Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tidak Seperti yang Dulu



Tidak Seperti yang Dulu

0"Aiden, kamu harus menjaga sepupuku dengan baik," kata Agnes sambil terus memandangi Aiden.     

Anya tahu, dari matanya, Agnes terlihat benar-benar mengagumi Aiden. Bahkan mungkin bisa dibilang Agnes jatuh cinta pada pandangan pertama pada Aiden.     

"Aiden sangat baik padaku. Tidak perlu khawatir," jawab Anya sambil tersenyum sopan. Ia melangkah maju dan menghalangi arah pandang Agnes dan sedikit menyembunyikan tubuh Aiden di belakangnya, meski tubuhnya yang mungil tidak bisa menutupi Aiden.     

Aiden merasa terhibur dengan tingkah Anya. Ia berusaha untuk menahan senyumnya dan terlihat tenang. Tetapi dalam hati, ia benar-benar senang.     

Anya sedang menunjukkan bahwa Aiden adalah miliknya seorang dan tidak ada yang bisa merebut suaminya darinya.     

"Aku hanya punya satu saudara sekarang. Tentu saja aku mengharapkan kebahagiaan untukmu. Kita semua berasal dari keluarga yang sama. Aku, sebagai sepupumu, akan selalu mendukungmu," kata Agnes dengan manis.     

Orang-orang biasa akan merasa tersentuh dengan kata-kata itu, tetapi entah mengapa Anya merasa kata-kata itu hanya terucap di bibir saja, tidak tulus dari hati. Ia memandang ke arah ibunya dan melihat ibunya mengedipkan matanya dan kemudian menganggukkan kepalanya.     

"Terima kasih, Agnes. Aku dan keluargaku juga akan selalu mendukungmu," kata Anya sambil balas tersenyum manis.     

"Aku senang kalian berdua memiliki hubungan yang baik. Anya, Aiden kalian kembalilah. Kami akan pulang," Galih menggandeng tangan Indah ke dalam lift dan Agnes mengikuti mereka.     

Setelah pintu lift tertutup, Aiden dan Anya berbalik dan berjalan kembali menuju ke ruang VVIP.     

"Bukankah ini pertama kalinya kamu bertemu dengan Agnes. Sekarang kamu juga bisa berpura-pura seperti saudara dengannya," goda Aiden.     

"Agnes adalah seorang penari. Ia terbiasa berada di panggung dan berpura-pura. Tentu saja ia lebih jago dibandingkan aku. Saat ia ingin bermain saudara denganku, ibuku memintaku untuk mengikut permainannya," Anya menertawai dirinya sendiri. "Sejak Keara menyuruh Natali untuk menembakku, aku sama sekali tidak percaya pada saudara."     

Keara adalah kakaknya sendiri dan Natali adalah seseorang yang memanggilnya kakak selama 20 tahun. Tetapi dua orang itu menginginkan nyawanya!     

Anya tidak sebodoh itu untuk mempercayai bahwa sepupunya itu langsung menyayanginya. Ditambah lagi, semua orang bisa melihat bahwa Agnes menyukai Aiden.     

Aiden merangkul pundak istrinya dengan lembut.     

Ia tidak tahu harus berkata apa. Istri kecilnya sudah semakin dewasa. Tetapi biaya yang harus ia bayar untuk kedewasaannya ini terlalu besar. Ia harus melewati berbagai hal hingga mencapai titik ini.     

…     

Di lobby hotel, Agnes menggandeng tangan Indah, membantunya untuk masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang mobil bersama-sama dengan bibinya. Galih duduk di kursi penumpang depan sementara supir yang mengantar mereka pulang.     

Indah menepuk tangan Anges dengan lembut. "Agnes, aku punya apartemen yang dekat dengan sekolahmu. Kalau kamu sibuk nanti, kamu bisa pindah ke sana."     

"Aku ingin tinggal bersama dengan paman dan bibi," Agnes bersandar di bahu Indah. "Bibi, kamu tidak senang aku pulang ya?"     

"Tentu saja aku senang. Bibi hanya takut kamu terlalu lelah kalau harus pulang pergi terlalu jauh," kata Indah, berpura-pura cemas.     

"Benar juga. Terima kasih, Bibi. Nanti kalau sekolahku sudah buka, aku akan meminjam apartemen bibi," kata Agnes.     

Tetapi dengan begitu, ia mengatakan bahwa sebelum sekolah itu dibuka, ia masih ingin tinggal bersama dengan Galih dan Indah.     

Aiden, Nico dan Nadine juga tinggal di daerah yang sama.     

Indah tidak tahu apa yang sebenarnya Agnes rencanakan.     

Tetapi bagaimana pun juga, Agnes adalah keponakan Galih. Indah akan berusaha membantu Agnes sebisanya.     

Tetapi kalau Agnes menginginkan Aiden, Indah tidak akan pernah setuju.     

Bagaimana mungkin Indah lebih membela keponakannya dibandingkan putrinya sendiri?"     

"Agnes, kamu harus menghargai hidupmu dan dirimu sendiri di masa depan," kata Galih dengan maksud terpendam.     

Indah berpikir bahwa mungkin suaminya itu membahas mengenai Agnes yang mendapatkan kesempatan kedua untuk kembali pulih setelah kegagalan operasi yang ia alami. "Pamanmu benar. Kesehatanku tidak cukup baik sebelumnya sehingga aku tidak terlalu mengurusmu. Aku tidak menyangka kamu akan menjalani operasi plastik. Lain kali, jangan melakukan hal itu lagi. Kamu sudah cantik secara alami."     

"Dengan adanya paman dan bibi, aku tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi. Aku tidak akan melakukan hal bodoh lagi. Paman dan bibi juga tidak perlu mencarikan jodoh untukku. Aku tidak ingin menikah," kata Anges dengan terang-terangan.     

"Kamu masih muda. Jalanmu masih panjang," kata Indah sambil tersenyum.     

"Kamu tidak ingin menikah sekarang atau kamu tidak mau jatuh cinta selamanya?" kata Galih.     

"Paman, aku masih belum bisa melupakan masa laluku," jawab Agnes.     

Wajah Galih terlihat sedikit muram. "Lebih baik kamu fokus pada sekolahmu dulu. Dengan karir dan popularitasmu, kamu bisa mendapatkan pria mana pun yang kamu mau. Jangan menyerah hanya karena masa lalumu."     

"Agnes, bibi mendukung karirmu. Seorang wanita memang harus bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain," kata Indah.     

"Aku tidak seberuntung Anya, bisa bertemu dengan pria seperti Aiden. Jadi, aku ingin memusatkan semua energiku untuk sekolah tari ini," kata Agnes sambil tersenyum.     

Indah memandangnya dalam diam, tidak yakin apa maksud Agnes mengatakan hal itu.     

Tetapi Indah tahu bahwa Agnes mengagumi Aiden.     

Tiba-tiba saja, ponsel Indah berbunyi. Ia mendapatkan sebuah pesan dari putrinya.     

Anya : Ibu, aku sudah membujuk Aiden untuk ikut denganku. Kami akan pergi dengan anak-anak juga.     

Indah sangat terkejut saat mendengar Aiden rela meninggalkan Atmajaya Group dan ikut bersama dengan Anya ke luar kota.     

Indah : Kalau Aiden pergi, bagaimana dengan Atmajaya Group?     

Melihat Indah sibuk dengan ponselnya, Agnes berusaha untuk mengintip. Tetapi Indah sudah waspada dan langsung menghalangi Agnes untuk melihat isi pesannya dengan Anya.     

Anya : Nico dan Ivan yang akan mengurus perusahaan. Ayah juga sudah setuju.     

Indah menghela napas lega setelah mendengar berita itu.     

Indah : Ibu bisa tenang kalau Aiden menemanimu. Aku akan tinggal di kota dan mengawasi Agnes.     

Setelah melihat pesan dari Indah, Anya merasa sedikit aneh.     

Anya : Ibu, memangnya apa yang terjadi?     

Setelah berpikir sejenak, Indah menjawab.     

Indah : Agnes sudah banyak berubah. Ia tidak seperti Agnes yang ibu kenal dulu, tetapi seperti dua orang yang berbeda.     

Anya sudah pernah mendengar cerita mengenai Agnes dan semua pengalaman yang ia lalui. Ia merasa, tidak ada yang aneh kalau Agnes berubah setelah melewati semua kejadian buruk yang pernah ia alami dulu.     

Tetapi bukan berarti Anya bisa mempercayainya dengan mudah.     

Baginya, Keara yang merupakan saudara sedarah dengannya saja berniat membunuhnya hanya karena cinta. Bagaimana dengan Agnes yang hanya sepupunya?     

Siapa yang bisa tahu apa yang Agnes rencanakan?     

Anya bukan lagi wanita yang polos dan sederhana seperti dulu. Ia tidak ingin berpikiran buruk mengenai orang lain, tetapi sudah banyak hal terjadi padanya sebelumnya sehingga Anya sudah belajar untuk berhati-hati.     

Ia langsung mengirimkan pesan pada ibunya.     

Anya : Ibu juga berhati-hatilah. Besok aku akan menemui ibu.     

Aiden melihat Anya sedang sibuk mengirim pesan di bawah meja dan bertanya dengan suara pelan. "Ada apa?"     

Anya tidak menjawab, tetapi langsung menyerahkan ponselnya pada Aiden.     

Aiden langsung melihat isi pesan di layar terbuat dan memahaminya. "Aku bisa mengatur seseorang untuk menjaga ibumu," kata Aiden.     

"Ibu punya asisten, tetapi mungkin lebih baik menempatkan seseorang lagi di samping ibu. Kalau bisa seorang wanita," bisik Anya.     

Aiden mengangguk dan kemudian memberi isyarat pada Harris untuk melihat ponselnya.     

Harris mengeluarkan ponselnya dan melihat pesan yang dikirimkan oleh Aiden.     

Aiden : Selidiki asisten Indah dan atur seorang pengawal wanita untuknya. Cari seseorang yang terpercaya dan tidak mudah dihasut dengan uang.     

Anya melihat isi pesan itu dan mengetahui bahwa Aiden ingin menyelidiki asisten ibunya. Ia langsung bertanya. "Ada apa? Mengapa kamu ingin menyelidiki asisten ibu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.