Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Godaan Berat



Godaan Berat

0"Mana mungkin bibi mengusirmu. Sudah tiga tahun bibi tidak mendengar kabarmu. Kita harus bersenang-senang dulu sebelum kamu kembali," kata Indah.     

Agnes tersenyum dan berkata, "Kedua orang tuaku sudah tidak ada. Aku hanya punya paman dan bibi. Kali ini, aku akan menetap di Indonesia."     

"Menetap?" Indah terkejut mendengarnya.     

Anya masih berada di luar kota. Walaupun kondisinya sudah stabil, ia masih mudah terpengaruh dengan lingkungannya. Anya masih takut untuk bertemu banyak orang di acara yang besar seperti pesta pernikahan hari ini.     

Ia takut kejadian sebelumnya terulang kembali.     

Hermawan Group telah diakuisisi oleh Galih dan Aiden. Jessica pasti akan datang dan kembali untuk membalas dendam pada Anya. Apa lagi, Jessica mengetahui kondisi Anya saat ini.     

Galih dan Indah tidak akan membiarkan putrinya mengambil resiko dan datang ke acara yang besar ini.     

Tetapi Indah tidak menyangka Agnes, keponakan Galih, akan kembali ke Indonesia pada saat ini. Terlihat jelas bahwa Agnes tertarik pada Aiden.     

Sekarang, Anya tidak berada di samping Aiden. Aiden sedang sendirian.     

Mana mungkin Aiden bisa tahan godaan? Kalau sampai Aiden tergoda dan mengkhianati Anya, rumah tangga mereka bisa hancur.     

Kalau wanita itu Jessica, Indah tidak akan peduli sama sekali, karena Aiden tidak menyukai Jessica sedikit pun meski sudah mengenalnya selama bertahun-tahun.     

Tetapi ini Agnes!     

Indah tidak bisa seyakin itu.     

Agnes adalah seorang penari. Ia memiliki tubuh yang indah dan perawakan yang sempurna. Wajahnya pun sangat cantik dan sifatnya lemah lembut.     

Ditambah lagi, Agnes sangat terkenal. Ia sudah memenangkan berbagai penghargaan di Indonesia mau pun di luar negeri.     

Agnes bukan lawan yang bisa diremehkan.     

Kalau saja kejadian tiga tahun lalu tidak terjadi, mungkin pencapaian Agnes jauh lebih tinggi dibandingkan sekarang.     

Setelah tiga tahun menghilang dari layar kaca, wajahnya yang rusak kembali menjadi sempurna dan pengalamannya di luar negeri membuatnya jauh lebih dewasa dibandingkan wanita seumurnya.     

Sekarang dalam ketidakhadiran Anya, Anges menjadi saingan terberatnya.     

Indah menatap Galih dengan kesal. Mengapa suaminya itu harus membawa Agnes kembali? Apakah Galih ingin menghancurkan rumah tangga putrinya sendiri?"     

"Bibi, apakah kamu benar-benar tidak suka aku pulang?" tanya Agnes dengan sedih.     

"Mana mungkin! Tentu saja bibi akan sangat senang kalau kamu kembali ke Indonesia. Kalau orang tuamu masih hidup, mungkin mereka akan memintamu untuk menikah. Hari ini, ada banyak pria yang datang ke pesta keluarga Atmajaya …"     

"Bibi, aku tidak mau dijodohkan. Aku sudah punya pria yang aku sukai," ketika Agnes mengatakannya, matanya terpaku pada Aiden yang berada di kejauhan.     

Indah merasa tercekat. Agnes benar-benar menyukai Aiden!     

"Agnes, bibi akan pergi ke luar kota selama beberapa hari. Pamanmu di rumah sendirian. Bibi khawatir ia tidak akan bisa mengurusmu. Bagaimana kalau kamu tinggal di rumah Keluarga Pratama? Kamu sudah tahu rumah itu dan para pelayannya juga sudah mengenalmu," kata Indah.     

"Aku dengar paman dan bibi tinggal di rumah baru sekarang. Aku ingin tinggal bersama dengan paman dan bibi!" Agnes memegang tangan Indah dan berkata, "Bibi, aku tidak mau tinggal di rumah itu. Aku takut kepikiran mengenai Keara. Aku merasa tidak nyaman."     

"Tetapi rumah itu bukan rumah kami. Itu …"     

"Aku ingin tinggal bersama dengan kalian. Paman sudah setuju," Agnes menggandeng tangan Indah dan bersikap manja. Ia membuat Indah tidak bisa menolak.     

Akhirnya, Indah hanya bisa menghela napas panjang. Ini artinya, Agnes akan tinggal di dekat Aiden dan semakin mudah bagi mereka berdua untuk berpapasan atau tidak sengaja bertemu.     

Apakah Aiden bisa menahan godaan ini?     

Galih menghampiri dan berkata, "Agnes, bukankah kamu mau membuka sekolah tari? Ayo paman kenalkan beberapa orang kepadamu."     

"Agnes ingin membuka sekolah tari?" Indah akhirnya tahu mengapa Agnes ingin menetap di Indonesia. Ternyata itu karena Agnes ingin membuka sekolah tari.     

Dengan popularitasnya, Agnes tidak perlu mengkhawatirkan mengenai sekolahnya. Sekolah itu pasti akan ramai!     

Tetapi mengapa Indah merasa semakin cemas?     

Putrinya ingin mendirikan sekolah parfum dan Agnes ingin mendirikan sekolah tari. Memang kedua subjeknya berbeda, tetapi entah mengapa Anya dan Agnes terlihat seperti bersaing.     

Maria menghampiri Indah dan berkata dengan suara pelan. "Aku rasa Agnes tidak sepolos itu."     

"Kamu saja bisa melihatnya. Tetapi Galih sama sekali tidak menyadarinya. Ia kasihan pada Agnes karena tidak memiliki orang tua dan berusaha keras untuk menggantikan sosok orang tuanya," Indah tidak bisa marah pada suaminya karena suaminya hanya berniat baik.     

"Aku paham. Bukankah kamu juga sangat sayang pada keponakanmu?" Maria tertawa kecil.     

"Jonathan adalah anak baik, tetapi aku bisa melihat bahwa Agnes tidak. Aku bisa melihat dari matanya bahwa ia terus memandang Aiden," kata Indah dengan kesal.     

"Aku akan memperingati Aiden. Kamu harus percaya pada Aiden. Hubungannya dengan Anya tidak semudah itu untuk dihancurkan," kata Maria.     

"Tetapi aku merasa Agnes tidak akan menyerah semudah itu," Indah mengerutkan keningnya. "Galih benar-benar menyambut seekor serigala ke dalam rumah kali ini. Kamu tahu, tadi Agnes bersikeras ingin tinggal di rumah baru kami. Ia bilang kalau tinggal di rumah lama, ia takut akan teringat pada Keara."     

"Dia pintar. Ia tahu rumah barumu dekat dengan rumah Aiden," Maria ikut mengerutkan keningnya. "Sepertinya memang kita harus berhati-hati."     

"Benar. Tetapi kalau sampai Aiden mudah tergoda, ia tidak pantas menjadi suami putriku. Masih ada banyak pria lain yang pantas untuk Anya," kata Indah dengan tenang.     

"Bagaimana kalau kamu coba memberitahu Anya mengenai Agnes. Kalau ia benar-benar peduli pada Aiden, ia akan kembali," saran Maria.     

"Apakah maksudmu …"     

"Menghindar bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Ia harus menghadapi masalahnya dengan berani. Aku tahu ia pergi untuk menjalani pengobatan dan aku tahu pasti kondisinya sudah jauh membaik. Anya sudah pergi sejak hari Valentine dan sekarang sudah bulan Mei. Tetapi Anya tidak kunjung kembali juga …"     

Maria merasa kecewa karena Anya tidak menghadiri acara sepenting ini. Ini adalah pernikahan kedua anaknya, yang merupakan keponakan Anya.     

Tetapi saat memikirkan mengenai penyakit Anya, Maria tidak berani memaksa.     

"Aku yang tidak membiarkan Anya kembali, karena aku takut seseorang akan mencari masalah dengannya, seperti apa yang terjadi sebelumnya. Aku tidak mau membiarkan pengobatan yang Anya jalani selama ini sia-sia. Dokter bilang kondisinya sudah semakin membaik, tetapi aku tidak mau menghancurkan usaha kerasnya selama ini," kata Indah, membela putrinya.     

"Aku mengerti. Aku tidak menyalahkan Anya. Aku hanya merasa sedikit kecewa ia tidak bisa datang," Maria menggelengkan kepalanya dengan pasrah.     

"Ibu …" pada saat itu, Jenny berlari menghampiri dan memeluk lengan Maria.     

Indah menatap Jenny sambil tersenyum. Ia tahu bahwa Jenny adalah anak kandung yang susah payah dicari oleh Maria.     

Meski tidak tinggal bersama, Keluarga Atmajaya juga menyayangi dan memanjakan Jenny. Selain dua anak bayi yang masih minum susu dari keluarga kecil Aiden, Jenny adalah anggota keluarga termuda.     

"Kalian bicaralah. Aku akan beristirahat sebentar," Indah berjalan menuju ke salah satu kursi sambil membawa gelasnya.     

Pada saat itu, sosok yang familier tiba-tiba melesat di mata Indah. Indah hanya bisa melihatnya sesaat sebelum sosok itu menghilang begitu saja.     

Ia langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi putrinya. Ponsel itu berdering cukup lama, tetapi tidak ada yang menjawab.     

Indah langsung bangkit berdiri dan mengejar sosok itu, mengikutinya ke tempat ia menghilang. Ia mengejarnya hingga ke ujung koridor, tetapi tidak ada siapa pun di sana.     

Di ruang ganti pengantin, Tara sedang memegang gelas anggurnya sambil bersandar di sofa. Ia benar-benar lelah dan tidak sanggup berdiri lagi.     

Ia bersembunyi di sini untuk sementara karena sudah tidak kuat lagi menjadi bintang tamu utama di pesta tersebut.     

Siapa yang tahu, saat ia baru saja duduk, seseorang masuk ke dalam ruangan itu.     

"Biarkan aku beristirahat sebentar. Kakiku sakit. Aku akan segera kembali ke pesta," Tara pikir, salah satu anggota event organizer lah yang memintanya untuk kembali ke ruang acara.     

Tetapi saat ia melihat ke arah pintu dengan tatapan lelah, ia baru melihat siapa yang masuk ke dalam. Sosok itu membuatnya sangat terkejut!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.