Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Rencananya Berhasil



Rencananya Berhasil

0"Suamiku adalah milikku. Tidak boleh ada satu orang pun yang merebutnya dariku!" Anya sedikit berdiri untuk mengecup bibir Aiden. dan setelah itu mereka saling berpelukan dengan erat.     

Di rumah Rudi, Jessica sedang minum anggur bersama dengan stand-in Aiden, merayakan tahun baru bersama.     

Setelah itu, ia pergi untuk mandi, sementara pengganti Aiden mematikan lampu kamar, menyisakan lampu di samping tempat tidur.     

Anggur yang diminum oleh Jessica memiliki kandungan obat dan air panas yang ia gunakan untuk mandi membuat efek dari obat itu semakin cepat. Saat ia keluar dari kamar mandi, ia merasa tubuhnya begitu ringan hingga seakan melayang.     

Otaknya tidak bisa fokus. Saat melihat pengganti Aiden, ia bahkan tidak bisa melihat perbedaan di antara pria itu dan Aiden yang ia sukai.     

Pengganti Aiden memeluknya dan membawanya ke dalam kamar, setelah itu ia menutupi matanya dengan menggunakan kain agar host nomor satu dari klub malam yang Anya atur untuk Jessica bisa menggantikannya.     

Jessica menuruti syarat yang diberikan oleh si pengganti Aiden, yaitu tidak melepaskan penutup matanya saat mereka berhubungan.     

Setelah selesai berhubungan, host dari klub malam itu dibiarkan keluar dari kamar, sementara pengganti Aiden duduk di tempat tidur dan berpura-pura memakai pakaiannya.     

Saat Jessica membuka penutup matanya dan melihat pengganti Aiden, ia yakin betul bahwa ia telah berhubungan badan dengan Aiden.     

Semuanya berjalan dengan sangat lancar. Setelah pengganti Aiden meninggalkan rumah Rudi, Aiden mendapatkan berita bahwa semuanya sudah selesai.     

Malam itu, Jessica berbaring di tempat tidurnya dengan puas. Ia merasa gembira saat memikirkan bahwa ia sudah mendapatkan Aiden.     

Aiden tidak hanya tampan, tetapi juga memiliki stamina yang tinggi. Jessica bisa saja mendapatkan banyak pria lain, tetapi hanya Aiden yang bisa memuaskannya.     

Sayang sekali Aiden tidak bisa tinggal terlalu lama bersamanya.     

Jessica benar-benar membenci Anya dan pada saat yang bersamaan merasa iri padanya.     

…     

Keesokan harinya, Aiden meminta Jonathan untuk bertemu dengannya di rumah Diana.     

Saat Jonathan tiba, Anya dan Aiden sedang membantu Diana di dapur. Diana langsung menghampiri Jonathan yang datang dan berkata, "Jenny menunggumu di ruang teh lantai dua."     

Jonathan melihat ke arah dapur dan berkata, "Aiden, bisakah kamu mau menemaniku?"     

Anya menyenggol lengan Aiden, "Pergilah. Aku percaya padamu!"     

Dengan begitu, Aiden naik ke lantai atas bersama dengan Jonathan.     

Jenny sudah duduk di depan meja dan melihat Jonathan serta Aiden masuk bersama-sama. Ia hanya memandang Jonathan dan tidak mengatakan apa pun.     

Jonathan langsung duduk di hadapannya dan mengambil inisiatif untuk menuangkan teh pada Jenny dan Aiden.     

"Jenny, ini teh favoritmu, Earl Grey," kata Jonathan sambil tersenyum.     

"Paman, sebenarnya aku tidak menyukainya. Aku bilang aku suka Earl Grey karena kamu menyukainya. Teh yang aku sukai adalah Chamomile," Jenny tidak meminum teh itu. "Kamu saja yang minum. Aku menyeduh teh ini untukmu."     

Ekspresi di wajah Jonathan langsung membeku. Kemudian ia berkata dengan sedih. "Aku minta maaf. Aku tidak menyangka kalau kamu melakukannya demi aku. Jenny, sekarang hal yang paling penting untukmu adalah menyelesaikan sekolahmu."     

"Paman Ivan membantuku untuk menunda sekolahku," kata Jenny dengan tenang.     

"Jenny, kemarin …"     

"Aku akan bertunangan. Apakah kamu mau menikah denganku?" tanya Jenny secara langsung.     

Jonathan memandang ke arah Aiden. Aiden sedang meminum tehnya, seolah tidak ada yang terjadi di hadapannya. Sepertinya, ia hanya datang ke sana untuk minum teh.     

"Sebelumnya, aku tidak punya pacar karena aku belum menemukan wanita yang tepat untukku. Aku bersikap baik padamu karena kamu adalah keponakan Anya. Sebagai sepupu Anya, sudah seharusnya aku bersikap baik padamu. Ditambah lagi, Alisa sangat menyukaimu. Aku minta maaf kalau aku memberi sinyal yang salah padamu," kata Jonathan dengan tenang.     

Aiden tidak mengatakan apa pun. Ia di sana hanya untuk mendukung Jenny. Dengan keberadaan Aiden, Jenny menjadi lebih percaya diri.     

Tetapi Jenny tidak tahu bahwa dengan adanya Aiden di sana, ia tidak bisa mendengar perasaan Jonathan yang sebenarnya.     

"Apa yang membuat Sherry lebih baik daripada aku?" Jenny memandang ke arah Jonathan     

Ia mencintai Jonathan. Ia tidak peduli meski Jonathan sudah memiliki anak. Ia hanya ingin tahu mengapa ia tidak bisa menggerakkan hati Jonathan, sementara Sherry bisa mendapatkannya dengan mudah.     

Tanpa Jonathan, bagaimana Jenny bisa bertahan? Apakah mungkin Jenny bisa jatuh cinta pada pria lain lagi setelah ini?     

"Aku berharap kamu juga bahagia dengan hubunganku. Aku berharap kamu akan mendapatkan yang lebih baik di kemudian hari. Kamu pantas mendapatkan pria yang lebih baik," Jonathan bangkit berdiri dan memandang ke arah Aiden. "Aiden, ada yang harus aku selesaikan. Aku akan pulang dulu."     

Aiden mengangguk.     

"Selamat tinggal, Jenny!" Jonathan berbalik dan berjalan menuju ke arah pintu.     

Jenny bangkit berdiri dari kursinya dan berkata, "Jonathan, aku benar-benar mencintaimu. Aku mencintaimu bukan karena kamu adalah saudara bibiku. Aku mencintaimu selayaknya seorang wanita mencintai pria. Kalau kamu tidak memilihku hari ini dan keluar dari pintu itu, hubungan kita akan berakhir."     

Langkah Jonathan terhenti sejenak dan punggungnya terasa kaku, tetapi ia tidak berbalik. Ia hanya ragu untuk beberapa detik sebelum melangkah keluar dengan pasti.     

"Jonathan, kembalilah!" teriak Jenny dengan histeris.     

Aiden meletakkan cangkir tehnya. Dalam hati, ia tahu semakin Jenny berbuat seperti ini, Jonathan semakin tidak akan menoleh kembali.     

Tetapi Aiden tidak mau memberitahu Jenny karena ia juga tidak mendukung hubungan mereka berdua.     

Jenny masih terlalu muda. Kalau ia ingin menjadi pendamping Jonathan, ia harus melewati banyak cobaan yang tidak bisa ia hadapi dengan kepribadiannya yang saat ini.     

"Jonathan …" Jenny menangis dan berusaha mengejarnya, tetapi Aiden langsung menahan tangannya.     

Aiden bangkit berdiri dan menghampiri keponakannya itu dengan tenang. "Jenny, kamu adalah seorang wanita. Kamu sudah merendahkan dirimu seperti ini untuk menyatakan cinta padanya, tetapi ia masih tidak memilihmu. Kalau kamu terus-terusan seperti ini, kamu hanya akan membuat orang lain meremehkanmu. Jonathan bukan satu-satunya pria di dunia ini."     

Jenny berusaha melepaskan tangannya, tetapi Aiden menahannya dan memegang pundaknya. "Jenny, Jonathan tidak mencintaimu!"     

"Aku tahu ia tidak mencintaiku, tetapi aku tidak peduli. Aku mencintainya!" Jenny menangis dengan pahit.     

Hati Aiden terasa luluh melihat keponakannya seperti ini, tetapi ia harus tetap tegas. Jenny harus merasakan penderitaan ini sekali untuk membuatnya menjadi lebih dewasa.     

Akhirnya, ia berkata dengan kejam. "Lupakan dia. Jonathan sudah punya kekasih."     

"Paman, aku ingin pulang. Aku merindukan kakek dan ibu," kata Jenny.     

"Aku akan mengantarmu pulang," Aiden menggandeng Jenny dan membawanya keluar dari ruang teh. Saat mereka turun ke lantai bawah, Anya dan Diana melihat matanya yang memerah dan wajahnya yang penuh dengan bekas air mata.     

"Ibu, Anya, aku akan mengantar Jenny ke ruamh dulu," kata Aiden sebelum membawa Jenny pergi.     

Saat perjalanan ke rumah Keluarga Atmajaya, Jenny hanya diam, sambil memandang ke arah luar jendela. Sesekali air mata mengalir dari sudut matanya, tanpa ada niatan untuk menghapusnya.     

Ia menyalakan radio dan sebuah lagu terdengar.     

…     

Bersama denganku, kamu tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan sejati. Bersama denganku, luka di hatimu tidak akan pernah sembuh sepenuhnya. Aku berada di sampingmu, tetapi tidak bisa membantumu untuk mengarungi dunia. Aku berada di sampingmu, hanya akan membuatmu menyesal di hari tua nanti.     

Kamu pantas mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya. Runtuhkan dinding yang kamu bangun untuk menghalangi dunia. Melangkah lah keluar dari dunia kecilmu, biarkan kesedihanmu pergi. Akhirnya semua ini dan mulai lah berjalan kembali.     

…     

Dengan air mata di wajahnya, Jenny langsung mematikan radio itu tanpa mengatakan apa pun.     

"Mengapa dimatikan? Lagunya cocok untuk situasi saat ini," Aiden menyalakan raido lagi, tetapi menggantinya dengan lagu lain.     

Jenny tampak menyukai lagu itu dan ikut bersenandung. Sambil menyanyi, wajahnya masih penuh dengan air mata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.