Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Bersembunyi di Kamar Mandi



Bersembunyi di Kamar Mandi

0"Aku tidak kecil dan aku tidak bodoh. Pasti ada sesuatu di antara kalian. Kalau kalian tidak menceritakannya dengan jelas, aku akan melaporkannya pada kakakku!" kata Jenny dengan kesal.     

"Apakah kamu tidak ingat desa tempat kamu tinggal dulu?" tanya Tiara sebelum menyebutkan nama desanya.     

Wajah Harris langsung terlihat kaku dan kemudian ia memandang Tiara dengan terkejut. "Kamu Tiara yang itu? Tiara tetanggaku dulu?"     

"Benar. Setelah ibuku meninggal, aku ikut bersama dengan bibiku ke Hong Kong." Kata Tiara sambil tersenyum.     

"Kalian benar-benar mengenal satu sama lain? apakah kalian kekasih masa kecil?" Jenny tidak bisa mencerna semua ini. Ini terlalu mengejutkan.     

Kehidupan keluarganya sudah sangat rumit. Tetapi ternyata sahabatnya sendiri adalah kekasih masa kecil kakak iparnya.     

"Jenny, hentikan pikiranmu yang aneh-aneh. Hubunganku dan Kak Harris tidak seperti yang kamu pikirkan," Tiara sangat mengenal Jenny dan tahu bahwa sahabatnya itu sudah berpikir yang aneh-aneh.     

"Memangnya kamu tahu apa yang aku pikirkan? Apakah kalian merasa bersalah karena tidak sengaja mengungkapkan kesalahan kalian?" canda Jenny dengan sengaja.     

Harris memandang Jenny dengan kepala yang terasa pusing. Jenny juga merupakan putri dari Keluarga Atmajaya, tetapi ia sangat berbeda dengan Nadine.     

Jenny dan Nico sangat mirip, merupakan kakak beradik yang suka seenaknya sendiri. sementara itu, meski Nadine bukan putri kandung Maria, ia sangat mirip dengan ibu sambungnya itu.     

"Kak, mengapa ekspresimu seperti itu? Apakah aku mengatakan hal yang salah? Aku akan memberimu kesempatan untuk menjelaskan," Jenny tersenyum.     

Harris memandang ke arah Tiara dan melihat wanita itu tidak berniat untuk menjelaskan. Sepertinya hanya ia seorang yang bisa menjelaskan semua ini.     

"Aku adalah anak haram dari Keluarga Mawardi, semua orang juga sudah tahu masalah ini. Dewi Mawardi juga sudah mengetahui keberadaanku sehingga ia mengirim seseorang untuk mengejar ibuku. Kami bersembunyi di sebuah desa kecil. Tetapi tidak tahu bagaimana orang-orang itu bisa kembali menemukan kami," kata Harris.     

"Saat itu, ibuku dan aku yang membantu Kak Harris dan ibunya bersembunyi. Setelah orang-orang itu pergi, mereka berdua pingsan karena kelelahan," Tiara mengingat kembali masa-masa sulit Harris.     

Mata Jenny memerah mendengarnya. "Kak, kamu pasti menderita sekali dulu!"     

"Semuanya sudah berlalu. Makanya kamu harus bersyukur dengan kehidupanmu," kata Harris sambil tersenyum tipis.     

Bersyukur? Bukankah Jenny sangat beruntung?     

Meski ia harus berpisah dengan keluarganya, Jenny masih memiliki orang tua angkat yang sangat menyayanginya.     

Setelah menemukan keluarga kandungnya, ia menerima cinta dua kali lipat yang bisa Keluarga Atmajaya berikan.     

"Aku sangat beruntung sehingga aku bahkan tidak bisa menikah dengan pria yang aku cintai," gumam Jenny dengan sedih.     

"Jangan sedih. Kalau kamu sedang ada masalah, lebih baik kamu makan. Kalau kamu tidak bisa menyelesaikan masalahmu, makanlah dua kali. Setidaknya kamu merasa senang karena makan," hibur Tiara.     

"Kak, kamu dan Tiara tidak ada hubungan apa-apa kan?" Jenny kembali menanyakan dengan cemas.     

Harris melihat Nadine datang dari kejauhan. Ia langsung bangkit berdiri dan menghampirinya sambil tersenyum.     

"Nadine, kemarilah. Aku ingin memperkenalkannya padamu," Harris menggandeng tangan istrinya dan kembali ke meja Jenny.     

"Ini Tiara kan, sahabatnya Jenny. Aku sudah pernah melihatnya," kata Nadine sambil tersenyum.     

Tiara memandang Nadine dengan terkejut. "Tidak heran Kak Nadine menjadi kepala guru di Iris Perfume Academy. Ingatannya sangat bagus. Kak Nadine hanya pernah melihatku sekali, tetapi ia langsung mengingatku."     

"Aku ingin memperkenalkan Tiara lagi. Dulu aku pernah menceritakan padamu bahwa ada ibu dan anak yang menyelamatkanku saat aku sedang melarikan diri dari Keluarga Mawardi. Orang tersebut adalah Tiara dan ibunya," kata Harris.     

Nadine memandang Tiara dengan mata terbelalak. "Itu Tiara? Ini benar-benar takdir. Terima kasih karena kamu dan ibumu telah menyelamatkan Harris. Sekarang aku bisa memiliki suami yang sangat baik. Akut idak tahu bagaimana cara membalasmu. Biar aku yang membayar makananmu hari ini."     

"Kak Harris bilang akan mentraktir kita," kata Jenny.     

"Aku dan Harris akan menonton bioskop setelah ini, jadi aku harus pergi dulu. Lain kali, kita harus bertemu lagi. Ibu mertuaku pasti akan senang saat melihatmu lagi," Nadine tersenyum.     

"Aku akan mengunjungimu lain kali. Sudah lama aku tidak bertemu dengan Bibi Hana," Tiara langsung setuju.     

Nadine mengeluarkan kartu dari dompetnya dan memberikannya pada Jenny. "Biar aku yang membayar makanan ini. Setelah makan, ajak Tiara berbelanja. Kamu bisa menggunakan kartuku."     

"Apakah aku juga boleh membeli sesuatu?" mata Jenny berbinar dengan cerah.     

"Tentu saja. Kalian bersenang-senanglah," Nadine menggandeng tangan Harris dan meninggalkan kafe tersebut dengan senyuman.     

Ketika mereka kembali berdua, Jenny langsung mengedipkan matanya ke arah Tiara.     

Tiara berpura-pura tidak memahaminya. "Ada apa?"     

"Cepat telepon Jonathan dan ajak dia ke sini. Aku merindukannya," kata Jenny sambil merangkul tangan sahabatnya.     

"Kamu … Kamu hanya menggunakan aku sebagai tipu muslihat saja. Kamu berpura-pura ingin bertemu denganku, tetapi sebenarnya kamu ingin bertemu dengan Jonathan. aku akan melaporkanmu!" Tiara mengancam sahabatnya itu, tetapi sebenarnya ia merasa kasihan pada Jenny.     

Tanpa berpikir panjang, ia langsung menelepon Jonathan.     

Setelah Jonathan menerima panggilan dari Jenny, ia langsung bergegas datang ke kafe tersebut.     

Saat ia memasuki kafe, pengawal Bima yang berjaga di depan melihatnya. Tetapi mereka hanya bisa menghentikan Jenny dan tidak bisa melakukan apa pun pada Jonathan.     

Namun, setelah Jonathan masuk ke kafe tersebut, pengawal itu langsung menelepon Bima.     

Tiara membantu sahabatnya dan membiarkan Jenny pergi ke kamar mandi.     

Begitu Jenny pergi, Jonathan duduk di meja Tiara. Pengawal Bima melihat Jonathan sedang duduk bersama dengan Tiara sehingga ia tidak terlalu menganggapnya serius.     

"Pelayan, cahayanya terlalu silau. Bisakah kamu menurunkan tirainya?" kata Tiara pada salah seorang pelayan.     

Meski tirai itu sedikit tertutup, pengawal Bima tetap memperhatikan gerak-gerik Jonathan, khawatir Jonathan akan menemui Jenny. Tetapi Jonathan tetap berada di meja Tiara sambil menghadap ke arahnya. Jonathan sedang mengenakan kacamata hitam dan tidak terlihat mencurigakan sama sekali.     

Tetapi sebenarnya, Jonathan sudah eprgi ke kamar mandi untuk mencari Jenny. Sementara yang duduk di hadapan Tiara adalah penggantinya.     

Jenny sudah menunggu di kamar mandi. Jonathan berdiri dengan canggung di depan pintu kamar mandi, bertanya-tanya apakah ia harus masuk atau tidak.     

Pada saat itu, seorang wanita keluar dari kamar mandi wanita. Jonathan langsung bertanya padanya. "Nona, apakah ada seseorang di dalam? Temanku ke toilet, tetapi tidak kunjung keluar. Aku sedikit khawatir."     

"Oh, ada seorang wanita di dalam. Tapi aku tidak tahu apakah itu temanmu atau bukan," kata wanita yang baru saja keluar itu.     

"Baiklah, terima kasih."     

Pada saat yang bersamaan, pengawal Bima baru menyadari bahwa pria yang duduk di depan Tiara bukanlah Jonathan.     

Pengawal itu langsung mengejarnya. Saat pengawal itu hendak menemukannya, Jonathan langsung bersembunyi, masuk ke dalam kamar mandi wanita dengan tergesa-gesa. Jenny terkejut saat melihatnya.     

"Jonathan, ini kamar mandi wanita," kata Jenny.     

"Shhh … Pengawal kakekmu ada di luar," bisik Jonathan. Ia hanya ingin bersembunyi dari pengawal Bima, sama sekali tidak peduli meski ia berada di dalam kamar mandi wanita.     

Jenny melangkah maju, berniat untuk mengusir pengawal Bima itu.     

Tetapi Jonathan menangkap tangannya dan mengajaknya ke dalam sebuah bilik toilet, menutup pintunya.     

"Kamu …" Jenny ingin mengatakan sesuatu tetapi Jonathan menutup mulutnya dan menunjuk ke arah pintu. Mereka mendengar seseorang masuk ke dalam kamar mandi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.