Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Dua Tahun Kemudian



Dua Tahun Kemudian

Setelah minum tiga gelas, akhirnya Jonathan berkata di depan semua orang, "Kalau Jenny kembali dan ia masih mencintaiku, aku akan mengejarnya."     

"Akhirnya aku mendengarmu mengakui bahwa kamu menyukai Jenny. Sayangnya, ia tidak tahu. Kalau saja ia mendengarnya, ia pasti akan sangat bahagia," Rudi tertawa.     

Anya tersenyum dan kembali menuangkan anggur ke gelas Jonathan, "Kak, aku juga akan membantumu. Aku tidak punya syarat apa pun untuk membeli saham Srijaya Group. Aku hanya ingin kakak bahagia. Kalau kakak bahagia, Alisa juga akan bahagia dan aku pun juga akan bahagia."     

"Keinginan Anya adalah keinginanku juga," Aiden juga menunjukkan dukungannya.     

"Baiklah, sekarang kita semua adalah satu tim. Lalu apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus mencari bukti kejahatan ayahmu agar ia tidak bisa keluar dari penjara?" saran Rudi.     

"Tetapi ia adalah ayah kandungku," kata Jonathan dengan serius.     

Jonathan tidak pernah memikirkan mengenai rencana yang Rudi katakan ini karena ia masih memikirkan mengenai hubungan dengan ayahnya.     

Aiden tidak memberitahu Jonathan bahwa begitu Anya dan Rudi membeli saham Srijaya Group dan bergabung, mereka mungkin akan langsung menendang rekan-rekan Toni keluar dari perusahaan. Kalau Toni tidak bisa melindungi mereka, mungkin orang-orang tersebut akan balas menyerangnya.     

Jonathan tidak pernah memikirkan bahwa rencana ini bisa menjadi pisau yang tajam bagi ayahnya.     

Saat ini, Jonathan masih belum mencapai impiannya. Ia ingin mengembangkan dirinya dan kemudian meminta pada Keluarga Atmajaya untuk menikah dengan Jenny.     

Tetapi saat melihat Toni hendak bertindak, sepertinya Jonathan tidak akan bisa mempertahankan posisinya sekarang. Kalau ia kehilangan posisinya, ia juga akan kehilangan kesempatan untuk menikah dengan Jenny.     

Aiden hanya diam saja. Ia tahu bahwa Jonathan masih belum memahami rencananya sehingga ia menyuruh Rudi dan Anya untuk segera membeli banyak saham dan mematahkan jalan Toni untuk kembali ke perusahaannya.     

…     

Bulan berikutnya, Indah pergi ke penjara untuk mengunjungi Galih. Sebelum ia meninggalkan penjara, ia mendapatkan sebuah telepon yang mengatakan bahwa Keara telah mati.     

Kali ini, Keara benar-benar telah mati. Kematiannya sungguh tragis, mencekik dirinya sendiri hingga kehabisan napas.     

Saat ada seseorang yang menemukannya, semuanya sudah terlambat.     

"Keara sudah meninggal," kata Indah dengan tenang.     

Tatapan penuh kesedihan dan duka muncul di wajah Galih. Bagaimana pun juga, Keara adalah putrinya, terlepas apa yang telah ia lakukan selama ini. "Bagaimana ia bisa meninggal?"     

"Aku dengar ia mencekik dirinya sendiri hingga kehabisan napas. Sudah terlambat saat menemukannya," kata Indah dengan tatapan kosong.     

Mata Galih memerah saat ia berkata, "Ia selalu ingin bertemu denganmu saat ia masih hidup. Mungkin ia merasa bersalah padamu. Sekarang ia sudah tidak ada. Bisakah aku meminta tolong padamu untuk mengurus pemakamannya?"     

"Kali ini aku harus melihat sendiri bahwa ia benar-benar mati, tidak seperti sebelumnya," Indah mengingat kembali kejahatan yang pernah Keara lakukan sehingga membuat Anya menderita. Saat memikirkan mengenai kejahatan dan kekejaman Keara, rasa cintanya pada Keara yang ia anggap sebagai anaknya sendiri sudah sirna.     

"Apakah sebegitu bencinya kamu pada Keara?" tanya Galih.     

"Iya. Ia membalas pengorbananku selama 20 tahun dengan kejahatan seperti ini. Bagaimana mungkin aku tidak membencinya?" kata Indah dengan dingin.     

"Sekarang ia sudah tidak ada lagi. Kamu jagalah dirimu baik-baik!" Galih merasa hatinya sangat sedih dan tidak ingin berbicara lagi.     

Setelah pulang dari penjara, Indah langsung menghubungi Anya.     

Hari berikutnya, Aiden menemani Anya dan Indah untuk mengurus masalah Keara. Kali ini, mereka bertiga melihat tubuh Keara dengan mata kepala mereka sendiri.     

Kali ini, Keara benar-benar sudah tiada.     

"Anya, sekarang ia sudah tidak akan bisa menyakitimu lagi," kata Indah dengan mata memerah.     

"Ibu, jangan sedih. Keara juga tidak akan bisa mencelakaimu," Anya memeluk ibunya.     

"Aku tidak sedih. Aku sama sekali tidak sedih. Ia pantas mendapatkannya. Ini adalah karma yang pantas ia dapatkan setelah melakukan semua kejahatan itu," kata Indah dengan mulutnya, tetapi air matanya terus mengalir turun.     

Keara adalah putri kecil yang ia gendong sejak masih bayi. Bayi mungil yang ia besarkan dari kecil. Meski Keara telah melakukan banyak hal yang melukainya, ia tetap tidak bisa melupakan putri yang ia besarkan dengan kedua tangannya sendiri.     

"Ibu, kalau ibu ingin menangis, menangis saja," hibur Anya.     

Setelah pemakaman Keara, Indah merasa cukup depresi dan jatuh sakit selama beberapa bulan. Setelah ia sembuh, Indah terus datang ke sekolah setiap hari untuk membantu Anya mengurus sekolahnya.     

Bersama dengan banyak murid-murid di sekolah, rasa kesepian Indah semakin berkurang.     

Setelah Nico menyelesaikan syutingnya, ia kembali ke Atmajaya Group. Walaupun ia masih terlihat seperti Nico yang bodoh dulu, tetapi setidaknya ia menjadi lebih stabil.     

Beberapa bulan kemudian, Raka dan Della mengadakan pesta pernikahan.     

Ivan dan Raisa pulang ke Indonesia untuk menghadiri pesta pernikahan tersebut, tetapi Jenny tidak ikut dengan mereka. Katanya, Jenny belajar dengan sangat keras agar ia bisa lulus lebih awal dan kembali ke Indonesia.     

Bagi Jenny, satu-satunya fokus utamanya saat ini adalah menyelesaikan sekolahnya secepat mungkin agar ia bisa kembali ke rumahnya. Ke tempat yang ia inginkan ...     

…     

Dua tahun bukanlah waktu yang singkat, tetapi juga bukan waktu yang sangat panjang. Butuh waktu dua tahun bagi Jenny untuk menyelesaikan sekolahnya dan kembali ke Indonesia setelah kelulusan.     

Selama dua tahun terakhir, tidak pernah Jenny menginjakkan kakinya di Indonesia. Ia hanya beberapa kali telepon dan video call dengan keluarganya. Ia begitu sibuk dalam studinya.     

"Jenny akan kembali dalam beberapa hari. Mungkin ia akan tinggal di rumah ibu, di taman. Ingat untuk meminta Bu Hana membersihkan kamarnya," Aiden memandang data finansial perusahaan di hadapannya dan mengangkat kepalanya sesekali untuk memandang Anya.     

Anya sedang mencari soal-soal pelajaran untuk kedua putranya. Membantu mereka belajar adalah kesenangannya akhir-akhir ini.     

"Kemarin aku telepon dengan Jenny. Katanya ia tidak akan pergi ke rumah ibu untuk sementara. Ia akan tinggal di rumah Keluarga Atmajaya. Ia sudah meminta Kak Maria untuk membersihkan kamarnya," mata Anya fokus pada tulisan di hadapannya.     

Setelah menulis, menulis, dan menulis, ia mengangguk dengan puas.     

Dua putranya memang sangat cerdas. Anya sengaja mencarikan soal matematika yang cukup sulit dari internet untuk menguji mereka.     

Aiden memandang Anya yang serius dan mencubit hidungnya dengan lembut. "Mencari soal yang sulit?"     

"Arka dan Aksa terlalu bangga pada diri mereka. Tetapi mereka memang cerdas. Mereka memiliki IQ yang tinggi seperti kamu." Anya merasa sangat senang. Memiliki suami yang cerdas seperti Aiden memang akan menghasilkan gen yang sama luar biasanya.     

Tangan Aiden merangkul pundak Anya, membiarkan rambut panjangnya terjatuh dari pundaknya. Aroma yang samar tercium dari tubuhnya, terasa sangat menyegarkan.     

"Baiklah, sudah cukup dengan pertanyaannya. Jangan hanya memikirkan anak-anak. Suamimu juga membutuhkanmu!" Aiden memeluk Anya dan kemudian menyuruh pelayannya untuk memberikan soal yang sudah Anya tulis pada kedua putranya.     

Sudah bertahun-tahun mereka menikah, tetapi hubungan mereka bukannya malah hambar, malah semakin membaik.     

Ia begitu bergantung pada istri kecilnya itu dan tidak bisa melepaskan dirinya dari Anya. Ia benar-benar mencintai Anya begitu dalam.     

Anya bersandar di pelukan Aiden, jari jemarinya yang lentik menyentuh dada Aiden. "Sudah dua tahun aku tidak bertemu dengan Jenny. Kita semua sangat merindukannya. Walaupun ia nakal, sama seperti kakaknya, dua tahun tanpa Jenny di dekat kita membuat keluarga ini terasa lebih dingin. Aku tidak tahu bagaimana kabarnya selama beberapa tahun ini. Aku ingin tahu apakah perasaannya pada Kak Jonathan sudah berubah …"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.