Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Hanya Bisa Percaya Padamu



Hanya Bisa Percaya Padamu

0Aiden merasa, Jonathan hanya menerima Jenny karena ia merasa tersentuh.     

Tersentuh karena kesetiaan Jenny, meski sudah dua tahun mereka berpisah.     

Tersentuh karena kerja keras Jenny yang bersedia melakukan apa pun demi bisa bersama dengannya.     

Cinta yang dirasakan oleh Jonathan saat ini mungkin bukan cinta yang sesungguhnya, melainkan sebuah bentuk tanggung jawab dan perasaan tersentuh karena ada seorang wanita yang bersedia melakukan apa pun untuknya.     

Ia mau bertanggung jawab atas Jenny, seperti seorang pria yang mau bertanggung jawab terhadap pasangannya setelah mereka bercinta dalam keadaan mabuk.     

Kalau memang benar Jonathan hanya merasakan tanggung jawab semacam itu, Aiden tidak akan pernah menyetujui hubungan antara Jenny dan Jonathan.     

…     

Di minggu pertama Jenny dikurung di rumah, Bima meminta semua orang untuk datang ke rumah dan makan malam bersama.     

Itu karena Bima juga khawatir cucunya itu kebosanan di rumah. Setidaknya, dengan makan malam bersama, akan ada orang-orang yang menemaninya mengobrol.     

Saat berada di meja makan, semua orang berbincang-bincang dengan bebas.     

"Jenny, kamu kan tidak bekerja. Bagaimana kalau membuka bekerja sama? Kita bisa melakukan siaran langsung melalui youtube atau media sosial. Nanti kita bisa bagi hasil," meski Nico membenci Jonathan, ia tetap menyayangi adiknya itu.     

"Setengah-setengah?" kata Jenny.     

Nico mengerutkan keningnya, merasa bahwa ia akan mengalami kerugian besar kalau bekerja sama dengan Jenny. "Aku akan memberimu sepertiga. Tidak bisa lebih dari itu."     

"Setuju!" kata Jenny.     

Ia benar-benar bosan berada di rumah. Kalau ia bekerja bersama Nico, itu artinya ia bisa pergi keluar dari rumah!     

Nico tidak punya banyak waktu luang untuk terus datang ke rumah Keluarga Atmajaya. Itu sebabnya, pasti Jenny lah yang harus pergi ke rumahnya.     

"Aku tidak menghalangi kalau kalian mau bekerja sama. Tetapi syaratnya, Nico yang harus datang ke sini," kata Bima.     

"Kakek, untuk melakukan siaran membutuhkan banyak persiapan, mana mungkin kami bisa melakukannya di rumah," kata Nico.     

"Lalu, di mana?" tanya Bima.     

"Kakek, Jenny akan selalu bersama denganku. Apakah kamu tidak percaya padaku?" mata Nico menunjukkan tekad bahwa ia akan mengurus Jenny baik-baik.     

Bima memikirkan bahwa Nico juga tidak menyukai Jonathan, sama seperti dirinya. Akhirnya ia mengangguk dan berkata, "Di rumah ini, aku hanya bisa mempercayakan Jenny kepadamu."     

Semua orang yang berada di meja makan itu saling berpandangan satu sama lain. Bima tidak bisa mempercayai Anya, Aiden, Nadine, Harris dan bahkan Maria.     

Di keluarga ini, satu-satunya orang yang berpendapat sama terhadap hubungan Jonathan dan Jenny, menentang hubungan mereka berdua, hanyalah Nico.     

"Ayah, kamu bahkan tidak percaya padaku? Jenny adalah putriku. Mana mungkin aku menyakitinya?" Maria tertawa.     

"Kamu terlalu lembut. Jenny pasti akan meluluhkan hatimu," Bima begitu cerdas hingga ia bisa melihat semuanya.     

Aiden adalah budak istrinya. Apa pun yang Anya katakan, Aiden pasti akan menurutinya.     

Anya adalah seorang wanita pemimpi, yang mendukung Jonathan dan Jenny untuk memperjuangkan cintanya. Ia pasti mendukung Jenny untuk mengejar kebahagiaannya.     

Meski Aiden tidak berpendapat yang sama, ia tidak akan berani menghalangi istrinya.     

Sementara itu, Nadine dan Harris sama-sama mendengarkan semua kata-kata Anya dan Aiden.     

Di keluarga ini, hanya Nico yang sepemikiran dengan Bima.     

"Ayah, biasanya minoritas akan mendengarkan dan menuruti mayoritas. Apakah kamu pernah mendengarnya?" tanya Aiden.     

"Aku adalah orang yang paling tua di keluarga ini. Apakah kamu mau menentangku? Aku merasa, Rudi adalah pria yagn terbaik. Ia adalah pria yang menyenangkan, ceria dan pekerja keras. Walaupun Jonathan juga cukup baik, tetapi ia tidak bisa dibandingkan dengan Rudi. Aku tidak suka karena Jonathan sudah memiliki anak," kata Bima, memberitahu ketidaksukaannya terhadap Jonathan.     

Jenny merasa tidak senang mendengarnya. "Aku mencari seorang suami yang aku cintai. Bukan kakek yang tinggal bersama dengannya nanti. Kalau kakek menyukai Rudi, kakek saja yang menikahinya!"     

"Jonathan tidak mencintaimu!" kata Bima dengan marah.     

"Ia menungguku selama dua tahun. Apa itu kalau bukan cinta?" balas Jenny.     

"Memang benar, kamu menunggunya selama dua tahun. Tetapi dalam dua tahun ini, ia bukannya menunggumu. Ia hanya sibuk bekerja dan tidak puya waktu untuk mencari wanita," kata Bima. "Kamu tidak diperbolehkan untuk bertemu dengannya lagi!"     

"Kakek, kalau aku ingin melakukan hal-hal yang melewati batas, sebenarnya aku bisa melakukannya dua tahun lalu. Buat apa aku menunggu selama ini? Aku juga menentang hamil sebelum menikah. Tetapi kalau kamu terus begini, aku akan melakukan hal yang ekstrem," kata Jenny.     

Tanpa sadar, Aiden memandang ke perut Jenny. "Lebih baik jangan, kalau kamu tidak mau Jonathan mati."     

Anya terkejut mendengarnya dan tatapannya pun tertuju ke arah perut Jenny. Ia tidak tahu apakah Jenny dan Jonathan menggunakan pengaman pada saat mereka berhubungan.     

Kalau Jenny benar-benar hamil, ini akan menjadi masalah yang rumit.     

Jenny menunjukkan senyum tipis di bibirnya. Ia sama sekali tidak takut pada Bima. Kalau ia beruntung, mungkin ia benar-benar akan mengandung anak Jonathan.     

Bagaimana rencana di benak Jenny itu tidak terbaca oleh Aiden?     

Tetapi yang tidak Aiden beritahu pada Jenny, ia sudah memasukkan pil kontrasepsi darurat pada air minum yang Jenny minum setelahnya.     

Saat Jenny mogok makan, Tara sudah memeriksa kondisinya.     

Mereka tahu apa yang telah Jonathan dan Jenny lakukan. Tetapi untuk memastikan kebahagiaan Jenny, Aiden tidak akan membiarkan Jenny hamil sebelum menikah.     

Aiden berharap Jenny bisa bahagia. Kalau Jonathan menikahi Jenny karena cinta, ia mungkin akan memberi restu.     

"Aku tahu kamu tidak bisa mempercayaiku, khawatir aku akan membantu Jenny. Tetapi aku benar-benar menyelidiki mengenai Jonathan. Dan informasi ini bisa dipercaya. Apakah kamu mau melihatnya?" tanya Harris.     

"Berikan padaku," kata Bima dengan tenang.     

Harris memberikan informasi yang ia dapatkan dan Bima melihatnya satu per satu. Setelah itu, ia mengangguk. "Seperti yang sudah kuduga, Jonathan memang pria yang hebat. Dalam beberapa tahun saja, ia bisa mengembangkan Srijaya Group sebesar ini. Tetapi ini tidak ada gunanya. Aku tetap tidak akan membiarkan Jenny menikah dengannya."     

"Mengapa?" kata Jenny dengan tidak terima.     

"Lihat saja dia. Ia bekerja setiap hari, tanpa ada istirahat. Kalau kamu menikah dengannya, kamu tidak akan bahagia. Malah kamu akan mengurus anaknya!" kata Bima. "Anak itu bukan darah dagingmu. Mungkin saat masih kecil seperti ini, ia akan mendengarkanmu. Tetapi bagaimana setelah ia tumbuh dewasa? Bagaimana kalau anak itu membencimu karena kamu adalah ibu tirinya? Kamu bisa saja memiliki pernikahan yang bahagia, tetapi kamu malah memilih untuk menjadi ibu tiri bagi orang lain."     

Tidak ada satu orang pun yang berbicara di ruangan itu, karena apa yang Bima katakan itu memang kenyataan.     

Tidak mudah untuk menjadi seorang ibu tiri. Belum tentu Jenny bisa mencintai Alisa seperti mencintai anaknya sendiri.     

"Lebih baik kamu membantu pamanmu di perusahaan. Kalau kamu tidak mau, biar ibumu yang mengatur perjodohan untukmu. Tidak apa-apa kalau kamu tidak menyukai Rudi. Masih ada banyak pria lain di luar sana, yang sepadan untukmu," kata Bima.     

"Ayah, Jenny baru saja pulang. Biarkan ia beristirahat dulu. Jangan memikirkan mengenai perjodohan," Maria berusaha untuk membujuk ayah mertuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.