Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Bertemu Setelah Dua Tahun Berpisah



Bertemu Setelah Dua Tahun Berpisah

0"Cepat bangun. Aku sudah memesan tempat di sebuah restoran dan mengajak Jonathan untuk bertemu," kata Rudi.     

Jenny langsung tersadar saat mendengar kata-kata Rudi. Kantuknya benar-benar menghilang dari tubuhnya dan jet lag yang ia rasakan sebelumnya sudah lenyap.     

Saat memikirkan mengenai Jonathan, ia merasa jantungnya berdegup dua kali lipat lebih kencang dibandingkan sebelumnya. Tetapi di permukaan, ia tetap berusaha untuk tenang. "Aku akan segera bersiap-siap."     

Setelah panggilan berakhir, Jenny langsung berlari ke kamar mandi dan mencari pakaian terbaiknya. Selain itu, ia juga mengenakan make up di wajahnya.     

Sudah dua tahun ia tidak bertemu dengan Jonathan. Ia tidak mau terlihat jelek di hadapan pria yang ia sukai. Ia ingin mendapatkan nilai lebih di mata Jonathan.     

Ia tidak tahu bagaimana keadaan Jonathan sekarang. Selama ini Jonathan selalu bersembunyi darinya meski Jenny berulang kali berusaha untuk menghubunginya.     

Apakah perpisahan selama dua tahun ini membuat Jonathan berubah pikiran?     

Jenny merasa sangat bersemangat hari ini. Ia memilih baju berwarna hitam yang membuat kulitnya terlihat lebih putih. Dipadukan dengan celana panjang berwarna krem dengan sabuk yang stylish.     

Ia memilih sebuah sepatu hak tinggi yang tidak terlalu tinggi dan cukup nyaman untuknya. Dalam waktu dua tahun saja, Jenny sudah berubah. Bukan Jenny yang manis seperti dulu, tetapi Jenny yang anggun dan menawan.     

Sebelum pergi ke luar negeri, panjang rambutnya hanya mencapai pundaknya saja. sekarang, ia memiliki rambut panjang yang indah, mencapai hingga ke pinggangnya. Rambutnya itu ikut bergoyang, menari ke sana kemari saat ia sedang berjalan, membuatnya terlihat jauh lebih anggun.     

Ia tersenyum ke arah cermin di kamarnya, sambil membayangkan apa yang akan Jonathan katakan mengenai dirinya yang sekarang. Ia menarik napas dalam-dalam dan kemudian keluar dari kamarnya.     

Jenny diantarkan oleh supir Keluarga Atmajaya menuju ke sebuah restoran. Saat ia turun dari mobil, ia langsung menarik perhatian sebagian besar pengunjung yang lewat.     

Seorang pelayan restoran membukakan pintu untuknya, tetapi tangannya berhenti bergerak sejenak karena begitu kagum terhadap kecantikan Jenny.     

"Selamat datang, Nona Jenny. Tuan Rudi sudah memesan tempat VIP. Mari saya antarkan," kata pelayan tersebut setelah sadar dari lamunannya.     

Saat berjalan menuju ruangan itu, Jenny mendengar suara seorang wanita yang familier dari dalam. Ia tidak ingat itu suara siapa. "Apakah Jenny akan kaget saat melihatku?" tanya wanita itu.     

Apakah Rudi membawa kekasihnya? Atau jangan-jangan Jonathan?     

Tidak heran Jonathan tidak mau menerima teleponnya selama dua tahun terakhir. Ia bahkan tidak menanyakan mengenai kabarnya. Ternyata itu karena Jonathan sudah memiliki kekasih lagi.     

'Jonathan, kamu jahat sekali …' bisik Jenny dalam hati.     

Saat memikirkan hal ini, Jenny merasa suasana hatinya langsung berubah drastis. Bahkan air mata mulai menumpuk di pelupuk matanya. Satu kali mengedipkan matanya saja sudah cukup untuk membuat air mata itu terjatuh.     

Ia menarik napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan dirinya sebelum mendorong pintu tersebut.     

Saat memandang ke arah orang-orang yang ada di dalam, Jenny terdiam sejenak. Rudi, Jonathan dan memang benar ada satu wanita lagi.     

Tapi bukankah itu …     

"Tiara?" kata Jenny dengan heran.     

"Oh! Dia masih ingat namaku!" Tiara tersenyum dan mengedipkan matanya pada Jenny.     

"Bagaimana bisa kamu di sini? Bukankah kamu pergi ke Hong Kong? Kapan kamu kembali?" kata Jenny dengan gembira.     

"Setengah tahun lalu. Bibiku membuka bar dan bisnis semakin lancar sekarang. Itu sebabnya aku diseret untuk pulang dan membantu mereka," kata Tiara dengan tidak berdaya.     

"Bukankah kamu senang bisa kembali? Aku juga baru saja pulang. Aku senang sekali bisa bertemu denganmu lagi," mata Jenny terlihat berbinar gembira.     

Rudi yang duduk di salah satu kursi tidak bisa menahan diri lagi. "Ehem. Kalian dua wanita dewasa, apakah perlu berpelukan di hadapan dua pira seperti kami? Apakah kalian tidak memikirkan perasaan kami? Kamu juga ingin pelukan. Bagaimana kalau kamu memberiku pelukan juga?" kata Rudi.     

Jenny hanya tertawa, tidak memedulikan candaan Rudi. "Aku lupa kalau ada kalian di sini," Jenny berbalik dengan rona di pipinya.     

"Rudi, Paman Jonathan, sudah lama tidak bertemu," kata Jenny. Matanya tertuju pada Jonathan, pria yang menghiasi mimpinya setiap malam.     

Bibir indah Jonathan membentuk sebuah senyuman saat matanya terpaku pada Jenny. Mata Jonathan masih sama hangatnya seperti dulu, membuat Jenny terasa tenggelam di dalam tatapannya.     

"Setelah dua tahun sepertinya kamu tambah cantik. Tetapi kamu sedikit kurusan. Pelayan, cepat keluarkan semua makanannya," teriak Rudi pada pelayan.     

Jenny mengalihkan pandangannya dari Jonathan dan menarik Tiara untuk duduk di sampingnya. "Bagaimana kamu bisa bertemu dengan mereka?" tanyanya.     

"Bukankah dulu kamu pernah mengenalkanku dengan Paman Jonathan. Tidak aneh kan kalau kita bersama," kata Tiara sambil tertawa.     

"Maksudmu … Kamu dan Paman Jonathan …" Jenny hampir saja berdiri dari tempat duduknya karena terkejut. Ia tidak bisa menelan berita yang baru saja ia dengar.     

Tiara langsung tertawa melihatnya. "Kamu lucu sekali! Aduh … Perutku sakit …" katanya sambil tertawa terbahak-bahak.     

Jenny langsung berpura-pura memukulnya. "Dasar!"     

"Beberapa hari lalu, kebetulan aku bertemu dengan mereka berdua. Aku pikir aku salah lihat, tidak kusangka aku benar-benar bertemu dengan Paman Jonathan. Lalu, aku dengar kamu akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat. Jadi aku meminta mereka untuk mengajakku saat bertemu denganmu. Apakah kamu tidak suka melihatku?" Tiara mengerutkan bibirnya.     

"Apa yang kamu katakan! Tentu saja aku sangat senang," mereka berdua adalah teman yang cukup dekat. Karena sudah lama tidak bertemu, ada begitu banyak hal yang mereka bicarakan.     

Rudi sampai merasa dirinya diabaikan di sana.     

Pada akhirnya, ia mendekat ke arah Jonathan dan bertanya dengan suara pelan. "Bagaimana kamu bisa kenal Tiara?"     

"Saat Jenny patah hati sebelumnya, aku mengajaknya pergi ke taman bermain. Di sana aku bertemu dengan dua temannya dan salah satunya adalah Tiara," Jonathan tersenyum saat memandang ke arah Jenny.     

"Apakah kedua temannya itu tertarik padamu dan meminta Jenny untuk mengenalkan mereka padamu?" Rudi bisa menebak cerita yang terjadi saat itu.     

Jonathan tidak mengelak dan menganggukkan kepalanya.     

"Setelah itu Jenny pasti sadar bahwa kamu sangat populer dan pada akhirnya ia jatuh cinta padamu," kali ini, Rudi tidak menanyakannya, tetapi membuat pernyataan.     

"Aku tidak tahu," Jonathan benar-benar tidak tahu sejak kapan Jenny jatuh cinta padanya.     

Sudah dua tahun ia tidak melihat Jenny. Dua tahun berlalu, Jenny terlihat jauh lebih dewasa dan cantik dibandingkan sebelumnya.     

Meski Jenny yang dulu juga cantik, setelah dua tahun pergi, seperti ada yang bertambah dari dirinya. Mungkin auranya yang semakin dewasa, membuatnya terlihat jauh lebih menawan, seperti bunga yang sedang mekar-mekarnya.     

Matanya masih berbinar dengan cerah seperti dulu. Bulu matanya yang panjang selalu bergoyang saat ia mengedipkan matanya. Lesung pipit di pipinya yang tersembunyi sekali-sekali muncul saat ia tersenyum atau tertawa.     

Sekitar jam 8 malam, mereka akhirnya selesai makan. Jonathan menerima panggilan dan mengatakan bahwa ada masalah yang harus segera ia urus.     

Akhirnya, Rudi lah yang mengantarkan Jenny dan Tiara pulang.     

Jenny mengajak Tiara untuk menginap di rumahnya hari ini. Tetapi Tiara harus bekerja besok pagi dan ia tidak diperbolehkan untuk menginap di rumah orang lain.     

Rumah bibi Tiara sangat dekat dengan restoran tempat mereka makan sehingga Rudi mengantarkan Tiara terlebih dahulu.     

Setelah Tiara pulang, akhirnya hanya ada Rudi dan Jenny saja di dalam mobil.     

"Apa yang akan kamu lakukan sekarang setelah pulang ke Indonesia?" tanya Rudi.     

"Apakah kamu sudah punya pacar?" tanya Jenny.     

Rudi tertawa mendengarnya. "Apakah kamu mau menanyakan mengenai Jonathan? Sekarang ia sedang single. Dua tahun lalu, sebenarnya ia tidak pacaran dengan Sherry. Ia hanya ingin kamu menuruti permintaan keluargamu dan belajar dengan rajin di luar negeri. Kalau kamu masih mencintainya, kejarlah dia. Tetapi kalau kamu tidak mau mengejarnya lagi, kembalilah. Ingatlah akan selalu ada aku di belakangmu," kata Rudi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.