Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Cinta Lokasi



Cinta Lokasi

0"Paman, kamu di sini? Aku hanya bercanda," kata Nico sambil tertawa dengan canggung. Ia menggaruk kepalanya dengan cemas, tidak berani menatap wajah Aiden.     

"Aku membantumu untuk mengurus gosip miringmu. Kamu mengobrol dengan seorang aktris di tengah malam, tidak tahu bahwa ada seseorang yang memfotomu secara diam-diam. Tetapi sekarang kamu menyarankan kepada bibimu untuk menghancurkan wajahku?" dengus Aiden dengan dingin.     

"Tunggu, tunggu … Mengobrol tengah malam? Dengan aktris?" mata Tara menyipit dengan berbahaya.     

Anya hanya bisa tersenyum dan berkata, "Semoga beruntung, Nico!"     

"Tara, dengarkan aku. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Di ruangan itu juga ada Martin, tetapi ia sedang pergi ke toilet. Kemudian, seseorang melihat kami dan salah paham. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanyakan pada Martin," wajah Nico penuh dengan kepanikan saat berusaha untuk menjelaskan seolah ia sedang berusaha untuk bertahan hidup.     

Tara menarik napas dalam-dalam dan berkata pada Anya. "Anya, tolong belikan aku durian."     

Wajah Nico langsung memucat, "Tara, aku benar-benar tidak bersalah."     

"Martin adalah bosmu. Saat Jenny bertunangan, kamu menyuruhnya untuk menggagalkan pertunangan itu dan ia rela melakukannya, meski ia tidak menyukai Jenny. Kalau kamu benar-benar memiliki simpanan, tentu saja ia akan membantumu untuk menyembunyikannya. Aku benar-benar bodoh mempercayaimu," kata Tara dengan marah. "Nico, aku membiarkanmu mengambil pekerjaan itu agar kamu bisa mendapatkan pengalaman. Tetapi kamu malah pergi untuk mencari wanita lain."     

"Aku tidak pergi mencari wanita lain. Saat aku sendirian di ruangan itu, ia menggodaku …" sebelum Nico selesai berbicara, Tara sudah melemparkan bantal ke wajahnya.     

"Tara, kamu baru saja melahirkan. Jangan terlalu emosi," Anya langsung bangkit berdiri dan berusaha untuk menenangkan sahabatnya. Dan kemudian, ia memandang ke arah Aiden.     

Nico juga panik. Ia menghampiri Tara dan memegang tangannya dengan erat. "Tara, jangan marah. Pukul saja aku."     

"Sembilan bulan aku habiskan untuk menjaga anak-anak di dalam kandunganku, tetapi kamu malah mencari wanita lain di luar sana. Dasar laki-laki kurang ajar!" Tara tidak bisa menerima kenyataan ini.     

Anya dan Tara sama sekali tidak mengetahui berita tersebut karena media tidak sempat merilisnya.     

Kalau saja Nico tidak membicarakan mengenai Aiden di belakang dan membanggakan dirinya sebagai pria yang baik, tidak seperti Aiden yang dikelilingi oleh banyak wanita, Aiden tidak akan memberitahukan cerita ini.     

"Tara, kamu harus percaya padaku. Dia yang menggodaku, tetapi aku menolak. Aku bersumpah, aku tidak pernah mengecewakanmu," kata Nico.     

"Kalau Martin tidak sedang berada di kamar mandi dan hanya ada kalian berdua di sana, kamu pasti sudah menerimanya," kata Tara dengan dingin.     

Nico merasa sedikit bingung. Bukankah seharusnya Martin adalah bukti bahwa ia tidak bersalah?     

Tetapi mengapa Tara malah mengatakan bahwa Martin lah yang mencegahnya untuk berselingkuh?     

Ia sama sekali tidak berniat selingkuh!     

"Nico, memang ada begitu banyak wanita di luar sana yang menyukai pamanmu, tetapi ia sama sekali tidak pernah menyentuh wanita itu, apa lagi berduaan di dalam ruangan. Tetapi bagaimana denganmu? Kamu berduaan bersama dengan seorang aktris di kamar hotel. Sepertinya aku harus menghancurkan wajahmu. Kemarilah, biar aku merusak wajahmu!" Tara merasa sangat marah hingga perutnya terasa sakit.     

"Tara, jangan marah. Kamu yang paling mengenal Nico. Ia tidak akan pernah melakukan itu. Memang sifatnya sedikit liar, tetapi ia selalu jujur padamu. Ia tidak akan pernah mengecewakanmu dan melakukan sesuatu yang membuat ia kehilanganmu. Kalau kamu merasa marah, hukum dia dengan mengurus anak-anak," kata Anya.     

"Memang itu sudah tugasnya. Kalau bukan dia yang mengurus anak-anak, siapa lagi?" kata Tara dengan kesal.     

"Benar, itu adalah tugasku. Tara, kamu harus percaya padaku. Aku tidak akan pernah membuatmu sedih," kata Nico.     

"Jujur padaku, berapa banyak wanita yang menyukaimu?" tanya Tara.     

"Semua wanita di tempat syuting adalah fans Nico," jawab Aiden.     

"Paman, aku bersalah. bukankah kamu sibuk sekarang? Kamu bisa kembali bekerja. Pergilah, aku mohon!" Nico sudah hampir menangis.     

"Anya, kita tidak diperlukan di sini. Ayo pulang," kata Aiden pada Anya.     

"Tara, kamu beristirahatlah. Jangan emosi. Aku akan pulang dulu," Anya memandang Nico dengan cemas. "Tadi kamu membanggakan dirimu dan mengatakan bahwa kamu sudah menolak semua wanita itu dengan tegas …"     

"Bibi, kamu juga pergilah. Tolong …" Nico merasa Anya dan Aiden malah membuatnya semakin terjerumus ke dalam lubang yang dalam.     

Anya dan Aiden pergi meninggalkan ruangan. Saat sedang berjalan, Anya menegur Aiden. "Aiden, Tara baru saja melahirkan dan masih lemah. Mengapa kamu melakukan ini?" gumam Anya.     

"Semua permasalahan harus diselesaikan," apa yang Aiden katakan sangat terselubung, tetapi Anya paham.     

"Apakah benar Nico selingkuh? Dengan siapa?" tanya Anya dengan cemas.     

"Pemeran utama wanita dari filmnya," jawab Aiden dengan tenang.     

"Apa Nico benar-benar menyuksainya?" Anya terkejut.     

Wajah Aiden terlihat serius. "Sulit untuk tahu yang sebenarnya."     

"Apa maksudnya?" Anya merasa semakin khawatir. Tidak mungkin Aiden mengatakan sesuatu secara sembarangan hanya untuk mengacaukan hubungan Tara dan Nico.     

"Banyak aktor dan aktris yang mengalami cinta lokasi saat pembuatan film. Banyak juga dari mereka yang pada akhirnya menikah setelah membintangi sebuah film," kata Aiden.     

Anya terkejut dan menoleh ke arah ruangan rawat inap Tara yang berada di belakangnya. "Apakah itu artinya, Nico dan wanita itu sudah saling jatuh cinta selama beberapa bulan terakhir ini?"     

"Selama menikah dengan Tara, Nico yang selalu berjuang. Sebelum dan sesudah menikah, Tara sama sekali tidak berubah. Ia hanya menikmati rasanya dicintai oleh Nico," kata Aiden.     

Anya tidak bisa mengatakan apa pun, tidak bisa membantah sudut pandang Aiden.     

Sebelum menikah, Nico lah yang berusaha keras untuk mengejar Tara. Setelah bertunangan, Tara masih tidak bisa mempercayai Nico dan menolak untuk menikah dengannya.     

Nico sudah menanti Tara selama dua tahun, dan setelah menikah pun, Tara tidak pernah berubah.     

Dengan dukungan dari Keluarga Atmajaya, karir Tara bisa berkmebang dengan sangat pesat. Ia tidak perlu mengkhawatirkan apa pun sama sekali.     

Satu-satunya yang membuatnya sedikit panik selama menjadi anggota Keluarga Atmajaya adalah kehamilannya.     

Selama hamil, Hana membantu Nico untuk menjaga Tara. Setiap kali Tara harus pergi ke rumah sakit untuk periksa, Maria selalu menemaninya, khawatir kalau ada yang terlewat.     

Hidup Tara begitu damai sehingga kali ini ia mendapatkan ujian berat.     

"Siapa wanita itu?" tanya Anya.     

"Kamu tidak memperhatikan lawan main Nico?" tanya Aiden.     

"Aku dan Tara hanya ingin Nico mendapatkan pengalaman dan berkembang setelah merasakan dunia yang baru, berharap Nico akan kembali menjadi lebih dewasa. Apa yang kami pedulikan adalah cerita dari film yang ia jalani dan pengalaman yang ia dapatkan, bukan pemeran lainnya," kata Anya.     

"Wanita itu adalah seseorang yang mendukung Nico dari awal hingga akhir secara diam-diam. Ia memang berkembang dan wanita ini jauh lebih berarti dibandingkan Tara. Kamu menyuruh Tara untuk menghukum Nico dengan mengurus anak-anak mereka. Bagaimana kalau sampai membiarkan anak-anaknya menangis dan meninggalkan Tara, pergi ke pelukan wanita lain?" tanya Aiden dengan tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.