Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Bukan Keluarga



Bukan Keluarga

0"Kematian Keara membuat ayahmu menganggap bahwa aku lah yang tidak menjaga Keara baik-baik. Katanya, aku lah yang menyebabkan kematian Keara," kata Indah, sambil tersenyum pahit.     

Anya menghela napas panjang. "Ia yang membesarkan Keara, menyayanginya dari kecil hingga dewasa. Tentu saja sulit bagi ayah untuk menerima kematiannya. Jangan terlalu dipikirkan. Kalau ayah tahu apa yang Keara lakukan, ia pasti mengerti."     

"Keara sendiri yang membenciku. Ia yang menyebarkan banyak hal buruk tentangku, memfitnah aku. Itu sebabnya aku memutus pengobatannya dan memindahkannya ke rumah sakit biasa. Bukan berarti aku tidak membantunya sama sekali. Kalau ia bunuh diri, masa itu salahku?"     

Aiden menjawab dengan tenang. "Ibu, saat ayah keluar dari penjara, biar aku yang berbicara dengannya. Kalau ia masih tidak mau membuka matanya dan menyalahkanmu, aku sarankan ibu membuat rencana terlebih dahulu. Ibu tidak akan bisa bahagia kalau hidup bersama dengan seseorang yang membencimu. Mungkin akan terjadi bahaya."     

"Maksudmu …" Indah memandang Aiden dengan terkejut.     

"Mentalitas ayah banyak berubah selama beberapa tahun terakhir. Ia menjadi sangat sensitif, curigaan dan mungkin tidak akan bisa mendengarkan apa yang akan aku katakan. Bagaimana pun juga, aku adalah orang pertama yang menemukan bahwa Agnes sebenarnya Keara. Rencananya gagal berantakan dna ia masuk ke dalam penjara, namun pada akhirnya Keara tetap meninggal. Baginya, kita bukan keluarga, tetapi pembunuh yang membunuh putrinya," kata Aiden.     

Anya memandang ke arah Aiden dengan curiga. Ia menemani Indah untuk mengunjungi Galih ke penjara setiap bulan dan tidak menemukan adanya perbedaan pada Galih.     

Bagaimana Aiden bisa tahu semua ini?     

"Aku bisa mengirimkan orang ke dalam penjara untuk mengurusnya dan tentu saja orang itu akan melaporkan semua gerak-geriknya padaku," Aiden menjelaskan.     

Anya mengangguk. "Kalau begitu, coba saja jelaskan dulu kepada ayah. Kalau tidak bisa, bujuk ayah untuk melakukan terapi. Kalau ia masih menolak dan membenci kita, sebaiknya kita menjauh darinya!"     

"Anya, bagaimana bisa kamu mengatakan itu? Tidak peduli apa pun yang terjadi, ia adalah ayahmu," kata Indah.     

Wajah Anya terlihat dingin dan tanpa ekspresi. "Ibu, apa yang kamu lakukan setelah kamu menemukan aku? Kamu selalu memberi aku cinta yang tidak bisa kamu berikan selama bertahun-tahun. Kamu melindungiku dengan tulus dan benar-benar mencintai kedua putraku. Tetapi bagaimana dengan ayah? Ia tahu bahwa Keara menginginkan nyawaku berulang kali. Tetapi untuk menyelamatkan Keara, ia melakukan semua yang bisa ia lakukan, yang ilegal sekali pun."     

"Ayahmu hanya berusaha untuk …"     

"Apakah ibu tidak ingat karangan bunga di depan sekolah? Keara ingin membunuh kita semua. Keara ingin mendapatkan Pratama Group. Ia bahkan ingin membunuh ayah juga. Ayah masih berusaha melindungi orang semacam itu. Apakah ayah tidak memikirkan aku? Aku juga putrinya. Ia juga berutang 20 tahun perpisahan padaku," Anya menarik napas dan melanjutkan. "Ayah sendiri yang menyerahkan diri dan masuk ke dalam penjara, bukan karena kita yang melapor. Ia membenci kita setiap hari setelah ia masuk ke dalam penjara. Aku tidak akan menghentikan ibu kalau ibu masih mau tinggal bersama dengannya. Tetapi jangan berharap aku memikirkan hal yang sama. Kalau ayah masih tetap seperti ini, aku tidak akan menganggapnya sebagai ayahku lagi."     

Melihat Anya merasa sangat marah, Indah tidak mau membuat putrinya semakin sedih hanya karena ia memilih untuk membela suaminya.     

"Anya, aku tidak memaksamu untuk menyayanginya. Kalau memang ia tidak memedulikan aku dan kamu lagi, aku tidak akan mau bersamanya," hibur Indah.     

Setelah mendengar hal itu, Anya tersenyum lega. "Jangan lupa, Ibu. Tidak peduli apa pun yang terjadi, kamu masih punya aku."     

Indah mengangguk. Setelah itu, ia mengalihkan pembicaraan. "Bagaimana pendapatmu mengenai Jonathan dan Jenny."     

"Ayahku tidak menyetujui hubungan mereka. Ia takut Jenny akan menderita setelah menikah dengan Jonathan. Menjadi ibu tiri tidak mudah," kata Aiden dengan jujur.     

Indah berkata sambil tersenyum. "Itu sebabnya aku ingin bicara pada kalian berdua. Aku juga ingin mengungkapkan pendapatku. Keluarga Atmajaya tidak menyukai Jonathan karena Jonathan sudah memiliki anak. Sebenarnya, aku juga tidak menyukai Jenny. Selain merupakan putri dari Keluarga Atmajaya, ia tidak berguna."     

"Ibu, apa yang kamu bicarakan?" Anya mengerutkan keningnya.     

"Apakah sulit untuk menerimanya? Keluarga Atmajaya tidak menyukai Jonathan, apakah aku tidak boleh menyukai Jenny? Apa yang dipunyai oleh Jenny? Kalau hanya wajah cantik, di kota ini tidak kekurangan wanita cantik. Kalau hanya sekolah ternama, banyak keluarga besar di kota ini yang mengirimkan putrinya untuk sekolah setinggi-tingginya di luar negeri. Keunggulan Jenny hanyalah statusnya sebagai putri Keluarga Atmajaya. Tetapi dengan adanya kamu, Srijaya Group sebenarnya tidak perlu menggunakan pernikahan untuk mendapatkan bantuan Keluarga Atmajaya."     

Indah memandang ke arah Aiden. "Aiden, anggap saja kalau Anya dan Jonathan tidak bersaudara, apakah kamu mau bekerja sama dengan Srijaya Group?"     

"Aku tetap akan bekerja sama dengan Srijaya Group karena aku mengakui kemampuan Jonathan, bukan karena Jonathan adalah sepupu Anya," kata Aiden.     

"Itu sebabnya, pernikahan Jonathan dengan Jenny tidak hanya akan menyakiti orang lain, tetapi juga tidak menguntungkan. Apakah Jenny bisa menjadi ibu Alisa? Ia bahkan tidak sepengertian Alisa yang masih kecil. Ia tidak bisa mengatur keuangan dan menjadi ibu rumah tangga yang baik. Bekerja di perusahaan Atmajaya Group saja tidak cukup untuk membuktikan kemampuan kerjanya. Selain putri dari Keluarga Atmajaya, apa keunggulannya?" Indah juga tidak optimis mengenai hubungan Jonathan dan Jenny.     

Dalam keluarganya, Indah hanya memiliki Anya, putri kandungnya, dan juga Jonathan dan Lisa, yang merupakan keponakannya.     

Lisa sudah menikah dengan pria pilihannya dan hidup dengan bahagia.     

Anya sudah menikah dengan Aiden, pria yang sangat mencintainya dan melindunginya dalam hal situasi apa pun.     

Hanya Jonathan yang masih sendiri. Ia masih harus mengurus Srijaya Group dan juga seorang putri kecil.     

Indah juga berharap keponakannya yang satu itu bisa mendapatkan kebahagiaan.     

"Ibu, apakah ayah mertuaku meneleponmu? Jenny sudah terpisah dari Keluarga Atmajaya sejak kecil, sama seperti aku terpisah dengan ibu dan sulit untuk mendapatkannya kembali. Karena hal itu, ayah bersikap sangat keras kepadanya. Kalau ayah mengatakan sesuatu, jangan terlalu dipikirkan," kata Anya.     

Indah melihat Aiden tidak mengatakan apa pun dan berkata. "Bahkan kalau Jonathan menikah dengan seorang wanita yang tidak punya latar belakang keluarga hebat, selama wanita ini bisa membantu karir dan keluarganya, Jonathan tetap akan berkembang nantinya. Sementara itu, Jenny adalah permata di Keluarga Atmajaya. Ia bisa saja menikah dengan keluarga kaya lainnya dan tidak perlu bekerja atau mengerjakan pekerjaan rumah."     

Dengan nama Keluarga Atmajaya, ia bisa saja hidup dengan bahagia, tanpa memikirkan mengenai makanan atau pun pakaian. Tetapi ia memilih pria yang dicintainya. Ia tahu bahwa menjadi ibu tiri adalah hal yang sulit dan ia tahu Jonathan membutuhkan bantuan dari istrinya untuk berkembang, itu sebabnya Jenny setuju untuk sekolah dan mencari pengalaman di luar negeri selama dua tahun. Ia bekerja dengan sangat keras untuk bisa menjadi pendamping Jonathan. Dalam hal ini, sulit bagiku dan Anya untuk menghentikan mereka."     

Aiden mengambil inisiatif untuk berbicara. Ia sudah menebak apa yang Indah akan katakan dan apa tujuan Indah membicarakan hal ini.     

Indah tertegun. "Kalian tidak menentang hubungan mereka?"     

"Membantu mereka sama saja dengan menentang ayah. Tetapi menentang mereka berarti kami akan menyakiti mereka. Jadi ibu, jangan libatkan kami dalam masalah ini. Kami tidak bisa melakukan apa pun," kata Anya sambil menggenggam tangan ibunya.     

"Sebenarnya aku tidak ingin melakukan apa pun. Tetapi sepertinya aku tidak punya pilihan lain," kata Indah dengan tegas.     

"Ibu, apa yang akan kamu lakukan?" Anya memandangnya dengan cemas.     

Indah tertawa. "Jangan khawatir, aku tahu batasanku. Kalau memang mereka tidak bisa dipisahkan, itu artinya mereka memang ditakdirkan untuk bersama. Aku akan menemui Jonathan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.