Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tamu Tidak Diundang



Tamu Tidak Diundang

0"Nico, aku percaya padamu," kata Tara secara tiba-tiba.     

Nico tertawa mendengarnya. "Kalau aku bilang padamu, bukan dia yang menggodaku, tetapi wajahku saja yang terlalu tampan, apakah kamu akan memukulku?"     

"Mengapa aku harus memukulmu? Aku tidak mau bersama dengan pria yang mudah berpindah hati. Kalau memang kamu berselingkuh, aku akan meninggalkanmu. Kamu harus mengurus dua anakmu. Semua asetmu akan dibagi menjadi dua. Aku akan mendapatkan uang banyak. Mana mungkin aku tidak bisa mendapatkan pria tampan lainnya?" Tara memakan apelnya dengan santai.     

Ia pikir apa yang Anya katakan sangat benar. Ia juga tidak mau dengan pria yang mudah jatuh cinta pada wanita lain.     

Kalau Nico tidak melakukan apa pun, kalau Nico memang hanya mencintainya, ia tidak akan melepaskan Nico. Tetapi kalau Nico mengkhianatinya, apa yang Tara perlu takutkan?     

Kalau berpisah dengan Nico, ia bisa mendapatkan begitu banyak uang. Ia tidak akan pernah kekurangan. Mungkin ia hanya akan merasa sakit hati sebentar, tetapi waktu akan menyembuhkan segalanya.     

Ia tidak akan merasakan kerugian apa pun.     

"Kamu satu-satunya untukku. Aku adalah pria tertampan yang bisa kamu temukan. Sebenarnya, lawan mainku tidak bisa akting. Agar syutingnya bisa segera selesai dan aku bisa segera pulang, aku sedikit mengajarinya. Tetapi ia malah tergila-gila padaku. Akhirnya, saat syuting, ia benar-benar mendalami perannya dan mengalami kemajuan pesat," kata Nico.     

"Kamu mempermainkan perasaan orang lain," mendengar hal itu, Tara merasa suaminya ini benar-benar jahat.     

"Apa yang harus aku lakukan? Dia memang cantik, tetapi aktingnya sangat buruk. Aku lelah kalau harus beradu akting dengannya," kata Nico sambil menghela napas panjang.     

"Ia mencintaimu. Lalu apa yang akan kamu lakukan kalau ia terus mengejarmu? Lihat saja betapa gilanya Keara. Bagaimana kalau wanita itu berusaha untuk mencelakai aku dan anak-anak? Kamu tidak bisa mempermainkan perasaannya hanya untuk menyelesaikan syutingnya," kata Tara.     

"Aku hanya bilang bahwa ia tidak bisa akting. Bukan berarti ia bodoh. Setelah syutingnya selesai, aku bisa memberitahunya dan semuanya akan baik-baik saja. Lagi pula, ia lebih mementingkan ketenaran di atas segalanya. Semuanya akan baik-baik saja," kata Nico.     

"Apakah benar semuanya akan baik-baik saja?" selama ini Tara melihat sendiri dengan mata kepalanya dan juga mendengar dari cerita Anya mengenai apa saja yang dilakukan oleh para wanita yang menyukai Aiden.     

Dari Natali, Keara, hingga Jessica. Mereka semua begitu gila hingga membuat Anya sempat merasa depresi.     

"Percayalah padaku. Aku bisa mengurus semuanya. Tara, terima kasih sudah percaya padaku. Aku janji padamu aku tidak akan pernah mengecewakanmu. Bagiku, akting hanyalah sebuah permainan. Aku tidak akan salah mengiranya sebagai sebuah kenyataan. Setelah syutingnya selesai, aku juga akan mengakhiri karakterku. Apakah kamu mengerti?" Nico memandang Tara dengan tatapan lekat-lekat.     

"Aku tahu. Aku tidak marah padamu. Anya sudah menasihatiku seharian, memintaku untuk sedikit menunjukkan cintaku padamu. Nico, apakah aku tidak cukup baik untukmu?" tanya Tara.     

"Kamu sudah cukup baik untukku. Tetapi aku tidak keberatan kalau kamu mau menjadi lebih baik," kata Nico sambil tersenyum.     

"Aku akan berusaha untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya," kata Tara.     

Selama ini, ia selalu berpikir bahwa Nico tidak akan pernah meninggalkannya, tidak akan pernah mengkhianatinya. Tetapi bagaimana kalau ada wanita yang ingin merebut Nico darinya?     

Kalau Tara tidak mengungkapkan dan menunjukkan cintanya pada Nico sehingga Nico tidak bisa merasakan cinta Tara, mungkin suatu hari nanti ia benar-benar akan berpaling darinya.     

Tara merasa cemas dan panik saat membayangkan Nico tidak berada di sampingnya.     

Nico tidak akan pernah bisa menjadi Aiden. Nico adalah Nico. Dan Tara menikahinya karena Nico yang bisa membuatnya tenang.     

Ia menikah dengan Nico karena mencintainya.     

Kata-kata Anya itu terus terngiang-ngiang di benaknya.     

Tara merasa, kalau Nico benar-benar menjadi seperti Aiden, mungkin benar Nico akan menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Tetapi Tara tidak akan bisa mencintai Nico yang seperti itu.     

Memang manusia tidak sempurna. Kalau ia dan Nico sama-sama masih belum mampu menjadi orang tua yang baik, maka mereka bisa belajar bersama-sama!     

Saat Anya keluar dari kamar Tara, Aiden sudah pergi. Akhirnya, pengawal Aiden lah yang mengantarkannya pulang.     

Tara tidak butuh waktu lama untuk tinggal di rumah sakit. Setelah kondisinya sudah pulih, ia bisa langsung pulang.     

Saat ini, Jenny sedang berada di luar negeri bersama dengan Ivan dan Raisa sehingga ia tidak bisa melihat kedua keponakannya secara langsung. Ada rasa kesepian di hati Jenny.     

Tetapi keberadaan Ivan dan Raisa mengobati sedikit rasa sepi di hatinya.     

Ia juga mulai melihat-lihat area kampusnya meski belum mulai sekolah. Di sana, ada juga beberapa orang yang berasal dari Indonesia sehingga ia bisa mendapatkan teman dengan mudah.     

Malam itu, Keluarga Atmajaya mengadakan makan malam bersama untuk merayakan kelahiran anak-anak Nico dan Tara.     

Acara itu hanyalah acara kecil yang diadakan secara intim, hanya dihadiri oleh keluarga dan teman dekat. Jonathan dan Rudi pun diundang.     

Kali ini, Anya dan Nadine yang mengurus acara, mengurus para pelayan yang memasak di dapur. Maria lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan Tara dan cucu barunya.     

Sekarang ia sudah menjadi nenek dan Bima menyuruhnya untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan cucu-cucunya dibandingkan menyiapkan makan malam.     

Saat makan malam, Bima merasa sangat gembira, terutama saat mengetahui bahwa keluarganya semakin besar. Ia juga menyuruh Harris dan Nadine untuk segera memiliki anak.     

Anya menyadari ada perubahan ekspresi di wajah Nadine saat Bima meminta mereka untuk segera memiliki momongan.     

Harris mengatakan bahwa mereka masih ingin berduaan. Saat anak-anak Anya dan Tara sudah besar, barulah Harris dan Nadine ingin memiliki anak.     

Entah mengapa, Anya merasa ada sesuatu yang terjadi.     

Karena Tara sedang hamil dan juga permasalahan antara Jenny dan Jonathan, semua orang jadi kurang perhatian pada Harris dan Nadine.     

Setelah makan malam, mereka semua meninggalkan meja makan dan mengobrol. Tetapi tiba-tiba saja, ada tamu yang tidak diundang, mengunjungi rumah mereka.     

Jessica datang ke sana sendirian.     

"Ada apa ini?" Bima memandang ke arah Aiden. "Dia bilang pada semua orang bahwa ia sedang mengandung anakmu."     

Anya memandang ke arah suaminya. "Apakah kamu belum memberitahu ayah dari anak itu?"     

"Ayah anak itu memiliki kecanduan narkoba dan akhir-akhir ini sulit untuk dihubungi. Jadi Jessica masih belum tahu mengenai anak itu," kata Nico dengan suara pelan.     

"Lalu bagaimana?" tanya Anya dengan cemas.     

"Apakah perlu aku keluar dan menyuruhnya untuk pergi?" Rudi dan Jessica memiliki hubungan yang cukup baik, meski hanya sebatas hubungan bisnis.     

Aiden mengangguk dan membiarkan Rudi yang pergi.     

Tidak butuh waktu lama, Rudi kembali setelah membereskan masalah. Tidak ada yang menduga bahwa Jessica akan menyerah dengan mudah.     

"Apa yang kamu katakan? Mengapa ia langsung bersedia untuk pergi?"     

"Aku bilang padanya, bahaya kalau ia datang dan bertemu dengan istri sah saat ia mengandung seperti ini. Bagaimana kalau Anya emosi dan memukul bayi di dalam perutnya. Akhirnya ia langsung pergi," kata Rudi dengan acuh tak acuh.     

"Kalau ia tahu bahwa anak di dalam kandunganny bukan anak paman, apakah ia akan menggila?" Nico menoleh dan memandang Anya.     

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Itu bukan urusanku. Ia berniat buruk pada suamiku. Apa yang harus aku takutkan!" Anya tersenyum dengan tenang dan menawan.     

"Bibi jadi semakin keren! Bagaimana paman bisa membuat bibi begitu mempercayaimu?" tanya Nico dengan penasaran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.