Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Panggilan Baru



Panggilan Baru

0Saat Aiden dan Jenny sedang dalam perjalanan pulang ke rumah Keluarga Atmajaya, Bima sudah mendengar berita kedatangan cucunya dan sudah menunggu di rumah.     

Begitu Jenny masuk ke dalam rumah, ia langsung menangis dan memeluk Bima. Rasanya, begitu tiba di rumah ia menjadi semakin sedih.     

Melihat Jenny menangis seperti ini, Bima berusaha untuk menahan emosinya dan bertanya. "Ada apa dengannya?"     

"Patah hati. Jonathan sudah punya kekasih," kata Aiden dengan suara pelan.     

Alih-alih merasa marah, Bima malah merasa senang. "Bukankah itu bagus? Rudi masih sendiri. Ayahnya sangat menyukai Jenny. Kalau Jenny menikah dengan Rudi, ia akan bahagia. Ia tidak akan pernah kekurangan."     

Aiden memandang ayahnya dengan dingin. Meski ia juga tidak menyetujui hubungan Jenny dan Jonathan, bukan berarti ia merestui Rudi untuk menjadi pasangan Jenny. "Apakah tidak ada pria lain selain Rudi? Jenny tidak akan mau dengannya."     

"Kakek, aku mau bertunangan dengan Rudi," kata Jenny dengan sengaja.     

Aiden melihat senyum di wajah Bima dan langsung menyadari ada yang salah. Ia langsung beralih pada keponakannya. "Jenny, ini bukan candaan. Kamu jangan memutuskan dalam kondisi seperti ini."     

Jenny mengangkat kepalanya dan menghapus air matanya. Ia berkata dengan tegas. "Aku berpikir dengan jelas. Aku ingin bertunangan dengan Rudi. Rudi memiliki latar belakang keluarga yang bagus dan sesuai untukku."     

"Baiklah kalau begitu. Aku akan langsung mengatur semuanya!" Bima merasa sangat senang dan bersemangat.     

Aiden menarik tangan Jenny dan membawanya ke arah taman. Jenny langsung menarik tangannya dengan marah.     

"Apa yang kamu lakukan? Ini adalah masalah mu dengan Jonathan, mengapa kamu malah menyeret-nyeret Rudi."     

Aiden tahu bahwa Jenny hanya ingin menggunakan pertunangan ini untuk memojokkan Jonathan, memaksa Jonathan untuk bertindak. Tetapi bagaimana kalau Jonathan tidak cinta padanya?     

Itu artinya, Jenny akan terjebak dalam pertunangan dengan Rudi. Bagaimana kalau sampai Jenny terpaksa menikah dengan Rudi, pria yang tidak dicintainya?     

Jenny tidak menjawab pertanyaan Aiden dan berbalik.     

Aiden menghentikannya dan berkata, "Ini bukan waktunya untuk bertindak gegabah. Pernikahan itu satu kali untuk seumur hidup, bukan sebuah lelucon."     

"Rudi pantas bersanding denganku. Kalau aku tidak bisa bersama dengan Jonathan, aku tidak peduli siapa yang akan menjadi pasanganku." Setelah mengatakannya, Jenny melewati Aiden dan kembali ke kamarnya.     

Aiden berdiri di taman, memandang ke arah Jenny yang meninggalkannya. Entah mengapa, ia merasa ada konspirasi di balik semua ini.     

Jonathan tidak menyukai Sherry, tetapi ia harus menggunakannya untuk membuat Jenny tidak mengejarnya lagi. Aiden merasa bahwa ada sesuatu yang mencurigakan dalam masalah ini.     

Sepertinya ada sesuatu yang terjadi tanpa sepengetahuan Aiden…     

Aiden memandang ke arah ruang keluarga dan melihat ayahnya sedang duduk di sofa. Sejak kecil, ia tahu bahwa ayahnya adalah seseorang yang sangat licik. Meski Bima terlihat tidak melakukan apa pun, segala sesuatu selalu berada di bawah kendali ayahnya.     

Aiden segera berjalan menuju ke ruang keluarga. Berdiri di sebelah sofa, ia memandang Bima dengan dingin, "Apakah kamu yang melakukannya?"     

"Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan. Apakah kamu dengar? Jenny sudah setuju untuk bertunangan!" kata Bima dengan senang.     

"Apakah Sherry adalah orang suruhanmu?" tanya Aiden.     

Wajah Bima langsung membeku dan matanya berkobar dengan kemarahan. "Pertanyaan ini, bukankah seharusnya kamu menanyakannya pada Jonathan?"     

"Kamu …"     

"Aku akan pergi ke ruang kerja untuk membahas pertunangan ini dengan keluarga Rudi. Aku tidak bisa makan bersama denganmu," Bima bangkit berdiri dan pergi ke ruang kerjanya, meninggalkan Aiden sendirian.     

Setelah Aiden pulang dari rumah Keluarga Atmajaya, ia langsung menelepon Anya.     

"Anya, ada yang terjadi. Jenny ingin bertunangan dengan Rudi," kata Aiden dari telepon.     

"Apa? Mengapa mendadak sekali? Apakah ia sengaja melakukannya demi Kak Jonathan? Bagaimana kalau ia sampai benar-benar menikah?" kata Anya dengan cemas.     

"Aku juga berpikir seperti itu. Keluargaku dan keluarga Rudi tidak akan membiarkan pertunangan mereka berakhir begitu saja. Mereka akan terikat selamanya," Aiden mengerutkan keningnya.     

Ia tidak mendukung hubungan Jenny dan Jonathan, tetapi ia juga tidak mau Jenny bertindak gegabah dan mempertaruhkan hidupnya seperti ini.     

Kalau memang Jenny menyukai Rudi dan Rudi mencintainya, Aiden tidak akan menentang hubungan mereka. Tetapi mereka tidak saling mencintai!     

"Telepon Rudi dan suruh ia datang ke rumah ibu. Aku akan segera tiba di sana," kata Aiden sebelum menutup telepon.     

Anya tidak banyak berpikir dan langsung menelepon Rudi.     

Begitu menerima panggilan Anya, kalimat pertama Rudi adalah, "Anya, selamat tahun baru!"     

"Selamat tahun baru. Aku dan ibu sedang memasak. Apakah kamu mau datang dan makan bersama dengan kami? Kamu juga bisa membungkus makanan yang kamu suka."     

Rudi langsung bersemangat mendengarnya. Anya bisa mendengar suara Rudi yang bergegas berangkat. "Kebetulan aku belum sarapan. Aku akan segera ke sana."     

"Apa ada yang kamu inginkan? Aku dan ibu akan membuatkannya untukmu," kata Anya.     

"Kata Jenny, ubi panggang buatanmu sangat enak," kata Rudi dengan tidak sungkan.     

"Baiklah," kata Anya sebelum menutup telepon.     

Ia berhasil menarik perhatian Rudi dengan makanan.     

Saat ini Jenny sedang marah dan membuat keputusan dengan kepala panas. Tetapi selama Rudi tidak setuju dengan pertunangan itu, semuanya akan baik-baik saja.     

Setelah mendapatkan telepon dari Anya, Rudi langsung bergerak dengan cepat. Ia langsung bangkit berdiri dari tempat tidur dan bergegas mandi.     

Pria yang sebelumnya terlihat malas langsung berubah menjadi rapi. Saat ia tiba di rumah Diana, Aiden juga tiba di sana.     

Dua pria dewasa itu sama-sama menunjukkan kemampuan menyetir mereka dan berebut tempat parkir yang sama. Mereka sudah besar, tetapi malah berebut tempat parkir seperti anak kecil.     

Saat mereka berebutan, tanpa sengaja mereka menyenggol pagar di taman dan meruntuhkannya. Karena dinding itu, akhirnya mereka berhenti berebut. Mobil mereka terparkir begitu mepet sehingga akhirnya mereka tidak bisa membuka pintu.     

Rudi berusaha melewati bagian atap mobilnya, sementara Aiden berpindah ke kursi penumpang dan membuka pintu dari sisi satunya.     

"Dasar kalian kekanakan sekali! Kalian harus bertanggung jawab dan membagun pagarnya kembali nanti!" teriak Anya.     

Anya sudah tahu bahwa Rudi sangat kekanakan. Tetapi ia tidak menyangka suaminya akan ikut bertindak seperti itu.     

Aiden memanggil pengawalnya dan berkata pada Anya, "Ayo kita makan dulu. Setelah itu, kita baru punya tenaga untuk bekerja."     

"Benar, aku sudah tidak sabar makan masakan ibu!" kata Rudi sambil melewati mereka.     

"Kalian sudah datang? Duduklah! Makanannya akan segera siap," kata Diana sambil tersenyum.     

Di meja makan, Rudi langsung duduk dan menuangkan minum untuk dirinya sendiri.     

Aiden duduk di hadapannya dan bertanya. "Bagaimana pendapatmu mengenai Jenny?"     

Rudi memandang Aiden dengan heran. "Apa maksudmu?"     

"Bagaimana pendapatmu mengenai Jenny?" tanya Aiden sekali lagi.     

Rudi merasakan firasat buruk saat mendengar pertanyaan itu. "Kita sudah berteman kan? Jangan membuatku takut seperti itu! Aku tidak menyangkal kalau Jenny memang cantik, tetapi ia menyukai Jonathan. Aku tidak mau merebutnya dari Jonathan."     

"Aku hanya ingin memberitahumu kalau Jenny baru saja patah hati. Ia pulang dan berkata pada ayahku bahwa ia ingin bertunangan denganmu. Sekarang ayahku sedang menelepon ayahmu. kamu mungkin akan menjadi keponakanku sekarang. Bagaimana kalau kamu mulai belajar memanggilku dengan sebutan paman?" kata Aiden dengan sengaja.     

"Halo keponakan. Aku akan menjadi bibimu," Anya duduk dengan senyum lebar di wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.