Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Aku Menyukai Orang Lain



Aku Menyukai Orang Lain

0"Halo keponakan. Aku akan menjadi bibimu," Anya duduk dengan senyum lebar di wajahnya.     

"Aku pikir kalian kasihan padaku karena menghabiskan tahun baru sendirian, sehingga kalian mengajakku untuk makan bersama. Apakah lebih baik aku pulang sekarang? Aku bisa makan di luar," Rudi berpura-pura takut.     

"Kalau kamu pergi sekali pun, kamu masih akan tetap bertunangan dengan Jenny. Lebih baik kamu makan sambil kita mencari jalan keluar dari masalah ini."     

Rudi merasa bingung. Hari ini adalah hari pertama di tahun baru, mengapa tiba-tiba ia dibuat kebingungan seperti ini?     

Rudi menelepon ayahnya yang sedang tidak berada di Indonesia. Tetapi ponsel ayahnya sedang sibuk, menandakan bahwa ia sedang telepon dengan orang lain.     

Tiba-tiba saja, ia merasakan firasat buruk. Sepertinya Aiden dan Anya tidak sedang menggodanya.     

Setelah gagal menelepon ayahnya, ia menelepon Jenny. Selama Jenny tidak menyetujuinya, pertunangan ini bisa dibatalkan.     

Setelah berdering sebanyak tiga kali, akhirnya Jenny mengangkatnya, "Ada apa? Aku sedang kesal sekarang. Cepat katakan apa maumu," kata Jenny dengan marah.     

Rudi berpura-pura tenang dan berkata, "Jenny, kami sedang makan di rumah ibu Anya. Apakah kamu sedang sibuk?"     

"Tidak tahu. Suasana hatiku sedang buruk," jawab Jenny.     

"Jonathan juga akan datang ke sini. Karena itu aku meneleponmu!" kata Rudi.     

Jenny terdiam sejenak dan kemudian berkata, "Aku sedang patah hati. Jonathan tidak menginginkanku."     

"Jenny, semua orang bisa lihat bagaimana cara Jonathan memperlakukanmu. Mungkin ia tidak sadar, tetapi sebenarnya ia mencintaimu," kata Rudi. Ia berusaha untuk menyelamatkan dirinya dengan cara seperti ini. Selama Jonathan dan Jenny bersama, ia tidak perlu bertunangan dengan Jenny.     

Jenny sedang berbaring di tempat tidur, memandang ke arah lampu kristal di kamarnya dalam diam.     

"Jenny, apakah kamu mendengarku? Aku adalah seorang laki-laki. Pembatalan pertunangan tidak ada artinya untukku. Tetapi kamu berbeda. Aku melakukan semua ini untukmu. Aku menyarankan agar kamu tidak bertindak gegabah," kata Rudi dari telepon.     

Jenny berguling di tempat tidurnya. "Siapa yang mengatakannya padamu?"     

"Pamanmu. Ayahku dan kakekmu sedang telepon sekarang, merencanakan bagaimana untuk menjodohkan kita. Aku khawatir ini akan berdampak buruk padamu nantinya. Aku selalu menganggapmu sebagai adikku dan aku berharap kamu bisa bahagia," Rudi terus membujuk Jenny untuk membatalkan pertunangan mereka.     

Jenny tertawa dan berkata, "Rudi, apakah kamu pernah berpikir bahwa aku membencinya hanya karena dia memiliki anak?"     

"Tidak."     

"Aku berusaha untuk melindunginya. Aku tahu keluargaku tidak akan setuju dengan hubunganku dengannya. Aku rela pergi ke luar negeri untuknya. Aku tidak memedulikan harga diriku karena aku tidak bisa hidup tanpa Jonathan. Dengan kecerdasanku, aku bisa saja lulus lebih awal dari waktu yang ditentukan. Apakah ia tidak bisa menungguku? Apakah ia tidak tahu kalau aku pergi ke luar negeri untuknya?"     

Saat mengatakannya, air mata mengalir di wajah Jenny. Ia merasa sangat sedih. Apakah ia benar-benar tidak berarti di mata Jonathan?     

Rudi benar-benar pusing hingga hampir menggila rasanya. Mengapa semuanya harus seperti ini?     

Tetapi ia harus tetap tenang dan membujuk Jenny. Begitu pertunangan ini benar-benar terjadi, akan sangat sulit untuk mengakhirinya.     

Kalau sampai pertunangan ini benar-benar terjadi, satu-satunya yang menanti mereka adalah pernikahan. Bagaimana jika Jonathan tidak melakukan apa pun? Bagaimana jika pertunangan itu benar-benar menjadi kenyataan?     

Rudi tidak yakin bagaimana sikap Jonathan pada Jenny. Terkadang, Jonathan terlihat sangat mencintai Jenny, tetapi terkadang ia juga sangat pandai untuk menutupi perasaannya.     

"Jenny, Jonathan akan datang ke sini malam ini. Bagaimana kalau kalian bertemu dan memperjelas semuanya?" kata Rudi.     

"Aku sudah bertemu dengannya tadi dan ia berharap aku merestui hubungannya dengan kekasihnya. Apa yang bisa aku lakukan? Berdoa agar mereka putus besok? Atau berdoa agar hidupnya tidak bisa tenang? Berdoa agar ia mandul, tidak bisa memiliki anak?" teriak Jenny dengan marah.     

Rudi tiba-tiba saja tertawa mendengar kemarahan Jenny. Semakin lama, tawanya itu semakin keras. Ia tidak menyangka kalau Jenny tiba-tiba akan marah seperti ini.     

"Tertawalah. Tunggu saja, apakah kamu masih bisa tertawa seperti ini setelah menikah denganku? Aku akan menjadi satu-satunya Nyonya di Keluarga Aditya," kata Jenny dengan dingin.     

Saat mendengar kata-kata Jenny, senyum di wajah Rudi langsung membeku. Rasanya ia benar-benar ingin menangis. "Dengarkan aku. Aku tidak bermaksud tertawa. Jenny …"     

Melihat ponselnya yang sudah tidak terhubung lagi, Rudi merasa dunianya benar-benar akan runtuh.     

"Makanannya sudah siap!" pada saat itu, Diana keluar sambil membawa beberapa piring.     

"Makanlah," kata Anya. Di meja itu, banyak makanan kesukaan Rudi.     

"Kalian benar-benar membuatku menderita!" Rudi ingin menangis. Sambil makan, ia terus menerus menelepon ponsel ayahnya.     

Saat teleponnya berhasil tersambung, ayahnya sudah membuat perjanjian dengan Bima mengenai pernikahannya dengan Jenny.     

"Rudi, kebetulan sekali kamu telepon. Aku ingin memberitahumu mengenai Jenny …"     

"Ayah, aku tahu kamu menyukai Jenny dan ingin ia menjadi menantumu. Tetapi cinta tidak bisa dipaksakan," sela Rudi sebelum ayahnya bisa berbicara.     

Ayah Rudi tersenyum mendengarnya. "Perasaan itu bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Saat aku menikah dengan ibumu, aku juga tidak mencintainya. Tetapi sekarang kami saling mencintai dan memiliki kamu. Aku yakin kamu juga bisa mengalami hal yang sama."     

"Ayah, aku adalah anakmu! Aku akan melakukan apa pun untuk mengembangkan usahamu selama ini dan menuruti semua permintaanmu. Tetapi kamu tidak bisa memaksaku untuk bertunangan!" kata Rudi.     

"Bukankah kamu menyukai Jenny? Tidak ada masalah kan kalau kamu menikah dengannya?" kata ayah Rudi.     

"Itu karena sebelumnya aku belum tahu. Sekarang aku tahu dan aku tidak bisa menikah dengannya!" kata Rudi. Ia tidak mau tahu. Sebelumnya, ia hanya menggoda Jenny karena menggoda gadis itu menyenangkan. Tetapi siapa sangka ia malah akan terjebak seperti ini.     

Sekarang, ia ingin berubah pikiran!     

"Jenny adalah pilihan terbaik. Kamu harus menikah dengan wanita yang memiliki latar belakang keluarga yang tepat. Lihat saja di kota ini, mana ada wanita yang lebih baik dibandingkan Jenny?" kata ayah Rudi.     

"Ayah, Jenny sedang marah sekarang. Bagaimana kalau ia sampai membatalkan pertunangannya? Apakah kamu tidak takut nama anakmu ini tercoreng? Selain itu, kasihan Jenny setelah pertunangannya batal," kata Rudi, mengungkapkan pendapatnya.     

"Dalam kecerdasan dan kedewasaan, Jenny adalah calon terbaik untukmu. Tidak apa-apa meski ia sedikit manja dan nakal," ayah Rudi sangat menyukai Jenny. Tidak masalah kalau seorang wanita sedikit manja. Memang menjadi tugas pria untuk memanjakan dan menyayangi istrinya.     

Tetapi Rudi merasa hampir menggila. "Ayah, apakah ayah benar-benar ingin memojokkanku seperti ini?"     

"Jenny sudah setuju untuk bertunangan denganmu. Apa yang kamu takutkan?" kata ayah Rudi sambil tertawa.     

"Ayah, aku ingin mencari istri yang lemah lembut dan penurut. Jenny tidak seperti itu," kata Rudi.     

"Seorang istri tidak perlu lemah lembut. Lagi pula, tidak ada wanita yang lebih baik dibandingkan Jenny."     

Rudi kehabisan akal untuk membantah ayahnya. "Sebenarnya, aku menyukai orang lain!" kata Rudi.     

"Terkadang, seseorang tidak boleh egois dan memikirkan dirinya sendiri. Anggap saja kamu sedang mengorbankan hidupmu untuk Keluarga Aditya," setelah mengatakannya, ayah Rudi langsung mengakhiri panggilan.     

"Ayah, kamu tidak bisa melakukan ini padaku. Aku kan putramu. Ayah … Ayah!" Rudi memegang ponselnya dengan enggan. Ia merasa hatinya remuk menjadi debu.     

Aiden menyaksikan semua ini dalam diam. Ia sama sekali tidak bereaksi.     

"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Aiden pada akhirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.