Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Rencana untuk Memisahkan



Rencana untuk Memisahkan

0"Dasar kamu ini. Jangan mengacaukan pikiranku!" kata Jonathan.     

"Jonathan, apakah kamu ingin bercinta denganku? Kamu sedang memikirkannya ya?" wajah Jenny memerah saat menyadari apa yang Jonathan pikirkan.     

"Kamu …" Jonathan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Wajahnya terlihat benar-benar kaku. "Dasar kamu tidak tahu malu …"     

Jenny tertawa dengan keras. "Ternyata benar. Kamu ingin melakukan sesuatu yang nakal. Tetapi aku senang. Kalau pria tidak bisa menahan dirinya, itu artinya ia sangat tertarik pada wanita itu."     

Jonathan tersenyum dan tidak mengelak kata-kata Jenny itu. "Tentu saja aku sangat tertarik padamu. Aku sedang berusaha keras sekarang. Aku benar-benar ingin menikahimu dan menyayangimu seumur hidupku."     

"Kalau begitu, teruslah berusaha keras. Aku akan mendukungmu. Kakekku tidak sekeras itu. Suatu hari nanti, ia akan setuju. Aku juga sangat senang mengumpulkan bunga dan kartu berisi kata-kata romantis setiap hari," Jenny tersenyum dengan sangat manis.     

Jonathan mengulurkan tangannya dan mengelus kepala Jenny. Jenny benar-benar manis seperti anak kecil.     

"Baiklah. Bunga hari ini akan datang sesuai dengan jadwal," mobil Jonathan berhenti di depan pintu masuk Atmajaya Group.     

Sebelum Jenny turun dari mobil, tidak peduli meski ada begitu banyak orang yang melihat, ia memeluk leher Jonathan dan memberinya ciuman yang manis dan panjang …     

"Apakah itu Nona Jenny?"     

"Nona Jenny dan Jonathan Srijaya …"     

"Apakah aku boleh mengambil foto?"     

"Mengapa Nona Jenny mau dengan seorang pria yang sudah memiliki anak?"     

"Jonathan juga tidak buruk. Ia sangat tampan dan juga kaya raya."     

"Kalau bisa aku juga ingin menikahinya."     

"Mereka masih berciuman. Sampai kapan mereka akan berciuman?"     

Nico yang baru saja tiba di kantor merasa heran saat melihat begitu banyak orang berkumpul di depan. "Ada apa?"     

Saat semua orang melihat Nico, mereka langsung bubar.     

Begitu kerumunan itu pergi, Nico bisa melihat apa yang terjadi di mobil. Ia langsung terkejut setengah mati.     

"Jenny, apa yang kamu lakukan?" Nico bergegas menghampiri mobil tersebut dan membuka pintu, menyeret Jenny keluar dari mobil.     

"Kak! Apa yang kamu lakukan?" Jenny menghentakkan kakinya dengan marah, menginjak kaki Nico dengan keras.     

"Ahh!" Nico langsung merasa kesakitan. "Kamu … Mengapa kamu tidak tahu malu. kamu adalah wanita. Bagaimana bisa kamu mencium seorang pria di depan perusahaan. Kamu …"     

"Memangnya kenapa? Aku mencium pria yang aku cintai. Aku mencium pria yang akan aku nikahi. Aku tidak mencium kekasih atau suami orang lain. Apa masalahnya?" Jenny berbalik dan masuk ke dalam perusahaan. Sementara itu, Jonathan menjalankan mobilnya dan pergi.     

"Hei, Jonathan! Berhenti kamu!" Nico tidak bisa menasihati adiknya yang bebal itu dan berniat untuk memarahi Jonathan. Tetapi Jonathan malah melarikan diri.     

…     

Di Srijaya Group, Rudi sebagai salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan, jarang sekali datang ke perusahaan. Ia benar-benar mempercayai Jonathan.     

Selain itu, ada juga pemegang saham terbesar lain yang tidak pernah menghadiri rapat para pemegang saham. Ia sama sekali tidak takut uangnya akan disalahgunakan oleh Jonathan. Dan orang itu adalah Anya.     

Semua orang tahu bahwa Jonathan membutuhkan seorang wanita dengan latar belakang keluarga yang hebat untuk mendukungnya. Jenny memang calon yang baik, tetapi tanpa Jenny sekali pun, Jonathan sudah memiliki hubungan kerja sama dengan Atmajaya Group.     

Tetapi sebenarnya, Jenny lah yang jatuh cinta setengah mati pada Jonathan.     

Yang tidak Jonathan sangka, foto ia dan Jenny berciuman di depan Atmajaya Group akan tersebar di internet.     

Untuk pertama kalinya, Bima menelepon Indah untuk membicarakan masalah ini. "Indah, aku menelepon hari ini untuk memberitahumu masalah Jonathan dan Jenny."     

Indah menghela napas panjang. Ia tahu bahwa Bima tidak menyetujui hubungan Jonathan dan Jenny. Sebenarnya, ia juga memiliki pendapat yang sama.     

Tetapi sayangnya, Jonathan jatuh cinta pada Jenny dan Jenny juga bersikeras untuk bisa bersama dengan Jonathan.     

"Kalau ada yang bisa aku bantu, aku pasti akan berusaha," kata Indah.     

"Aku tidak mau Jenny menikah dengan seorang pria yang memiliki anak. Aku sudah menghubungi Jonathan sebelumnya, berharap ia akan menjauh dari Jenny. Tetapi setiap hari ia datang ke rumahku dan meminta persetujuan dariku untuk menikahi Jenny. Hari ini, ia dan Jenny berciuman di depan Atmajaya Group. Berita ini tersebar di internet," kata Bima.     

Indah mengerutkan keningnya saat mendengarkan hal itu. "Sebenarnya aku juga tidak menyetujui hubungan mereka. Jonathan memiliki anak dan perusahaan yang harus ia urus. Ia membutuhkan seorang wanita yang dewasa. Tetapi Jenny adalah seorang putri. Mana mungkin ia bisa menderita seperti itu?"     

"Aku juga memikirkan hal yang sama. Jenny bisa mendapatkan pria yang lebih baik. Jonathan juga membutuhkan seorang wanita yang bisa membantunya untuk mengurus perusahaan dan mengurus keluarganya. Mereka bukanlah pilihan yang terbaik untuk satu sama lain," kata Bima.     

"Aku tahu kamu menentang hubungan mereka, sama halnya dengan aku. Tetapi aku tidak bisa melarang mereka untuk jatuh cinta. Kalau kamu punya rencana, aku akan mengikutimu," kata Indah.     

Bima menelepon Indah karena ia berharap Indah akan menghalangi hubungan mereka. Tetapi Indah malah memintanya untuk mencari jalan. Kalau Bima memiliki rencana, ia tidak akan menghubungi Indah!     

"Aku tidak punya rencana apa pun sekarang. Mereka berdua sama-sama tidak mau mendengarkanku," Bima juga menghela napas panjang.     

"Aku akan mencoba untuk berbicara dengan Jonathan. Kamu juga berusaha untuk membujuk Jenny. Bagaimana?" tanya Indah.     

"Hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang. Kita memikirkan yang terbaik untuk mereka. Tetapi mengapa mereka tidak mengerti," setelah menutup telepon, Bima merasa semakin bingung.     

Setelah Bima kembali dari liburannya, Jenny kembali dikurung di rumah dan tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan Jonathan.     

Jenny yang biasanya ceria dan bersemangat, sekarang menjadi pendiam dan jarang bicara. Rasa rindu seolah membuatnya menggila.     

Tidak hanya itu, bunga yang Jonathan kirimkan juga tidak bisa sampai ke tangan Jenny. Bima mengatakan pada resepsionis bahwa semua barang yang dikirimkan untuk Jenny harus diperiksa terlebih dahulu. Kalau itu adalah pemberian Jonathan, barang-barang itu akan langsung dikembalikan.     

Sebelumnya, Bima tidak mau membuat Jonathan malu sehingga ia menerima semua hadiah yang Jonathan berikan.     

Namun, Jonathan malah masuk ke dalam rumahnya di malam hujan itu, membuat Bima merasa sangat marah.     

Sekarang, ia memerintahkan bahwa ia tidak akan menemui Jonathan dan tidak mau menerima apa pun dari Jonathan.     

Ia ingin Jonathan terus menunggu, menunggu, menunggu …     

Menunggu di depan pintu …     

Setiap hari, Jenny berddiri di depan jendela sambil memegang teropong kecil pemberian ibunya. Ia memandang Jonathan sampai Jonathan pulang ke rumahnya.     

Setiap hari, Jenny merasa dirinya hampir menggila.     

Selama beberapa hari terakhir ini, ia berusaha untuk mencari jalan agar bisa melarikan diri dari pengawasan Bima. Tetapi Bima juga memperketat pengawalan dan tidak membiarkan Jenny pergi ke mana pun.     

Jenny tahu bahwa kakeknya itu benar-benar marah kali ini.     

Tetapi bisa bersama dengan Jonathan adalah sesuatu yang benar-benar ia inginkan. Dan Jenny sama sekali tidak menyesal bisa menjadi kekasihnya.     

Jenny benar-benar mencintai Jonathan. Semua orang berpikir bahwa ini adalah cinta anak-anak yang tidak ada artinya. Tetapi hanya ia saja yang tahu betapa dalamnya cintanya untuk Jonathan.     

…     

Saat Aiden dan Anya datang untuk mengunjungi Jenny di sabtu pagi, Jenny masih belum bangun.     

Aiden mengerutkan keningnya dan memutuskan untuk membangunkan Jenny.     

"Jenny, bangun!" kata Aiden sambil mengetuk pintu kamar Jenny.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.