Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Memisahkan



Memisahkan

0"Bukankah Raka pria yang baik? Tetapi Raka tidak menyukai Jenny. Aku juga tidak buruk, tetapi aku juga tidak mencintai Jenny. Ada banyak pria baik di luar sana, tetapi kamu satu-satunya pria yang benar-benar mencintai Jenny. Pria yang bisa memberikan kebahagiaan untuknya adalah pria yang benar-benar mencintainya. Yang lainnya bukanlah masalah."     

Setelah mengatakannya, Rudi menepuk pundak Jonathan. "Sudah malam. Ayo kita pulang."     

"Di mana Jenny?" Jonathan tidak berani untuk berhadapan dengan Jenny lagi.     

"Aiden menjemputnya. Ia sudah tahu mengenai perasaan Jenny kepadamu. Kalau Keluarga Atmajaya ingin menentang, pasti akan ada sesuatu yang terjadi dalam waktu dekat," kata Rudi.     

Yang tidak Jonathan sangka, sejak Jenny mengakui perasaannya kepadanya, Jonathan tidak pernah melihat Jenny lagi.     

Kalau Jenny tidak menghubunginya terlebih dahulu, Jonathan juga tidak menghubunginya.     

Tetapi Jonathan masih bisa mengingat betul malam itu. Malam saat Jenny menyatakan cintanya. Malam saat Jenny berusaha untuk mengecup bibirnya. Malam saat ia memegang pipi Jenny yang lembut. Ia ingat betul.     

Senyumannya terus menerus muncul di benaknya. Ia seperti anak kecil yang tidak memiliki beban dalam hidupnya, senyumnya begitu polos dan bersinar.     

Minggu ini, Jenny dipaksa untuk kembali ke rumah Keluarga Atmajaya dan dilarang untuk keluar.     

Bima menyita ponsel Jenny dan melarangnya untuk menggunakannya. Setiap hari, ia bermain catur bersama dengan Bima atau melukis bersama dengan Maria.     

Aiden menyerahkan pekerjaan Jenny pada orang lain sehingga Jenny tidak perlu datang ke kantor.     

Satu minggu itu bukanlah hari yang singkat untuk Jenny. Rasanya terasa sangat lama …     

Hari minggu tiba. Selain Nico yang sedang sibuk syuting, semua anggota keluarga Atmajaya berkumpul untuk makan siang bersama.     

Sebelum makan siang, Jenny menemani Bima untuk bermain catur, berharap bisa menyenangkan hati Bima.     

"Kakek, ada apa dengan Jonathan Srijaya? Mengapa kakek tidak menyukainya?" Jenny sudah menahan pertanyaan ini selama satu minggu. Saat mengetahui bahwa Aiden dan Ivan datang hari ini, Jenny pikir akan ada salah satu dari mereka yang membantunya untuk berbicara pada Bima.     

"Dia anak haram," kata Bima sambil memindahkan bidak caturnya.     

"Memangnya kenapa dengan anak haram? Bibi Raisa berasal dari Keluarga Mahendra, tetapi Keluarga Mahendra sama sekali tidak pernah mempertanyakan identitas Paman Ivan. Mengapa kakek tidak mau mengakui Jonathan padahal kakek sangat menyukainya dan mengakui kemampuannya?" kata Jenny.     

"Mengapa kamu menyamakan pamanmu dengan Jonathan?" kata Bima dengan marah.     

"Apa bedanya? Kakek terlalu pilih kasih. Hanya karena paman Ivan adalah anak kakek, meski ia anak haram tidak apa-apa. Tetapi kalau orang lain yang merupakan anak haram, kakek tidak bisa menerimanya," Jenny balas marah.     

"Dasar kamu. Setelah bertahan selama berhari-hari, akhirnya kamu membelanya," Bima tertawa. "Aku tidak berprasangka buruk terhadapnya."     

"Lalu mengapa kakek tidak bisa menerimanya? Jonathan mengambil alih Srijaya Group dengan kemampuannya sendiri. Dalam waktu singkat saja, ia bisa mengembangkan perusahaannya hingga seperti ini. Aku juga tidak buruk. Aku sabar dan pengertian. Dan yang paling penting, aku nyaman bersamanya. Aku menyukainya," Jenny mengatakan semua yang ingin ia katakan.     

"Kamu menyukainya?" Bima meletakkan bidaknya dan berkata dengan senang. "Skak mat! Kamu kalah."     

"Siapa bilang aku kalah? Aku masih bisa makan!" Jenny memajukan bidak kudanya.     

Bima memandangnya dengan senyum. "Percuma kamu memakanku. Lihat lagi. aku sudah bilang skak mat!"     

"Kakek curang. Kakek sengaja mengajakku berbicara agar aku tidak fokus. Ini tidak dihitung!" Jenny mengatur kembali bidaknya dengan kesal. "Ayo kita main sekali lagi."     

"Satu kali lagi. Kalau kamu memang, aku akan mengabulkan permintaanmu. Tetapi kalau kamu kalah, kamu harus sekolah di luar negeri selama dua tahun," kata Bima.     

"Mengapa harus sekolah di luar negeri? Lama kelamaan nanti aku akan menua," kata Jenny.     

"Kamu ingin bersama dengan Jonathan, tetapi ia membutuhkan wanita yang bisa membantunya, bukan gadis kecil yang tidak tahu apa-apa. Kalau kamu tidak mau menyusahkannya, kamu harus berkembang dan dewasa," Bima sangat licik. Sebenarnya, ia tidak menyukai Jonathan karena Jonathan sudah memiliki anak. Tetapi ia tidak mengatakannya. Ia sengaja ingin menjauhkan Jenny dari Jonathan     

"Aku sudah bekerja di perusahaan Atmajaya. Meski aku tidak sekolah ke luar negeri sekali pun, aku bisa membantunya. Aku tidak akan menyusahkannya," kata Jenny dengan percaya diri. "Selama aku bisa menang, kakek akan mengabulkan permintaanku?"     

"Baiklah. Ayo kita main," Bima tersenyum.     

Aiden tiba bersama dengan Anya dan kedua putranya, beberapa saat setelah kedatangan Ivan dan Raisa.     

Raisa langsung menghampiri Anya dan menggandeng tangannya. "Jangan ganggu mereka. Permainan kali ini menyangkut hidup Jenny. Kalau kamu mengganggu mereka, kita akan disalahkan nanti."     

Anya mengangguk. Melihat permainan catur mereka belum berkahir juga, Anya langsung membawa Arka dan Aksa menjauh agar tidak mengganggu. Ia khawatir kedua putranya yang nakal itu akan mengacaukan permainan.     

Semenjak Nico pergi syuting, Nadine dan Harris lah yang selalu menemani Tara.     

Mereka bertiga datang bersama-sama. Dan begitu masuk ke dalam rumah, Anya langsung mengajak mereka untuk duduk di ruang keluarga.     

"Ibu, ada apa? Mengapa kakek dan Jenny bermain catur? Mereka terlihat seperti sedang berperang," kata Nadine dengan suara pelan.     

"Jenny bertaruh dengan kakekmu. Kalau ia menang, kakekmu akan mengabulkan permintaannya. Kalau ia kalah, ia harus sekolah ke luar negeri selama dua tahun," kata Maria sambil tersenyum.     

Ketika Anya mendengar bahwa Jenny akan pergi sekolah ke luar negeri, ia memandang ke arah Aiden dengan tatapan mendalam. "Apakah kamu …"     

"Aku tidak bisa menyembunyikan hal sebesar ini dari keluarga," Aiden tidak menyangkal.     

Begitu tahu Jenny menyukai Jonathan, Aiden langsung melaporkannya pada Bima.     

Minggu ini, Jenny ditahan di rumah Keluarga Atmajaya. Bima memeriksa Jonathan setiap waktu dan mencari tahu apakah Jonathan yang sengaja mendekati Jenny. Tetapi ternyata Jonathan tidak melakukan apa pun.     

Malahan, Jenny yang terlebih dahulu angkat bicara dan membela Jonathan.     

Keluarga Atmajaya tidak bisa menyalahkan Jonathan kalau Jenny menyukainya. Bahkan Jonathan sudah berhati-hati dalam bersikap dan tidak terlalu dekat dengan Jenny.     

Namun, sayangnya memang Jenny yang berinisiatif untuk selalu mendekati dan bertemu dengan Jonathan.     

Setelah ponsel Jenny disita, Bima meminta seseorang untuk memeriksa isi dari pembicaraan mereka, baik melalui chat atau pun telepon. Komunikasi di antara Jonathan dan Jenny kebanyakan hanya berupa dukungan dan hiburan, tidak ada sesuatu yang aneh dan tidak pantas.     

Dari komunikasi tersebut, Bima tahu bahwa Jonathan adalah pria baik-baik. Ditambah lagi, Jonathan sangat menawan. Itu sebabnya Jenny tertarik pada Jonathan.     

Sebaliknya, kalau dilihat dari kondisinya saat ini, Jonathan tidak akan pernah mempertimbangkan Jenny sebagai pasangan hidupnya.     

Sekarang Srijaya Group sedang berkembang dengan cukup baik dan Jonathan punya seorang anak perempuan yang masih kecil. Dua hal itu saja sudah cukup untuk memenuhi semua tangannya.     

Ia tidak punya waktu untuk jatuh cinta dan ia tidak bisa memilih pasangan yang kekanakan dan tidak memahami situasinya sekarang.     

Itu sebabnya, Keluarga Atmajaya tidak bisa melakukan apa pun pada Jonathan. Mereka tidak bisa memperingati Jonathan untuk tidak mendekati Jenny karena memang Jonathan sama sekali tidak pernah mengambil inisiatif untuk mendekati Jenny terlebih dahulu.     

"Jadi, agar Jenny tidak mendekati Kak Jonathan lagi, kamu ingin mengirimnya sekolah ke luar negeri?" Anya tidak menyangka bahwa Keluarga Atmajaya berencana untuk mengirim Jenny pergi dari Indonesia, untuk memisahkannya dengan Jonathan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.