Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Menghancurkan Wajahnya



Menghancurkan Wajahnya

0"Anak-anakku masih sangat kecil. Aku tidak mau mereka bertemu terlalu banyak orang. Nanti mereka bisa sakit. Ditambah lagi, kamu membawa bunga. Bagaimana kalau mereka alergi serbuk," Nico sama sekali tidak menunjukkan kesopanan sedikit pun di hadapan Jessica.     

"Aku juga sedang hamil. Aku ingin tahu dari Tara bagaimana menjaga kehamilanku hingga melahirkan nanti," kata Jessica dengan sengaja.     

"Bukan urusanku kamu hamil atau tidak. Lagi pula itu bukan keluargaku. Mengapa kamu harus bertanya pada Tara. Ia harus beristirahat sekarang. Pergilah!" Nico kehilangan kesabarannya dan langsung mengusir Jessica.     

Jessica hanya tertawa, "Apakah pamanmu tidak bilang padamu? Aku akan melahirkan bibi kecil untuk anak kembarmu, atau mungkin seorang paman kecil. Masih belum tahu."     

"Kamu …" Nico memandang perut Jessica, "Apakah itu …"     

"Kamu pikir, mengapa aku menjual tanahku pada pamanmu? Karena semuanya demi keluarga. Imel juga tidak pernah menikah dengan kakekmu, tetapi kakekmu selalu mendukungnya. Aku tidak perlu menikah dan menjadi Keluarga Atmajaya. Tetapi suatu hari nanti, anakku akan menjadi seperti Ivan," kata Jessica.     

Ia tidak peduli apakah ia bisa menjadi istri Aiden atau tidak, selama anaknya bisa mendapatkan nama Atmajaya di belakang namanya.     

Selama hidupnya, Imel dikenal sebagai selingkuhan Bima dan ia tetap menjadi selingkuhan Bima sampai akhir hidupnya.     

Tetapi putranya, Ivan, memiliki saham dan harta di Atmajaya Group. Sekarang bahkan ia bisa menguasai perusahaan cabang Atmajaya Group yang berada di luar negeri.     

Apakah itu bisa dianggap sebagai anak haram?     

Nico memikirkan mengenai Anya. Kalau Aiden benar-benar menghamili Jessica, Anya pasti akan kecewa setengah mati. Mungkin ia akan meninggalkan Aiden.     

"Pamanku tidak akan melakukan apa pun yang mengecewakan bibiku. Sepertinya ada kesalahan. Aku memperingatimu agar tidak mengikuti jejak Keara," kata Nico, berbaik hati memperingatkan Jessica.     

Jessica terlihat sedikit menegang. Tetapi ia mengingat kembali malam itu, malam saat Aiden menemaninya.     

"Anak yang dikandung oleh Keara adalah bayo tabung. Ia membuat kesalahan karena itu. Tetapi berbeda denganku. Pamanmu menemaniku di saat malam tahun baru. Aku sedang mengandung anaknya," kata Jessica dengan yakin.     

Tetapi ia tidak tahu bahwa apa yang ia bayangkan malam itu hanyalah mimpi semata.     

Saat malam tahun baru itu, memang Jessica sedang dalam masa subur sehingga tingkat kehamilannya lebih tinggi. Maka dari itu, ia meminta Aiden untuk menemaninya di malam itu.     

Sebenarnya, meski Hermawan Group telah diakuisisi oleh Aiden, kehidupan Jessica masih baik-baik saja.     

Saat itu, Aiden menekan harga saham Hermawan Group dan kemudian membelinya dengan harga yang sangat murah.     

Tetapi Hermawan Group adalah perusahaan yang kuat sejak lama sehingga Jessica dan keluarganya masih memiliki banyak aset dan tabungan pribadi. Jessica bisa saja hidup dengan damai, tetapi ia memutuskan untuk tidak berhenti mengejar Aiden.     

Ia berusaha keras untuk bisa mengandung anak Aiden, berharap bahwa ia bisa menjadi wanita nomor dua Aiden.     

Tetapi yang tidak ia pertimbangkan dulu, Bima sangat menyayangi Imel karena hanya Imel lah yang menemani Bima setelah istri pertamanya meninggal.     

Sementara itu, Aiden tidak menyukai Jessica sama sekali. Pernikahannya dengan Anya sangat bahagia dan mereka memiliki dua anak laki-laki yang tampan.     

Naif sekali kalau Jessica berpikir bahwa ia bisa mengalahkan Anya.     

Anya sudah melihat hasil USG yang ia kirimkan, tetapi Anya sama sekali tidak peduli.     

"Kalau begitu, terserah saja. Jangan menyesal setelah anakmu lahir," kata Nico sambil tersenyum.     

Jessica melihat Nico sama sekali tidak mau menyerah dan ada pengawal yang berjaga di pintu. Ia sama sekali tidak bisa masuk sehingga akhirnya ia menyerah.     

Setelah Jessica pergi, Anya menghampiri tempat tidur Tara dan duduk di sana.     

"Ada apa?" tanya Tara dengan khawatir.     

"Jessica memiliki sebuah tanah yang harus didapatkan oleh Atmajaya Group. Kami menggunakan sebuah cara untuk membuat Jessica salah mengira bahwa Aiden yang menemaninya saat malam itu. Tetapi sebenarnya, malam itu Aiden sedang bersamaku dan penggantinya yang pergi ke sana," kata Anya.     

"Paman membiarkan penggantinya melakukan hal itu? Aku pikir tugas pengganti hanyalah menjaga paman dari bahaya," kata Nico.     

Anya tertawa. "Tidak, pamanmu juga kasihan pada penggantinya. Ia merasa tidur bersama dengan Jessica sangatlah memalukan. Oleh karena itu, aku mencari seseorang dari klub malam. Setidaknya malam itu Jessica sangat puas."     

"Klub malam? Apakah orang yang aku kenalkan?" Nico tiba-tiba menyadarinya.     

"Benar, orang itu," Anya mengangguk.     

"Bibi, kamu harus berhati-hati saat pergi lain kali. Orang itu kecanduan narkoba. Aku khawatir akan ada sesuatu yang terjadi pada anak Jessica," kata Nico. "Kalau Jessica menggila, ia pasti akan melakukan sesuatu padamu."     

"Seseorang sudah mencari masalah denganku. Baru saja, Raka menyelamatkan aku dari bahaya. Karena pelakunya melarikan diri, kami masih belum menemukan siapa yang menyuruhnya. Tetapi semua pengawal di sekitarku sudah diganti menjadi orang-orang yang lebih profesional," kata Anya sambil tersenyum.     

"Meski begitu, kamu tetap tidak boleh sembrono," kata Tara dengan cemas. "Kamu hanya memikirkan dirimu sendiri. Bagaimana dengan anak-anakmu? Kalau orang itu tidak bisa mencelakaimu, ia akan menyerang anak-anakmu."     

"Kalau bukan Keara pelakunya, berarti itu Jessica. Atau mungkin Toni yang sedang berada di penjara," Nico memikirkan mengenai siapa saja yang memiliki peluang besar untuk menyerang Anya.     

Anya mengangguk, "Pamanmu memikirkan hal yang sama. Kami semua berpikir bahwa Jessica lah pelakunya, tetapi kami masih belum memiliki bukti."     

"Tara, lihatlah. Aku adalah pilihan yang terbaik. Tidak ada wanita yang menyukaiku. Lihat saja pamanku, begitu banyak wanita yang menyukainya dan membuat bibi kesulitan," kata Nico, mengharapkan pujian.     

Tara melirik ke arahnya. "Coba saja kalau kamu berani!"     

"Aku tidak berani," jawab Nico.     

"Aku tidak meracunimu," kata Tara sambil tersenyum.     

Nico tertawa mendengarnya. "Tentu saja. Kamu sangat mencintaiku. Mana bisa kamu meracuniku!"     

Anya bertanya-tanya dalam hati. Mengapa begitu banyak wanita yang menginginkan Aiden, tetapi tidak ada satu orang pun yang berusaha mendekati Nico?     

"Nico, mungkin semua wanita meremehkanmu?" tanya Anya.     

"Bibi, sejak kapan penglihatanmu memburuk?" Nico menyentuh rambutnya dan berkata, "Buka matamu lebar-lebar dan lihat baik-baik. Ada banyak wanita yang menyukaiku."     

"Tetapi para wanita itu hanya menyukai wajahmu, bukan kamu," kata Tara.     

"Tara! Mengapa kamu ikut menghinaku!" Nico menghela napas panjang. "Kalau ada wanita yang menyukaiku dan menyatakan cinta padaku, aku akan mengatakan dengan jelas pada mereka bahwa aku mencintai istriku dan anak-anakku. Semua uangku berada di tangan istriku. Hal terbaik bagiku adalah menanti saat istriku memberi uang jajan kepadaku. Saat para wanita itu mendengar aku menceritakannya, mereka tidak akan tertarik lagi padaku."     

"Sebagian besar orang ternyata hanya menyukai uangmu. Mereka pergi setelah tahu kamu tidak punya apa-apa. Tetapi para wanita yang menyukai pamanmu bahkan rela mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkannya. Jadi, meski aku yang mengendalikan semua uang pamanmu, tidak akan ada gunanya. Masih ada banyak wanita yang menginginkan Aiden," Anya merasa kecewa saat mengatakannya.     

"Apa yang harus kita lakukan?" Tara ikut pusing mendengarnya.     

"Menghancurkan wajah paman?" saran Nico.     

"Apakah kamu benar-benar keponakanku?" Aiden datang untuk mengunjungi Tara sepulang kerja, tepat saat ia mendengar saran Nico, meminta Anya untuk menghancurkan wajahnya.     

Nico terkejut mendengar suara itu. Ia bisa saja berbicara apa pun di belakang pamannya, tetapi di depannya ia sama sekali tidak berani.     

"Paman, kamu di sini? Aku hanya bercanda," kata Nico sambil tertawa dengan canggung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.