Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Pergi untuk Sementara



Pergi untuk Sementara

0"Ayah, setidaknya bisakah kamu memberitahuku di mana Anya sekarang? Aku berjanji tidak akan mengganggunya. Aku hanya ingin melihatnya dari jauh," pinta Aiden.     

"Saat ia sudah terbiasa tinggal di tempat baru dan kondisinya sudah stabil, aku akan meminta ijin pada dokternya. Kalau dokter memperbolehkan, aku akan mempertemukanmu dengan Anya. Aiden, Anya adalah putriku. Aku tidak akan pernah menyakitinya. Jangan khawatir!" kata Galih dengan tenang.     

"Tentu saja aku percaya pada ayah. Tetapi aku tidak bisa tenang kalau aku tidak bisa …"     

"Ayah memahami perasaanmu untuk Anya. Mungkin Anya tidak bisa memahamimu, tetapi sebagai seorang lelaki aku bisa. Namun, tahun ini memang Anya mengalami banyak masalah dan kesulitan. Kamu memang mencintainya, tetapi cinta saja tidak cukup. Ia ingin mendapatkan kepercayaanmu," Galih menghela napas panjang.     

"Maafkan aku. Aku tidak bisa menjaganya dengan baik," Aiden meminta maaf dengan tulus.     

"Sebagai seorang lelaki, aku bisa memahamimu dan niat baikmu. Aku bisa memahami bahwa kamu benar-benar mencintai Anya. Tetapi terkadang, kamu harus memiliki antara satu dan lain hal. Nico sudah bukan anak-anak lagi. Kalau ia terus berlindung di balik sayapmu, ia tidak akan pernah bertambah dewasa dan mandiri. Ketika sudah tiba saatnya untuk melepaskan, kamu harus belajar melepaskan. Kamu terbiasa memegang kendali atas segalanya sehingga kamu tidak sadar bahwa kamu kehilangan sesuatu. Kamu bukan hanya CEO Atmajaya Group, tetapi juga suami Anya dan juga ayah dari Arka dan Aksa. Hanya itu saja yang bisa aku katakan padamu. Coba pikirkan baik-baik," setelah selesai mengatakannya, Galih menutup teleponnya.     

…     

Satu minggu kemudian, Aiden pulang dari luar negeri dan menemukan surat yang Anya tinggalkan di rumah.     

Aiden membawa surat itu ke ruang kerjanya dan mengeluarkan isinya dari amplop.     

Dari kertas tersebut, tercium aroma wangi yang hanya tercium samar. Aromanya adalah aroma bunga, aroma yang dicintai oleh Anya.     

Aiden membuka surat tersebut dan melihat tulisan indah yang ia kenal. Tulisan itu membuat matanya terasa panas. Ia benar-benar merindukan istrinya.     

…     

Teruntuk suamiku tercinta,     

Maafkan aku harus menyampaikan semua ini melalui surat.     

Aiden, aku pergi dulu untuk sementara.     

Aku pergi karena aku tidak ingin bertengkar denganmu. Aku pergi karena aku tidak ingin berpisah darimu.     

Kamu pasti sangat marah karena aku sudah merencanakan untuk pergi meninggalkanmu sejak lama.     

Ya, benar. Aku sudah mempersiapkan kepergianku sejak lama, tetapi kamu sama sekali tidak sadar. Aku tahu ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu.     

Selama beberapa minggu di pulau, aku juga ingin bahagia bersama denganmu. Aku mencoba untuk membuat diriku tertawa dan bahagia, tetapi hatiku tidak bisa berbohong.     

Aku merasa sedih, aku merasa tertekan.     

Aku tahu aku sakit dan itu sebabnya aku tidak mau menuntut terlalu banyak darimu. Aku tidak bisa memintamu mengurus pekerjaanmu dan juga tetap mengurusku dan melindungiku.     

Aku juga tidak ingin berpisah darimu dan meninggalkanmu.     

Aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku, apa yang salah padaku. Aku benar-benar mencintaimu dan mencintai anak-anak, tetapi aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri.     

Aku tidak mau menyakiti orang-orang yang aku cintai.     

Kamu memintaku untuk tidak membuat keputusan di saat sedang sakit seperti ini, karena sekarang aku tidak bisa memahami apa yang sebenarnya aku inginkan.     

Setelah memikirkan permintaanmu, aku memutuskan untuk pergi sementara. Aku membutuhkan tempat yang baru, tempat untuk menyendiri dan menata ulang pikiranku.     

Aku takut kalau aku tidak pergi, aku malah akan semakin sedih. Aku takut aku akan membencimu, dan bahkan membenci diriku sendiri.     

Percayalah padaku, aku akan segera pulih dan kembali ke sisimu.     

Kalau saat itu kamu masih mencintaiku dan aku masih mencintaimu, kita bisa hidup dengan bahagia!     

…     

Setelah membaca surat itu, Aiden menutup matanya dengan ekspresi pedih.     

Ia bukanlah suami yang baik untuk Anya. Anya sudah merencanakan semua ini sejak lama, tetapi ia sama sekali tidak tahu.     

Anya berpura-pura tertawa dan bahagia, tetapi Aiden salah mengira bahwa penyakit Anya sudah sembuh. Tidak tahu betapa tertekannya Anya setiap kali berusaha untuk menyunggingkan senyum di bibirnya.     

Aiden tidak mau menyerahkan perusahaannya pada Ivan dan tidak bisa mempercayai Nico. Meski ia tidak pergi ke perusahaan sekali pun, ia masih harus mengurus masalah besar hingga masalah terkecil sekali pun dari rumah.     

Ia tidak mau menyerahkan perusahaannya pada Ivan karena takut Ivan akan mengkhianatinya.     

Ia tidak berani menyerahkan perusahaan pada Nico karena takut Nico akan mengacaukan semuanya.     

Seluruh Atmajaya Group berada di bawah kendali Aiden sehingga Aiden menanggung terlalu banyak dibandingkan kemampuannya. Ia terlalu sibuk hingga mengabaikan Anya.     

Anya sedang sakit. Ia pikir, dengan berlibur beberapa minggu di pulau akan membuat Anya pulih dan sehat kembali. Tetapi ia tidak tahu bahwa Anya malah semakin tertekan.     

Aiden merasa sangat menyesal.     

Ia berulang kali memikirkan pesan dari Galih dan menyadari bahwa selama ini ia lupa bahwa ia bukan hanya CEO Atmajaya Group, tetapi juga suami Anya dan ayah dari Arka dan Aksa.     

Ia adalah CEO yang baik, tetapi ia gagal sebagai seorang suami dan ayah.     

"Anya, aku minta maaf. Tidak peduli berapa lama waktu yang kamu butuhkan, aku akan menunggumu," gumam Aiden sambil membelai goresan tangan Anya yang indah.     

…     

Pratama Group memiliki sebuah kebun rempah-rempah yang berada di luar kota. Setiap pagi, setelah sarapan, Anya akan mengunjungi perkebunan itu dengan menggunakan topi yang lebar.     

Cuacanya sangat cerah, bunga-bunga bermekaran dan matahari menghangatkan seluruh perkebunan. Anya merasa sekelilingnya terasa sangat cerah dan menenangkan.     

Setiap hari, ia menyibukkan dirinya dan melupakan semua masalahnya. Saat ini adalah masa-masa sibuk di perkebunan, beberapa rempah-rempah membutuhkan penyerbukan buatan.     

Sebagai putri dari Galih dan Indah Pratama, Anya merasakan tanggung jawab untuk ikut mengembangkan perkebunan keluarganya dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.     

Karena ingin memulai hidup yang baru, Anya memotong rambut panjangnya hingga sebahu.     

Ia terlihat jauh lebih segar dan muda dengan rambut barunya. Dengan baju yang sederhana dan topi kebun, ia terlihat seperti gadis desa yang bekerja di kebun.     

Indah mengambil foto Anya yang sedang sibuk bekerja dan mengirimkannya pada suaminya. Kemudian, Galih meneruskan foto itu ke Aiden.     

Ketika Aiden menerima foto itu, ia baru saja selesai operasi dan kembali ke kamarnya.     

Setelah obat bius itu menghilang, Aiden merasakan rasa sakit yang luar biasa di lututnya. Tetapi setelah melihat foto Anya, rasa sakit itu menghilang, digantikan rasa kerinduan yang luar biasa.     

Anya terlihat kurus dan kulitnya kecokelatan karena terlalu sering berada di bawah matahari. Rambutnya terlihat pendek, hanya mencapai bahu. Aiden hampir tidak mengenali istrinya itu difoto.     

Senyum di wajahnya benar-benar murni, senyum yang berasal dari hatinya. Aiden bisa melihat Anya yang dulu, gadis yang dicintainya tampak telah kembali.     

Aiden menyentuh wajah Anya dari layar dan membelainya. Tidak peduli di mana pun Anya berada, selama Anya sehat dan bahagia, ia bisa merasa tenang.     

"Tuan …" Harris mendorong pintu kamar Aiden dan melihat Aiden sedang memandang layar ponselnya dengan senyum di wajahnya.     

"Kapan aku bisa keluar dari rumah sakit?" tanya Aiden sambil meletakkan ponselnya.     

"Dalam satu minggu. Kalau pemeriksaan lanjutannya baik-baik saja, Anda bisa segera pulang. Setelah pulang, Anda masih harus beristirahat selama setengah bulan sebelum kembali berjalan. Selama beberapa bulan ini, Anda harus mengenakan pelindung lutut," kata Harris.     

Aiden menghela napas panjang. Untung saja yang ia alami bukan osteosarcoma, tetapi hanyalah synovitis lutut belaka. Meski demikian, ia butuh waktu untuk sembuh dan pulih kembali seperti semula.     

"Katakan pada Nico bahwa aku harus beristirahat selama satu bulan dan suruh dia yang mengurus masalah perusahaan," kata Aiden dengan suara dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.