Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Hadiah Terbaik



Hadiah Terbaik

0"Bilang bahwa kamu kembali ke rumah ibuku. Ibuku akan membantu untuk menyembunyikan masalah ini. Pengawal yang berada di rumah ibu juga adalah orang-orang pamanmu dan mereka akan menuruti semua kata-kata pamanmu. Jangan khawatir, mereka tidak akan tahu," kata Anya.     

Aiden langsung mengantarkan Jenny kembali ke rumah Keluarga Atmajaya. Suasana di rumah masih damai dan tenang. Sampai di siang hari, Jonathan datang untuk mengunjungi rumah Keluarga Atmajaya.     

Pada saat itu lah, Bima tahu bahwa Jenny dan Jonathan sudah bertemu kembali.     

"Jonathan, apa maksudnya ini? Apakah kamu tidak mendengar kata-kataku?" kata Bima dengan dingin.     

"Aku mencintai Jenny dan aku akan membahagiakannya. Tolong beri aku ijin untuk menikah dengannya," Jonathan menunjukkan semua daftar aset dan harganya pada Bima. "Ini adalah bentuk ketulusanku. Aku bersedia memberikan semua saham dan asetku atas nama Jenny."     

"Jenny tidak membutuhkan semua ini," Bima bahkan tidak melihatnya.     

Melihat kedatangan Jonathan, Maria langsung naik ke lantai atas dan menemui putrinya. "Jenny, katakan yang sejujurnya pada ibu. Apakah kamu berhubungan dengan Jonathan?"     

"Ibu, aku mencintainya. Apakah ibu tidak bisa membantuku? Aku tahu ibu juga ingin aku bahagia, kan? Aku akan bahagia selama aku bisa menikah dengan pria yang aku cintai," kata Jenny, memohon pada ibunya.     

Maria memandang putrinya dengan sedih. "Kamu bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik. Bagaimana dengan Rudi? Rudi belum pernah menikah dan ia juga tertarik padamu …"     

"Rudi menyukaiku dan aku menyukainya, tetapi rasa suka kami sebatas teman. Aku dan Jonathan saling mencintai. Ibu, hanya ibu yang bisa membantuku," Jenny menggenggam tangan ibunya dan terus memohon padanya.     

"Jonathan sudah pernah menikah dan sudah memiliki anak. Aku dengar, ia dan mantan istrinya saling mencintai sejak mereka masih muda. Kalau wanita itu masih hidup, tetapi mereka berpisah karena mereka sudah tidak saling mencintai, ibu tidak akan sekhawatir ini. Tetapi wanita itu sudah meninggal dan kamu tidak akan pernah bisa menggantikan posisi wanita itu di hati Jonathan. Apakah kamu mengerti?" kata Maria.     

"Aku tidak berniat mengalahkan siapa pun. Aku tahu di sebuah tempat di hatinya akan selalu ada ibu Alisa. Itu bukan masalah untukku. Itu hanyalah sebuah masa lalu. Selama ia mencintaiku sekarang, itu sudah cukup," saat mengatakannya, mata Jenny berbinar dengan cerah.     

Hanya karena sebuah perasaan bernama cinta, seseorang bisa berubah.     

Maria memandang putrinya dengan bimbang.     

Jenny baru saja pulang ke Indonesia. Meski setiap hari ia selalu tersenyum, senyum itu tidak mencapai matanya. Maria bisa mengetahuinya karena ia adalah ibu Jenny.     

Ia tahu bahwa hati putrinya itu kosong.     

Tetapi setelah Jenny berhasil mendapatkan cinta Jonathan, matanya itu terlihat jauh lebih ekspresif.     

"Jenny, kakekmu sangat mencintaimu dan mengharapkan yang terbaik untukmu. Jonathan bukanlah pria yang terbaik untukku. Jadikan penolakan kakekmu ini sebagai ujian untuk Jonathan. Kita lihat seberapa besar cintanya padamu dan apakah ia bisa melewati ujian dari kakekmu, oke?" Maria mengubah sikapnya, tidak terlalu keras seperti Bima.     

"Baiklah," Jenny langsung setuju. Ia yakin pada Jonathan.     

Bima merasa sangat marah terhadap Jonathan, dan meminta seseorang untuk mengusirnya. Ia bahkan memerintahkan, kalau Jonathan kembali lagi, ia tidak akan dibiarkan untuk masuk ke dalam.     

Tidak hanya itu saja. Jenny juga tidak diperbolehkan untuk pergi ke mana pun. Ia hanya boleh tinggal di rumah, khawatir kalau ia pergi akan bertemu dengan Jonathan lagi.     

Sebenarnya, Maria merasa kasihan pada putrinya. Tetapi demi masa depan putrinya yang lebih baik, ia memutuskan untuk bertindak sedikit kejam.     

"Jenny, apa yang ingin kamu makan? Biar ibu masakan untunkmu," tanya Maria dengan lembut.     

"Ibu, biarkan aku pergi. Aku mohon padamu," kata Jenny sambil menangis.     

"Kakekmu masih marah. Lebih baik kamu menuruti permintaannya dulu," kata Maria.     

"Ibu, aku sakit perut, mual dan pusing. Biarkan aku ke rumah sakit," Jenny memegang kepalanya.     

Maria melihat wajah Jenny yang sedikit pucat, ia tidak terlihat sedang berpura-pura. Maria langsung menggandeng Jenny dan membantunya untuk duduk di sofa.     

Saat makan malam, Nico dan Tara datang ke rumah Keluarga Atmajaya. Tidak hanya mereka berdua saja, tetapi Aiden dan Anya serta Nadine dan Harris juga dipanggil oleh Bima untuk makan malam bersama.     

"Tara, lihatlah keadaan Jenny. Kemarin ia minum anggur dan tidak mau makan. Sekarang ia sedang sakit," kata Bima.     

"Baiklah, aku akan melihatnya," Tara langsung naik ke lantai atas, ke kamar Jenny.     

"Ia hanya berpura-pura sakit agar kakek kasihan padanya. Kakek, biarkan saja dia, jangan dianggap," kata Nico. Ia juga menentang hubungan antara Jonathan dan Jenny.     

Bima duduk di tempatnya, memandang ke arah Nico dan kemudian ke arah Aiden. "Aiden, bagaimana menurutmu?"     

"Jenny tidak tinggal bersama dengan kita sejak kecil. Tidak seharusnya kita menggunakan pernikahannya untuk mendapatkan keuntungan. Selama ia menyukai seseorang dan orang itu juga menyukainya, aku pikir lebih baik kalau mereka bisa bersama," kata Aiden.     

"Jonathan adalah pria yang baik dan perusahaannya juga berkembang dengan sangat pesat. Aku dengar ia datang membawa semua aset dan saham miliknya, bersedia memberikan semuanya untuk menikahi Jenny. Sepertinya ia benar-benar mencintai Jenny," kata Nadine sambil tersenyum.     

Melihat Nadine berusaha membantu Jenny untuk angkat bicara, ia juga ingin membantu. Namun, saat ia hendak berbicara, Aiden menghentikannya dan menggenggam tangannya di bawah meja.     

Ia menoleh dan memandang Aiden, melihat suaminya menggelengkan kepalanya sekilas.     

Akhirnya Anya memutuskan untuk diam saja.     

Ia dan Jonathan adalah saudara. Kalau ia membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu, ia akan terlihat membantu Jonathan, bukan membantu Jenny.     

"Harris, bagaimana menurutmu?" Bima tiba-tiba saja bertanya pada Harris.     

Harris memandang ke arah Aiden dan kemudian memandang Bima. "Jonathan tiba-tiba saja melamar. Aku khawatir ia memiliki niat yang buruk. Biar aku menyelidikinya dulu."     

"Benar juga. Mengapa aku tidak kepikiran? Apakah ia sedang mengalami masalah sehingga ia membutuhkan Jenny untuk keluar dari masalah itu?" kata Nico.     

Bima mengangguk. "Anya dan Rudi memiliki saham di Srijaya Group. Aku menyerahkan masalah penyelidikan ini padamu, Harris. Kalau ada masalah, kita bisa langsung menarik saham kita agar tidak mengalami kerugian terlalu besar."     

"Aku mengerti," kata Harris.     

Aiden meminum tehnya dengan tenang, tetapi Anya memandang Harris dengan penuh kebencian.     

"Jangan salahkan Harris. Kita harus bersabar kalau mau melangkah ke tahap berikutnya," kata Aidne dengan suara pelan.     

"Apa yang akan kamu lakukan?" bisik Anya.     

"Menyelidiki Srijaya Group untuk melihat apa yang Jonathan rencanakan sekarang. Apakah ada sesuatu yang ia sembunyikan dari kita. Setidaknya, dengan menyelidiki, kita bisa meyakinkan ayah dan menyadari bahwa Jonathan benar-benar tulus untuk menikahi Jenny. Tetapi kalau kita benar-benar menemukan sesuatu, Jonathan benar-benar akan tamat," mata Aiden terlihat serius.     

"Baiklah kalau begitu," kata Anya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa dan ia juga tidak bisa membantu.     

Kemarin, ia mengatakan pada Jonathan untuk melakukan apa yang ia inginkan. Sebenarnya, yang Anya maksud adalah dengan menerima perasaannya dan mengejar Jenny, bukan melakukan hal yang di luar batas seperti ini.     

Kalau tahu bahwa Jonathan tidak akan mengantarkan Jenny pulang, lebih baik Anya menjemput Jenny secara pribadi.     

Aiden tersenyum dan menggenggam tangan Anya dengan erat di bawah meja.     

"Tidak peduli apa pun yang terjadi pada Jenny dan Jonathan, aku harap masalah ini tidak akan mempengaruhi hubungan kita. Apakah kamu mengerti?" tanya Aiden dengan lembut.     

Anya mengangguk dan tersenyum. Setelah itu, ia menyandarkan kepalanya di pundak Aiden.     

"Ulang tahun Jenny akan segera datang! Kita semua tahu bahwa harapan terbesar Jenny adalah menikah dengan Jonathan. Cepat selidiki Jonathan. Aku harap, kita bisa memberikan Jenny hadiah yang terindah di ulang tahunnya kali ini. Jonathan adalah hadiah terbaik untuknya," kata Nadine dengan penuh semangat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.