Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kerja Sama



Kerja Sama

0"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Aiden pada akhirnya.     

"Aiden, apakah kamu benar-benar ingin aku menikahi Jenny? Apakah kamu tidak takut ibuku akan menindas Jenny setelah Jenny menjadi menantunya?" kata Rdi sambil tersenyum.     

Ketika mendengar hal ini, Aiden tertawa. "Rudi, apakah kamu tidak terbalik? Sepertinya Jenny bisa melakukan apa pun, bahkan balas menindas ibumu …"     

Rudi hanya tertawa dengan hambar. Melihat sifat Jenny sejauh ini, sepertinya Aiden tidak berbohong     

Sekarang ia benar-benar merasa bingung. Apa yang harus ia lakukan untuk membatalkan pertunangan ini?     

Kalau ia sampai benar-benar jadi menikah dengan Jenny, Jenny akan membuat masalah setiap hari. Kalau dipikir-pikir, itu akan membuatnya merasa sangat gila.     

Awalnya Rudi berpikir bahwa Jenny dan Jonathan akan berakhir bersama. Menggoda Jenny sedikit bukanlah masalah yang besar.     

Tetapi siapa yang tahu bahwa perang akan terjadi dan ia akan terseret di dalamnya.     

"Rudi, bukan berarti tidak ada jalan keluar," kata Aiden, mengingatkan Rudi.     

Begitu mendengarnya, mata Rudi langsung berbinar dengan cerah. "Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan? Aku akan menuruti semua kata-katamu."     

"Apakah kamu mau makan malam di sini hari ini?"     

"Mau …"     

"Jonathan juga akan datang untuk makan malam."     

"Oh! Aku mengerti. Kita akan menjodohkan mereka berdua!" Rudi akhirnya menyadari bahwa kunci dari permasalah ini sebenarnya terletak pada Jonathan.     

"Bukan. Maksudku, biarkan Jonathan datang membawa kekasihnya agar Jenny benar-benar menyerah. Selama Jenny paham bahwa pertunangan pun tidak akan bisa membuatnya mendapatkan Jonathan, ia tidak akan bertunangan denganmu," Aiden menjelaskan dengan sabar.     

"Aku rasa itu adalah ide yang bagus," Anya mengangguk.     

"Mengapa kalian tidak makan? Makanannya akan dingin," Diana melihat makanan di atas meja masih tersisa banyak. Tiga orang yang sedang duduk di meja makan lebih sibuk mengobrol dibandingkan makan.     

"Terima kasih. Tadi makanannya terlalu panas, jadi kita menunggunya sedikit lebih dingin," kata Rudi.     

…     

Malam itu, Nadine dan Harris pergi berlibur karena liburan tahun baru.     

Ivan dan Raisa sedang berada di luar negeri sehingga hanya Raka dan Della saja yang datang.     

Della tidak pergi liburan karena saat ini perusahaan keluarganya sedang mengadakan acara. Mereka mengeluarkan sebuah produk baru dan Della memutuskan untuk tinggal agar bisa mengamati situasinya.     

"Hanya ada Raka dan Della yang datang. apakah tidak kurang orang?" Rudi merasa khawatir karena semua orang yang hadir adalah pasangan. Mungkin lebih baik ia tidak ikut.     

"Akan ada banyak makanan enak. Aku akan menelepon Tara," kata Anya sambil tersenyum.     

"Baiklah," akhirnya Rudi setuju.     

Setelah makan siang, Aiden, Anya dan Rudi berbincang-bincang. Hana mengajak beberapa pelayan dari rumah Aiden untuk membantu Diana menyiapkan makan makan.     

"Jessica sudah setuju untuk menjual tanahnya padaku. Setelah liburan tahun baru berakhir, aku akan mendapatkannya," kata Aiden dengan tenang.     

"Benarkah? Bagaimana kamu bisa membujuknya?" kata Rudi dengan kagum. "Apakah kamu tahu berapa banyak tenaga yang aku kerahkan untuk mendapatkannya? Bahkan ia tinggal di rumahku sekarang."     

"Tetapi bukan kamu yang diinginkannya," kata Anya.     

"Apakah kamu memberikan apa yang diinginkannya?" Rudi memandang Aiden dengan terkejut. "Demi sepetak tanah, kamu mengorbankan dirimu?"     

Aiden dan Anya saling berpandangan satu sama lain tanpa mengatakan ap apun.     

"Anya, kamu menerimanya?" Rudi tidak bisa percaya dan tidak bisa menerimanya.     

"Untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, memang harus ada pengorbanan," kata Anya dengan serius.     

"Aku tidak menyangka kamu bisa berbesar hati seperti itu dan membiarkan suamimu melakukan hal seperti ini," Rudi mengangkat cangkir tehnya, "Tolong berikan aku teh lagi. Aku terlalu shock barusan."     

Anya menuangkan teh untuk Rudi. "Keponakan, kami sudah mendapatkan tanahnya, tetapi tidak mustahil kalau kamu ingin membangun mall online dan bekerja sama dengan kami."     

"Bagaimana caranya?" tanya Rudi.     

"Mall Atmajaya Group memang tidak akan mau bekerja sama denganmu karena bisnis mereka sudah terlalu besar dan memiliki keuntungannya sendiri. Aku punya Iris. Walaupun Iris tidak sebesar mall Atmajaya Group, website kami memiliki cukup banyak pengunjung dan cukup banyak yang membeli via online. Selain itu, Iris juga merupakan anak dari Atmajaya Group," kata Anya sambil memandang Rudi. "Apakah kamu mau bekerja sama denganku?"     

Rudi mengeluarkan ponselnya. Ia mengamati website milik Iris terlebih dahulu dan akhirnya memutuskan. "Aku ingin tempat promosi di laman terdepan website Iris. Selain itu, aku ingin mall Atmajaya Group juga akan membantu untuk mempromosikan kita," kata Rudi dengan serius.     

"Tidak masalah," jawab Aiden.     

"Semudah itu?" Rudi terkejut melihat Aiden bahkan tidak berpikir dua kali.     

"Kamu kan akan menjadi keluarga juga. Tentu saja keluarga harus saling membantu …"     

"Berhenti! Kalau kalian masih temanku, jangan mengolokku seperti itu. Aku sudah cukup pusing," Rudi menyela kata-kata Anya.     

Anya langsung tertawa terbahak-bahak, "Sebenarnya aku juga berpikir sama denganmu. Aiden sudah setuju untuk membantu kita promosi melalui website mall Atmajaya Group. Selain mall online-mu, aku juga ingin mempromosikan Iris Perfume Academy."     

"Aku dengar kamu menjual barang-barang impor. Aku tidak masalah asalkan kamu tidak menjual barang palsu atau barang yang berbahaya," lanjut Anya dengan serius.     

"Jangan khawatir. Aku bukan orang seperti itu," jawab Rudi dengan cepat.     

Siang itu, Rudi dan Anya sudah mencapai kesepakatan untuk bekerja sama dan akan membahas kerja sama itu secara merinci.     

Bagi Anya, ia tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk promosi. Agar bisa menjual barang-barang impornya, Rudi pasti akan mengerahkan promosi besar-besaran.     

Baik Iris maupun Iris Perfume Academy tidak perlu dipromosikan. Dengan adanya Rudi yang membantu websitenya, Anya akan turut serta mendapatkan popularitas dan ketenaran.     

…     

Di malam hari, Jonathan datang bersama dengan Sherry.     

Raka dan Della akhirnya tidak bisa datang karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.     

Jadi, saat Jenny tiba, ia melihat Jonathan dan Sherry sedang bersama.     

Anya tidak menyangka semua ini akan terjadi. Rudi khawatir suasananya akan tidak enak kalau hanya sedikit orang yang hadir. Saat mendengar bahwa cukup banyak orang yang datang, ia setuju untuk ikut makan.     

Tetapi, tidak disangka bahwa Raka dan Della batal datang.     

Aiden dan Anya adalah pasangan suami istri. Mereka memiliki hubungan yang baik sehingga membuat semua orang selalu iri.     

Jonathan dan Sherry baru saja berkenalan, tetapi mereka memahami satu sama lain.     

Jenny hanya bisa menggertakkan giginya dan bertahan malam ini.     

Tara khawatir, Jenny akan merasa sedih sehingga ia terus mengajaknya bicara atau menyuruhnya untuk melakukan sesuatu.     

"Jenny, tolong bantu aku ke kamar mandi."     

"Jenny, aku ingin makan sup."     

"Jenny, tolong ambilkan aku stroberinya.     

"Jenny, lihatlah apakah makanannya sudah siap."     

"Jenny …"     

"Kak, bagaimana kalau aku memanggilkan pelayan untukmu?" Jenny kehilangan kesabarannya.     

"Aku … Jenny, aku hanya tidak ingin kamu sendiri. Aku khawatir kamu akan merasa sedih," kata Tara, memberitahu alasannya yang sebenarnya.     

"Aku tidak apa-apa. Aku akan membantu bibi untuk menemani tamu," Jenny menghampiri Sherry.     

Di meja makan, Sherry duduk di samping Jonathan. Anya bahkan tidak tahu harus berbicara apa untuk mencairkan suasana.     

Berulang kali Anya mencoba untuk berbasa-basi, tetapi berulang kali pula suasananya menjadi sangat canggung. Untung saja, ada Rudi di sana yang bisa membuat suasana sedikit lebih baik.     

"Jonathan, aku sudah setuju untuk bekerja sama dengan Anya dan aku akan menggunakan website Iris untuk berjualan," kata Rudi.     

"Website Iris sangat terkenal. Saat ada produk baru yang dirilis, banyak orang langsung berebut untuk mendapatkannya," kata Jonathan. "Kamu memilih partner yang sangat tepat. Anya juga sangat setia dan pebisnis yang jujur."     

"Aku bukan pebisnis. Aku parfumeur," kata Anya.     

Jonathan tertawa melihat Anya cemberut, "Keceplosan …"     

"Kalau kamu keceplosan, bagaimana kalau membayarnya dengan minum tiga gelas anggur," kata Jenny. "Aku dengar kamu adalah kekasih paman Jonathan. Bagaimana kalau kamu menggantikannya minum?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.