Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Pria yang Benar-Benar Mencintainya



Pria yang Benar-Benar Mencintainya

0"Aiden, bisakah kita berteman? Aku dan Anya benar-benar hanya sekedar teman. Aku tidak berniat melakukan hal buruk apa pun. Mengenai Jenny, aku tidak berniat melakukan apa pun kalau ia memang tidak tertarik padaku," kata Rudi.     

Aiden memandang Rudi sambil berpikir sejenak. Melihat Rudi benar-benar tulus, akhirnya ia berkata, "Apa rencanamu?"     

Alis Rudi terangkat. Ia tidak menyangka Aiden mau bekerja sama dengannya. "Tujuan Jessica adalah kamu. Aku akan mengatur dan mencari seorang pria yang bisa menemaninya satu malam, membuatnya salah mengira bahwa pria itu adalah kamu. Kamu bisa mengatakan yang sebenarnya setelah mendapatkan tanahnya."     

"Itu terdengar jahat. Tetapi aku suka," kata Anya sambil tertawa.     

Aiden mengelus kepala Anya dengan penuh cinta. "Kalau kamu senang, kita akan menjalankan rencananya. Tetapi kalau rencana ini tidak berhasil, kamu akan bertanggung jawab atas kerugian suamimu."     

Anya menggigit bibir bawahnya. Sepertinya tanggung jawabnya terlalu berat!     

"Aku … Aku akan mencari orang yang mirip denganmu agar bisa menirumu," wajah Anya terlihat serius, memikirkan bahwa rencana ini harus berhasil.     

"Apakah pria berstatus sepertimu tidak mempunya stand-in?" tanya Rudi.     

"Aku akan mencarinya," Aiden tidak mengelak bahwa ia benar-benar memiliki seseorang yang bertugas untuk menjadi stand-in atau penggantinya di saat-saat tertentu. Tentu saja sebagai orang berpengaruh, ia memiliki orang semacam itu di sisinya.     

Anya sudah mengenal Aiden cukup lama. Tetapi baru pertama kali ini ia mendengar bahwa suaminya memiliki sosok stand-in.     

"Sulit sekali menjadi suamimu. Harus menghadapi godaan seperti itu. Jessica memiliki tubuh yang indah, aku yakin…"     

"Kalau kamu suka padanya, kamu saja yang pergi!" Anya memandang Rudi dengan jijik.     

"Di mana Jenny?" tanya Aiden, tidak memedulikan Rudi lagi.     

"Ngomong-ngomong soal Jenny, aku baru saja ingin memberitahumu. Jenny menyukai Kak Jonathan," wajah Anya terlihat sedikit sedih dan bimbang saat mengatakannya.     

"Apakah kamu ingin melihat video pernyataan cinta Jenny?" kata Rudi dengan nakal.     

"Tidak tahu kenapa, aku benar-benar ingin memukulnya!" Aiden berusaha sekuat tenaga untuk menahan emosinya saat menghadapi Rudi.     

"Sangat normal kalau kamu berpikir seperti itu. Rudi sangat mirip dengan Nico, yang mampu membuat orang merasa emosi dengan sangat mudah!" kata Anya, merasa kepalanya semakin pening.     

"Tidak heran …" Aiden baru saja menyadari, alasan mengapa ia benar-benar merasa kesal pada Rudi saat bertemu dengannya. Memang benar Rudi sangat mirip dengan Nico.     

"Tidak heran apa?" Rudi memandangnya dengan bingung.     

"Kamu seperti Nico. Kami terbiasa menindas Nico. Tetapi sekarang Nico tidak ada di rumah karena sibuk syuting. Kalau kamu terus berperilaku seperti Nico, mungkin kami akan menggunakanmu sebagai penggantinya," Anya mengingatkan Rudi.     

"Mentalku sangat kuat. Itu tidak masalah," Rudi tertawa terbahak-bahak. "Aku jadi ingin bertemu dengan Nico. Mungkin kita bisa berteman baik."     

"Memang sangat mirip," bisik Aiden.     

Rudi hanya nyengir lebar mendengar komentar itu dan kemudian mengirimkan video pernyataan cinta Jenny pada Anya. Anya mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video tiu pada suaminya.     

Setelah melihatnya, wajah Aiden terlihat dingin.     

Jenny dimanja oleh orang tuanya sejak kecil. Cintanya pada orang lain sangatlah murni dan polos seperti anak-anak.     

Kalau Jenny menyatakan cintanya pada Jonathan, itu artinya ia benar-benar menyukai Jonathan.     

"Bagaimana menurutmu?" tanya Anya dengan suara pelan.     

"Ayahku tidak akan setuju. Sama halnya dengan Kak Maria," Aiden langsung menelepon Jenny.     

Mengetahui bahwa ponselnya berbunyi, Jenny langsung mengangkatnya, "Paman, ada apa?"     

"Aku menjemputmu. Tinggallah di rumahku. Arka dan Aksa merindukanmu," kata Aiden.     

"Oh! Aku sedang berada di taman. Aku akan segera ke sana," Jenny menutup telepon dan memandang ke arah Jonathan. "Paman, aku benar-benar serius. Tolong pikirkan baik-baik."     

"Jenny, aku juga serius. Di mataku, kamu tidak berbeda dari Alisa. Aku tidak pernah menganggapmu sebagai wanita," kata Jonathan dengan tenang.     

"Kalau begitu, mulai hari ini kamu bisa melihatku sebagai wanita. Bukan anak-anak." Jenny meraih tangan Jonathan dan meletakkannya di pipinya. "Lihat aku baik-baik. Aku bukan putrimu. Aku berbeda dari Alisa."     

Jonathan langsung menarik kembali tangannya. Jenny berjinjit dan ingin mengecup bibir Jonathan, tetapi Jonathan berdiri dengan tegak sehingga Jenny tidak bisa meraihnya.     

"Paman, tundukkan kepalamu sedikit! Jenny menarik tangannya.     

"Tidak!" Jonathan menahan pundak Jenny dan menghindari ciumannya.     

Pada akhirnya, Jenny hanya bisa menghentakkan kakinya dengan kesal. "Lupakan saja. Pamanku sudah menunggu. Aku akan pergi."     

Jonathan berdiri di tempatnya, terpaku sambil memandang Jenny pergi menjauh darinya. Kakinya seolah tidak bisa bergerak, tetap berdiri di sana cukup lama.     

Ia memandang ke arah tangannya. Pipi Jenny yang ia sentuh tadi terasa sangat nyata.     

Jenny memang benar. Jenny bukanlah putrinya. Ia adalah seorang wanita.     

Jonathan tidak pernah bertemu dengan wanita seperti Jenny sebelumnya, yang begitu berani mengungkapkan perasaannya dengan benar-benar tulus dan bahkan berani untuk menciumnya.     

Saat Rudi menghampiri Jonathan, ia melihat Jonathan sedang berdiri di depan taman bunga lily, sambil memandangi tangannya.     

Melihat keanehan temannya, Rudi langsung tersenyum. "Kamu memeluknya?"     

"Rudi, jangan menggodaku!" Jonathan merasa malu saat mendengarnya.     

Rudi langsung tertawa dengan keras. "Apakah kamu memeluknya? Atau Jenny yang melemparkan dirinya ke pelukanmu? Sepertinya hubunganmu berjalan dengan sangat cepat," Rudi tersenyum menggoda saat mengatakannya.     

"Diamlah!" Jonathan langsung menghampirinya dan merangkul leher Rudi dengan lengannya, sedikit mencekiknya.     

"Lepaskan! Nanti leherku patah!" Rudi langsung memohon ampun berulang kali.     

Jonathan melepaskannya. "Lain kali jangan menggodaku seperti itu."     

"Mungkin saat ini Keluarga Atmajaya tidak bisa menerimamu, tetapi bukan berarti tidak ada harapan sama sekali. Jangan menyerah begitu saja!" kata Rudi sambil tersenyum.     

Jonathan hanya bisa menghela napas panjang.     

Selama liburan ini, Jenny membantunya untuk mengajar Alisa dan Alisa mengalami kemajuan yang sangat pesat. Setelah itu, ia baru tahu bahwa Jenny ternyata adalah lulusan dari sekolah ternama di luar negeri.     

Selain itu, Jenny juga anak yang ceria dan penyuka anak kecil sehingga ia bisa dekat dengan Alisa dengan mudah.     

Karena sifatnya yang ceria dan kekanakan itu, Rudi bahkan menggoda Jonathan bahwa Jenny bisa menjadi anaknya. Ia tidak keberatan dibilang seperti itu. Ia menyukai Jenny dan berharap Jenny mendapatkan semua yang terbaik dalam hidupnya.     

"Jenny adalah anak yang baik. Ia pantas mendapatkan pria yang lebih baik. Aku tidak mau menyusahkannya," kata Jonathan.     

"Apakah kamu tertarik padanya? Kamu bisa jujur padaku, aku kan temanmu," kata Rudi sambil menyenggol pundak Jonathan.     

"Aku tidak mau menjawab pertanyaan itu. Lain kali, jangan menggodanya lagi. Aku tidak mau ada kesalahpahaman yang bisa mempengaruhi hubungan Anya dan Keluarga Atmajaya, terutama dengan ibu Jenny," kata Jonathan.     

Senyum di wajah Rudi menghilang dan ia terlihat serius. "Kamu terlalu banyak berpikir. Posisi Anya di Keluarga Atmajaya aman dan baik-baik saja. Kamu pikir Jenny harus mendapatkan pria yang lebih baik, tetapi apakah kamu pernah berpikir sebenarnya pria seperti apa yang Jenny inginkan?"     

"Jenny adalah anak yang polos. Selama pria itu cukup baik dan mencintainya, ia juga akan mencintai pria itu," kata Jonathan.     

"Bukankah Raka pria yang baik? Tetapi Raka tidak menyukai Jenny. Aku juga tidak buruk, tetapi aku juga tidak mencintai Jenny. Ada banyak pria baik di luar sana, tetapi kamu satu-satunya pria yang benar-benar mencintai Jenny. Pria yang bisa memberikan kebahagiaan untuknya adalah pria yang benar-benar mencintainya. Yang lainnya bukanlah masalah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.