimu. Kamu bisa memilih salah satu di antara mereka," kata Jenny dengan setengah bercanda.     

"Aku tidak tertarik dengan gadis muda. Aku masih punya Alisa. Apakah kamu lupa?" Jonathan mengingatkan.     

"Lalu wanita seperti apa yang kamu sukai?" tanya Jenny dengan serius.     

"Aku tidak mau memberitahumu. Nanti kamu akan mengenalkan aku pada teman-temanmu," kata Jonathan.     

"Paman tampan, baik dan kaya. Sayang sekali kalau paman tidak bisa menemukan pacar, Jenny mendekat dan bertanya dengan serius. "Paman tidak suka padaku, kan?"     

"Ah! Kamu tahu? Aku suka gadis seperti kamu. Jadi, jangan mengenalkan aku pada siapa pun. aku akan sedih," kata Jonathan dengan sengaja.     

"Kamu menyukaiku?" Jenny tampak takut dan langsung mepet ke arah jendela. "Paman, walaupun paman sangat tampan dan baik, aku tidak mau menjadi ibu tiri Alisa."     

Jonathan hanya tertawa. Jenny masih terlalu muda untuknya. Ia tidak mau Jenny memperkenalkan teman-temannya padanya sehingga ia mencari alasan. Ia tidak tahu kalau caranya begitu efektif.     

Kalau ia tidak mengatakan hal ini, Jenny akan terus mengganggunya masalah pacar.     

Ia baru saja mengambil alih Srijaya Group selama sekitar satu tahun dan perusahaannya sudah berkembang ke arah yang baik. Ia ingin memfokuskan energinya kepada perusahaannya. Ia tidak punya waktu untuk mencari cinta.     

Selain bantuan dari Galih dan Indah, Aiden juga memberinya banyak kesempatan untuk bekerja sama. Raka juga selalu mengingatnya, setiap kali Mahendra Group mencari rekan untuk bekerja sama.     

Srijaya Group bisa berkembang dengan sangat baik seperti ini dengan dukungan semua orang. Dan Jonathan sangat bersyukur dengan adanya mereka, orang-orang yang bersedia untuk membantunya dengan tulus.     

Hari ini, di kantor Aiden, ia melihat Jenny sedang sedih. Sebenarnya ia masih punya kesibukan setelah pulang dari Atmajaya Group, tetapi ia malah mengambil ijin dan mengajak Jenny untuk bermain di taman bermain.     

Jonathan ingin membantu orang-orang yang sudah baik padanya. Jadi, saat tahu Jenny sedang sedih, ia meninggalkan semua pekerjaannya dan bermain bersama dengannya.     

Tetapi gadis kecil ini malah ingin memperkenalkannya pada temannya. Ia dan teman-temannya terlalu muda untuk Jonathan.     

Seorang pria yang sudah memiliki anak sepertinya membutuhkan wanita yang cerdas dan dewasa, bukan gadis-gadis muda seperti mereka.     

"Jenny, jaga dirimu baik-baik. Suatu hari nanti, kamu akan bertemu dengan pria yang mencintaimu dan pria yang kamu cintai. Sekarang, aku hanya membutuhkan Alisa," kata Jonathan sambil tersenyum.     

"Baiklah. Terima kasih paman, sudah menemaniku bermain seharian. Hari ini aku sangat senang. suatu hari nanti, kalau aku menemukan orang yang aku cintai, aku akan memberitahumu," kata Jenny dengan hati-hati.     

"Tentu saja. Janji ya! Nanti aku akan memberi ucapan selamat dan hadiah untukmu," kata Jonathan.     

Setelah mengantar Jenny pulang, Jonathan menelepon Aiden. "Aku sudah mengantar Jenny pulang sampai ke rumah. Harusnya ia akan sadar."     

"Terima kasih untuk bantuanmu," kata Aiden.     

"Tidak usah berterima kasih. Ngomong-ngomong, apakah kamu sibuk?" Alisa akan datang hari jumat nanti. Ia ingin bertemu dengan Anya," kata Jonathan dari telepon.     

"Hari jumat malam, ajak Alisa ke taman ibu untuk makan malam. Aku juga akan mengajak Raka dan Della. Kak Ivan dan Raisa juga akan datang," kata Aiden.     

"Ajak Jenny juga. Ia tidak bisa sembunyi dari Raka selamanya."     

"Hmm …" jawab Aiden. Dan setelah itu, janji makan malam hari jumat malam telah ditetapkan.     

Anya sangat bersemangat saat tahu ia akan makan malam di rumah ibunya hari Jumat.     

Ia ingin makan malam bersama-sama dengan semua keluarganya dan ia juga sudah lama tidak bertemu dengan Alisa. Ia sangat merindukan Alisa.     

…     

Dalam sekejap mata, hari Jumat tiba. Tara ingin datang ke makan malam tersebut, tetapi bulan madu mereka belum berakhir. Mereka akan masuk kerja di hari Senin sehingga mereka ingin menghabiskan seluruh akhir pekannya untuk bulan madu.     

Jadi, di hari jumat itu, hanya ada Anya dan Aiden, Ivan dan Raisa, Raka dan Della, serta Jonathan dan Alisa.     

Jenny tidak mau datang, tetapi Aiden memaksanya sehingga ia tidak bisa menolak.     

"Jenny, kamu sudah datang!" begitu melihat Jenny, Anya langsung menyambutnya.     

Della tahu bahwa Jenny menyukai Raka, tetapi ia tidak keberatan dan ia juga tidak terganggu.     

Raisa duduk di samping Ivan dengan manis. Della juga duduk di samping Raka.     

Karena takut Jenny merasa kesepian, Anya menempatkannya di sampingnya, sementara Jonathan dan Alisa duduk di sisi yang lainnya.     

"Papa, siapa kakak cantik ini?" Alisa adalah anak yang cerdas. Dalam sekejap mata, ia bisa tahu bahwa semua orang yang hadir memiliki pasangan. Hanya Jenny saja yang duduk di samping Anya tanpa ada pasangan.     

Jenny membalas pertanyaan Alisa, "Aku adalah keponakan ibu angkatmu. Kamu memanggilku dengan benar. Aku adalah kakakmu."     

"Kakak, apakah kamu sudah punya pacar?" tanya Alisa dengan penasaran.     

Jenny memandang ke arah Raka dan Della yang duduk bersebelahan dan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak punya pacar."     

"Kebetulan sekali, papaku juga tidak punya pacar. Katanya, orang-orang yang tidak punya pacar adalah orang-orang yang berkualitas. Aku juga single," Alisa menepuk tangan ayahnya. "Papa, kamu menghalangiku berbicara dengan kakak cantik."     

Jonathan langsung bertukar posisi dengannya. "Alisa, tentu saja kamu tidak punya pacar. Papa saja masih single. Bagaimana bisa anak papa punya pacar sebelum ayahnya?"     

"Kalau begitu, papa harus segera cari pacar!" setelah mengatakannya, Alisa berkata pada Jenny. "Kakak cantik, aku ingin duduk di samping mama."     

Setelah Jenny dan Alisa bertukar tempat, Jenny merasa canggung. Saat ini ia duduk di samping Jonathan.     

Sebelumnya, duduk di sebelah Jonathan sama sekali tidak terasa aneh. Tetapi sejak pulang dari taman bermain dan Jonathan mengatakan bahwa Jonathan menyukainya, Jenny merasa sedikit tidak nyaman.     

Saat ia hendak bertukar posisi lagi, ia melihat sebuah mobil berhenti di depan pagar.     

"Apakah ada lagi yang datang?" Anya memandang ke arah mereka dan menemukan bahwa tamu yang diundangnya sudah hadir semua.     

Agnes keluar dari mobil dan berdiri di depan gerbang sambil berteriak. "Anya, aku dengar kamu makan malam di sini. Aku datang untuk makan malam!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.