Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mengadu Domba



Mengadu Domba

0"Aku akan menjemputmu."     

Anya ingin bilang pada Aiden tidak perlu menjemputnya, tetapi tanpa menunggu jawaban dari Anya, Aiden sudah menutup teleponnya.     

Ia tidak punya pilihan lain selain menyimpan kembali ponselnya. Saat ia menoleh, ia melihat Rudi sedang memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa ia pahami artinya.     

"Mengapa kamu memandangku seperti itu?" tanya Anya.     

"Aku tidak menyangka akan melihat kamu seperti ini. Sangat menarik," kata Rudi dengan setengah bercanda.     

Anya tertawa mendengarnya dan berkata, "Saat aku berada di Perancis, apakah kamu tidak melihat kasih sayangku? Pada saat itu, aku kehilangan anakku dan aku menumpahkan semua kasih sayangku pada Alisa."     

"Benar. Tetapi kamu terlihat berbeda di hadapan suamimu. Berbeda dalam arti yang baik. Aku senang kamu menemukan kebahagiaanmu," kata Rudi sambil tersenyum.     

"Anya!" saat Aiden tiba, ia melihat Rudi dan Anya sedang duduk di taman berduaan sambil mengobrol. Ia langsung cemburu.     

"Cepat sekali kamu datangnya?" Anya memandang suaminya dengan terkejut.     

Rasanya ia baru saja menutup telepon, tetapi tiba-tiba saja Aiden sudah muncul. Apakah Aiden terbang ke sini?     

Aiden sedang dalam perjalanan pulang dan hampir tiba di rumah. Ketika mendengar bahwa Anya berada di rumah ibunya, ia ingin menjemputnya dan pulang bersama dengan Anya.     

Tetapi Anya bilang bahwa Jonathan berada di sana. Sebelumnya, Jonathan sedang bersama dengan Rudi. Aiden langsung menebak bahwa Rudi juga berada di rumah ibunya.     

Ia bergegas menjemput Anya dan benar-benar menemukan Rudi di sana.     

Ketika Aiden bertemu dengan Rudi tadi, ia sudah memperingatinya untuk menjauh dari Anya dan Jenny. Tetapi sepertinya Rudi tidak menganggap ancamannya itu serius.     

"Oh, Aiden datang?" Rudi bangkit berdiri untuk menyapanya.     

Aiden hanya memandang Rudi dengan dingin. "Kamu juga di sini …"     

"Aku dan Anya adalah teman lama. Ibu Anya juga ibuku. Aku datang untuk menemuinya," kata Rudi dengan berani.     

"Ibumu?" mata Aiden menyipit dengan tatapan yang berbahaya.     

Rudi terlihat sangat tenang. Matanya jernih, seolah sama sekali tidak takut pada tatapan Aiden yang seperti air mendidih. "Benar. Di rumah ini pemandangannya juga sangat bagus. Aku ingin menghabiskan tahun baru untuk menemani ibu."     

Anya tertawa, "Alisa akan tinggal di sini saat tahun baru. Tetapi aku tidak yakin orang tuamu akan setuju kamu menghabiskan tahun baru di sini."     

"Sepertinya kamu tidak menganggap serius kata-kataku," tatapan Aiden sedingin es di kutub utara.     

"Agar aku tidak mendekati Anya dan Jenny lagi? Aku punya hak untuk berteman dengan siapa pun. Meskipun Anya adalah istrimu, kamu tidak punya hak untuk menghalangi dengan siapa ia ingin berteman, kan?" kata Rudi.     

Bibir Aiden menyunggingkan senyum tipis yang menyeramkan. "Aku tidak keberatan kalau kamu ingin berteman. Tetapi sepertinya kamu punya niat lain.     

Aiden memeluk pinggang Anya dan membawa tubuh istrinya mendekat dalam pelukannya. Setelah itu, ia berkata dengan suara pelan agar Anya bisa mendengarnya. "Ia tinggal bersama dengan Jessica."     

Anya terkejut dan kemudian memandang ke arah Rudi. "Seleramu sangat unik."     

"Aku bisa mendengarmu. Jangan bicarakan mengenai hal itu. Hubunganku dengan Jessica hanya sebatas hubungan bisnis. Aku tidak tinggal bersama dengannya," Rudi segera menjelaskan.     

"Ia tinggal di rumahmu," Aiden menekankannya kembali.     

Ekspresi di wajah Rudi terlihat sedikit berubah. "Ia menyukai rumahku dan ingin tinggal di sana. Aku yang keluar dari sana."     

"Sebelum kamu keluar dari rumah, kamu sempat tinggal bersama dengannya di sana. Seseorang memfoto kalian bersama," kata Aiden.     

"Kalian benar-benar tinggal bersama? Sepertinya kamu harus memeriksakan matamu," sindir Anya.     

Aiden memandang ke arah Rudi dengan tatapan sinis. "Menurutmu, kalau ayahku tahu mengenai hubunganmu dengan Jessica, apakah ia masih akan menyukaimu?"     

"Aku tidak ada hubungan apa pun dengan Jessica. Kamu melebih-lebihkannya," Rudi merasa sedikit jengkel.     

"Tidak masalah meski kalian tidak punya hubungan. Orang mana yang tidak punya hubungan tetapi membiarkan seorang wanita tinggal di rumahnya? Aku tidak peduli dengan siapa kamu berhubungan. Tetapi jangan mendekati istri dan keponakanku lagi," kata Aiden. Setelah itu, ia menambahkan. "Aku yang membangun rumah ini. Aku harap kamu tidak muncul lagi di tempat ini."     

"Aiden, mengapa kamu begitu membenciku? Apakah kamu tidak percaya diri?" Rudi memandangnya dengan tatapan menantang.     

"Jangan terlalu menganggap dirimu tinggi," sudut bibir Aiden terangkat membentuk cibiran.     

Anya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan dua pria dewasa yang seperti anak kecil ini. "Jangan bertengkar. Bisakah kalian berdamai, demi aku?" tidak peduli betapa bodohnya Anya, ia tahu bahwa Aiden sangat membenci Rudi dan Rudi pun tidak ragu untuk menantan Aiden.     

Anya menggandeng tangan Aiden dan mengajaknya mendekat ke arah Rudi. "Rudi, aku adalah orang yang lebih mempedulikan keluargaku dibandingkan dengan teman. Kalau kamu ingin berteman denganku, kamu harus berhubungan baik dengan suamiku."     

Rudi terlihat kesal dan berkata dengan tidak sabaran. "Bukannya aku tidak mau berteman, tetapi suamimu yang tidak ingin aku hidup dengan tenang. Kami baru saja bertemu. Ia memperingatkan untuk tidak mendekatimu dan Jenny. Setelah itu, ia menyuruh seseorang untuk menderek mobilku. Aku tidak pernah bertemu dengan orang sejahat ini sebelumnya."     

"Mengapa kamu menyalahkan aku saat kamu sendiri yang parkir sembarangan?" kata Aiden.     

Anya tertawa mendengarnya. Tetapi ia sudah bisa menebak apa yang terjadi.     

Ia membelai tangan Aiden dengan lembut. "Aiden, aku tahu Rudi memang sedikit kurang ajar. Tetapi sebenarnya ia adalah orang yang baik.     

"Bukankah kamu hanya menginginkan sebuah tanah? Jessica sengaja menciptakan ilusi dan membuat kamu mengincarku. Sampai saat ini, tanah itu masih berada di tangannya. Aku sudah cukup baik hati padanya dan memberikan rumahku padanya, tetapi aku belum mendapatkan tanahnya. Ditambah lagi aku telah menyinggungmu," kata Rudi.     

Alis Aiden sedikit terangkat mendengarnya. "Kamu belum mendapatkannya?"     

"Tanah itu adalah hadiah dari keluarganya untuk pernikahannya. Kalau kamu menginginkan tanahnya, kamu harus menikahinya. Bagaimana aku bisa mendapatkannya?" kata Rudi.     

Anya mengangguk. "Kamu memiliki latar belakang keluarga yang bagus dan penampilanmu juga cukup oke. Tidak heran kalau Jessica ingin menikah denganmu. Tetapi mengapa ia mencari suamiku?"     

"Ia ingin tahu apakah aku bisa menawarkan harga yang lebih tinggi," kata Aiden.     

"Kamu tidak bisa bercerai dari Anya dan menikahi Jessica, tetapi kamu bisa memberikan harga yang tinggi dan juga imbalan yang memuaskan. Aku yakin ia mencantumkan syarat tambahan, kan?" Rudi memandang Aiden dengan senyum jahat.     

"Apa syarat tambahannya?" tanya Anya dengan penasaran.     

Aiden tidak mau menjawab. Ia hanya berkata, "Tidak penting. Aku sudah menolaknya."     

"Anya, bukankah kamu sempat pergi ke luar kota? Jessica takut suamimu akan kesepian sendirian. Ia ingin menemani Aiden satu malam dan menjual tanah itu padanya," kata Rudi dengan sembarangan, sama sekali tidak khawatir akan menyebabkan keributan.     

Anya langsung merasa marah saat mendengarnya.     

Ia sudah merasa khawatir saat Jessica mencari Aiden. Tetapi ia tidak menyangka Jessica akan seekstrem itu!     

"Kamu tidak boleh bertemu dengannya lagi lain kali. Wanita itu licik!" kata Anya dengna marah.     

"Aku tidak sebuta itu. Jangan khawatir," Aiden merangkul Anya lebih dekat dan mengelus pundaknya.     

Anya mengangkat kepalanya dan memandang Aiden sambil tersenyum. "Jessica sengaja ingin mengadu domba kamu dan Rudi. Mengapa kalian tidak bekerja sama dan membalasnya? Apakah kalian rela diperalat olehnya?     

"Aiden, bisakah kita berteman? Aku dan Anya benar-benar hanya sekedar teman. Aku tidak berniat melakukan hal buruk apa pun. Mengenai Jenny, aku tidak berniat melakukan apa pun kalau ia memang tidak tertarik padaku," Rudi mengambil inisiatif untuk angkat bicara terlebih dahulu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.