Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kembali Untukmu



Kembali Untukmu

0"Besok," jawab Jenny sambil memandang Jonathan dengan mata yang membara. "Kalau kamu tidak membiarkan aku pergi, aku bisa tetap tinggal di sini untukmu."     

"Aku akan sangat sibuk besok. Tidak bisa mengantarmu. Berhati-hatilah," kata Jonathan sambil tersenyum dengan paksa.     

Jenny merasa matanya pedas. Ia mengangkat kepalanya dan menarik napas dalam-dalam. "Cuminya terlalu pedas. Aku sampai menangis."     

Jonathan memandang cumi-cumi yang ada di piring itu. Ia tidak menambahkan bumbu yang pedas sedikit pun.     

"Apakah kamu mau minum?" kata Jonathan, menawarkan minuman.     

Jenny tidak menjawab. "Apakah aku tidak cukup baik untukmu?"     

"Jenny, kamu sangat baik. Kamu benar-benar baik!" kata Jonathan dengan suara lembut.     

"Kalau aku memang baik, mengapa kamu tidak menginginkan aku?" tanya Jenny dengan mata memerah.     

Jonathan tidak bisa menjawab pertanyaan itu.     

Untung saja, Anya menyadari situasi yang terjadi di antara mereka dan menyelamatkan Jonathan tepat waktu.     

"Kak, apakah kamu sudah selesai masak? Aiden memanggilmu. Katanya ia ingin minum denganmu," kata Anya sambil tersenyum.     

Jenny berbalik dengan sepiring cumi bakar di tangannya. Ketika ia melewati ruang keluarga, Tara memanggilnya tetapi ia tidak mau menjawab. Ia langsung menuju ke lantai atas.     

…     

Keesokan paginya, Aiden dan Anya sendiri yang mengantar Ivan, Raisa, serta Jenny pergi.     

Maria tidak ikut karena ia khawatir tidak akan bisa berhenti menangis melepas kepergian putrinya.     

Sementara itu, Nico juga tidak ikut karena ia harus segera kembali ke lokasi syuting kemarin malam. Tara juga tidak bisa mengantar karena ia sedang hamil tua.     

Selain Aiden dan Anya, hanya ada orang tua angkat Jenny yang ikut mengantar merkea semua ke bandara.     

Jenny mengucapakan selamat tinggal pada kedua orang tuanya saat Aiden dan Ivan sedang membicarakan mengenai pekerjaan.     

Selama ini Aiden lah yang mengurus semua masalah bisnis di perusahaan cabang luar negeri. Tetapi setelah ini, Ivan lah yang akan menguasai semuanya. Aiden memutuskan untuk menyerahkan semua kuasanya pada Ivan dan membiarkan orang-orangnya untuk mempercayai Ivan.     

"Kak Ivan, Raisa, Jenny sepertinya sedang murung. Kalian jangan lupa untuk memperhatikannya," kata Anya.     

Raisa tertawa, "Jangan khawatir. Aku juga suka makan dan bermain. Aku akan mengajaknya untuk jalan-jalan dan melupakan semua masalah."     

Ketika melewati pemeriksaan, Jenny memeluk Nina dan menangis di pelukannya. Tidak tahu mengapa air mata itu terus mengalir. Sepertinya, ia membutuhkan dukungan dari seseorang saat ini.     

Aiden dan Anya tahu bahwa yang membuat Jenny menangis dan enggan meninggalkan Indonesia seperti ini karena Jonathan.     

Menurut penglihatan Tara, Jonathan tidak akan pernah meninggalkan Jenny, sampai suatu hari nanti Jenny tidak menginginkan Jonathan lagi.     

Bagaimana mungkin Jonathan tidak jatuh cinta pada Jenny? Jenny memiliki wajah yang cantik dan penampilan yang menarik. Sifatnya sangat ceria seperti matahari yang bersinar dengan sangat cerah di pagi hari, bahkan mampu meluluhkan hati putri kecilnya, Alisa. Selain mencintai Alisa, Jenny juga sangat setia pada Jonathan.     

Sebagai seorang pria, apa lagi yang Jonathan inginkan dari seorang wanita?     

Dicintai oleh Jenny seperti itu membuatnya sangat-sangat bahagia. Tetapi di mata Jonathan, Jenny seperti seorang putri ratu yang sejak kecil hidupnya dimanja, dikelilingi dengan kekayaan dan kebahagiaan. Jonathan tidak mau membuat Jenny menderita bersama dengannya.     

Sementara itu, Rudi adalah anak tunggal dari keluarganya. Di mata Keluarga Atmajaya, Rudi adalah calon yang terbaik untuk Jenny.     

Tetapi setelah Jenny meninggalkan Indonesia, sama seperti hubungannya dengan Jonathan yang berakhir, perjodohan Jenny dengan Rudi pun berakhir.     

…     

Beberapa hari kemudian, di malam tahun baru, Raisa tiba-tiba saja menelepon Anya. "Anya, jangan bilang pada ayah. Jenny melarikan diri dan aku tidak tahu di mana ia berada sekarang."     

"Apa?" Anya terkejut saat mendengar berita itu. "Sejak kapan?"     

"Tadi pagi ia tiba-tiba saja menghilang, membawa semua barangnya. Ia meninggalkan surat pada kami agar kami tidak mencarinya," Raisa merasa sakit kepala saat menceritakannya. "Bagaimana aku harus menjelaskannya kepada Kak Maria? Kalau ayah tahu, ia mungkin akan shock."     

"Jangan khawatir. aku akan mencoba untuk mencarinya juga. Kalau ada kabar, aku akan memberitahumu," Anya menghela napas panjang.     

Walaupun Jenny menuruti permintaan Keluarga Atmajaya untuk pergi ke luar negeri, tidak ada yang menyangka bahwa begitu tiba di temapt yang baru, ia akan melarikan diri.     

"Baiklah. Selamat tahun baru untukmu. Aku juga akan memberitahumu kalau sudah ada kabar baru," kata Raisa.     

"Selamat tahun baru," setelah mengakhiri panggilan, Anya memikirkan mengenai yang terjadi. Di malam tahun baru seperti ini, tentu saja satu-satunya orang yang paling ingin Jenny temui pasti Jonathan.     

Anya langsung menelepon Jonathan. "Kak, apakah Jenny menemuimu?"     

"Bukankah Jenny di luar negeri?" hari ini sangat sibuk bagi Jonathan. ia meminta asistennya untuk menjemput Alisa dan mengantar putrinya itu ke rumah Diana.     

Dan sekarang ia pun masih sangat sibuk. Ia belum pulang, masih berkutat dengan pekerjaannya di rumah.     

"Jenny menghilang. Bukankah hari ini adalah malam tahun baru. Beberapa jam lagi tahun baru. Aku rasa ia kembali untuk menemuimu," kata Anya.     

"Menemuiku?" Jonathan berpikir sejenak. "Kalau ia benar-benar kembali dan Keluarga Atmajaya mengetahuinya, ini akan menjadi masalah yang rumit."     

"Kak, jangan menyakitinya. Jenny hanya seorang wanita muda yang sedang dibutakan cinta," kata Anya dengan sedih.     

Jonathan menarik napas dalam-dalam. "Anya, tidak perlu khawatir. Kalau Jenny benar-benar datang menemuiku, aku yang akan mengurus semuanya.     

Anya hanya bisa menutup telepon dan menyerahkan semuanya pada Jonathan     

Sekitar jam 11 malam, Jenny muncul di depan rumah Jonathan dengan membawa kopernya. Bajunya sedikit basah terkena gerimis.     

Pada hari Natal kemarin, mereka sempat mengadakan pesta kebun karena harinya sangat cerah. Tetapi dalam beberapa hari saja, tiba-tiba saja hujan mengguyur kota.     

"Paman, cepat buka pintunya," Jenny berdiri di depan pintu, terus menerus membunyikan bel dan menggedor pintu.     

Begitu mendengarnya, Jonathan langsung membuka pintu. Melihat Jenny berdiri di depan pintu, Jonathan tidak bisa menggambarkan bagaimana ekspresinya.     

Jenny benar-benar melarikan diri dan kembali kepadanya.     

"Jenny, mengapa kamu kembali ke Indonesia?" melihat baju Jenny yang sedikit basah dan wajahnya yang memerah karena kedinginan, Jonathan langsung memintanya untuk masuk, "Masuklah."     

"Paman, aku benar-benar merindukanmu. Aku tidak bisa berpisah darimu, jadi aku kembali diam-diam," Jenny memeluk leher Jonathan dan bertanya dengan manja. "Apakah kamu merindukanku?"     

"Jenny, lepaskan aku dulu. Apakah pamanmu tahu kamu kembali diam-diam? Telepon keluargamu dan bilanglah bahwa kamu aman dan selamat," Jonathan menarik tangan Jenny dari lehernya agar Jenny melepaskan rangkulannya.     

Jenny melemparkan kopernya dan kali ini memeluk pinggang Jonathan dengan erat. "Paman, bagaimana kalau kita langsung pergi ke kantor catatan sipil? Kalau aku pergi ke luar negeri dengan membawa buku nikah kita, aku baru bisa tenang."     

Jonathan memandang Jenny dengan senyum tidak berdaya.     

Dulu, karena statusnya sebagai anak haram dan anak yang tidak dianggap oleh Keluarga Srijaya, semua orang di sekitarnya membenci dan menjauhinya.     

Karena hubungannya dengan Anya dan dukungan dari Aiden, akhirnya, ia bisa mendapatkan dukungan dan bantuan dari beberapa orang.     

Saat ia kembali ke Indonesia pertama kalinya, tidak ada satu orang pun yang mau bertemu dengannya. Semua orang selalu menghindarinya, seolah berdiri di sampingnya akan membuat mereka kotor.     

Tetapi hanya ada satu orang yang tidak pernah membencinya seperti itu. Jenny tidak peduli meski Jonathan adalah anak haram. Jenny tidak peduli meski Jonathan sudah pernah menikah dan memiliki anak.     

Jenny mencintainya.     

Ia mencintainya, tanpa syarat.     

Semua orang mungkin berpikir bahwa ia dan Jenny tidak cocok. Jonathan tidak pantas untuk mendapatkan Jenny. Tetapi Jenny malah ingin menikah dengannya.     

Jenny seperti ekor yang terus membuntutinya ke mana pun ia pergi. Mungkin cinta yang Jenny rasakan ini hanyalah sesaat, tetapi cinta itu saja sudah cukup membuat Jonathan tersentuh.     

Bagi Jonathan, ibu Alisa seperti angin sepoi-sepoi yang menyusup ke dalam hatinya dengan perlahan tapi pasti. Mereka memulai hubungan dari pertemanan dan kemudian melanjutkan ke jenjang yang serius.     

Sementara itu, Jenny tampak seperti matahari yang hangat di dunia Jonathan, matahari kecil unik yang hanya ada satu di dunia ini, dan merupakan miliknya.     

"Jenny, kamu masih sangat muda. Kamu bisa bertemu dengan orang-orang yang lebih baik di kemudian hari. Apakah kamu tahu itu?" kata Jonathan sambil mengelus rambut Jenny yang tergerai dengan indah. Rambut itu sedikit basah terkena air hujan yang membasahi kota.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.