Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Mengungkapkan Perasaannya dengan Berani



Mengungkapkan Perasaannya dengan Berani

"Aku … Rudi, cepat hapus videonya!" Jenny tidak menyangka Rudi akan merekamnya.     
0

"Tidak mau! Aku ingin menyimpannya dan melihatnya lagi suatu hari nanti," kata Rudi dengan sengaja.     

"Paman, bantu aku merebut ponselnya!" Jenny langsung mengalihkan pandangannya pada Jonathan dan meminta bantuannya.     

Jonathan mengambil kesempatan saat Rudi sedang tidak siap dan langsung mengambil ponsel di tangannya.     

Rudi ingin membalasnya dan merebut ponselnya kembali. Tetapi saat kedua pria itu sedang berebut ponsel, Jenny langsung ikut mengambil ponsel Rudi dari tangan Jonathan dan keluar dari ruangan tersebut.     

Jenny langsung mencari videonya dan langsung menghapusnya dengan benar-benar bersih dari ponsel tersebut.     

Setelah kembali ke dalam ruangan, Jenny mengembalikan ponsel itu pada Rudi. "Ini ponselmu."     

Rudi menerima ponsel itu, tetapi bibirnya malah menyunggingkan senyum yang tidak bisa ditebak artinya.     

"Jenny, Rudi pasti menyimpannya di tempat lain," melihat senyum di wajah Rudi, Anya langsung mengetahui bahwa Rudi sudah menyimpan video itu baik-baik dan bahkan membuat cadangannya.     

Jenny langsung merasa marah. "Jangan hentikan aku. Biar aku membunuhnya hari ini."     

"Tidak ada gunanya membunuh orang seperti dia. Lagi pula, itu melanggar hukum. Jenny, duduklah," kata Jonathan sambil melambaikan tangannya.     

Jenny menarik napas dalam-dalam dan memutuskan untuk duduk, tetapi pandangannya yang tajam masih tertuju ke arah Rudi.     

"Anya, aku sangat tertarik pada Jenny. Kedua keluarga kita juga sangat yakin dengan pernikahan antara aku dan Jenny. Selama aku pergi ke rumah Keluarga Atmajaya untuk melamarnya, aku rasa Paman Bima tidak akan keberatan," kata Rudi.     

"Tetapi tiga pria di Keluarga Atmajaya lainnya akan mematahkan kakimu," Anya mengingatkannya dengan baik hati.     

"Dan aku. Empat orang," kata Jonathan.     

"Dan kakak iparku, kak Harris juga akan membantuku. Kalau kamu pikir lagi, kamu harus melawan lima orang. Apakah kamu masih berani datang ke rumah keluargaku dan melamar?" Jenny mengancamnya.     

Rudi tertawa. "Itu hanyalah pertunangan. Setelah kerja sama kita selesai, aku bisa membatalkan pertunangannya. Kamu bahkan tidak perlu mengembalikan hadiahnya."     

"Siapa yang ingin hadiah. Aku tidak membutuhkannya dan aku tidak mau bertunangan denganmu," kata Jenny.     

"Apakah kamu tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada Jenny? Apa yang akan kamu katakan untuk membatalkan pertunangan ini? Ivan membatalkan pertunangan dengan mengorbankan dirinya, mengatakan bahwa ia sakit dan tidak ingin menyusahkan tunangannya. Bagaimana denganmu?" tanya Jonathan.     

"Paman, aku tidak mau bertunangan dengannya, tidak peduli apa pun alasannya!" kata Jenny dengan marah.     

"Ini adalah masalah Keluarga Atmajaya. Sebagai orang luar, tidak seharusnya aku ikut campur. Kalian bicaralah dulu, aku akan keluar," Jonathan bangkit berdiri dan pergi.     

"Jonathan, kalau kamu berani melangkah keluar dari ruangan ini, aku akan mengabaikanmu!" teriak Jenny dengan marah. Tanpa sadar, Jenny tidak menggunakan panggilan 'paman' lagi kepada Jonathan.     

"Jenny …" Jonathan tertegun. Ia tidak mengerti mengapa Jenny bersikap seperti ini.     

Mata Jenny memerah saat memandang ke arah Jonathan. Ia bangkit berdiri dari tempatnya dan berlari keluar ruangan, melewati Jonathan begitu saja.     

Semua orang yang ada di ruangan itu saling pandang satu sama lain, tidak tahu harus mengatakan apa.     

Di balik sifatnya yang ceria, Jenny juga memiliki masa lalu yang kelam. Ia adalah anak adopsi dari Andre dan Nina karena pasangan itu tidak bisa memiliki anak. Setelah mengadopsi Jenny, Andre dan Nina sangat menyayangi dan memanjakannya. Meski demikian, mereka berdua tetap bukanlah orang tua kandung Jenny.     

Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya ia baru tahu identitas yang sebenarnya bahwa ia adalah anak dari Keluarga Atmajaya.     

Sejak kecil, ia selalu dimanjakan dan dicintai seperti seorang putri, tetapi nyatanya, hidupnya penuh dengan kekangan hingga ia bahkan tidak bisa menikah dengan pria pilihannya.     

Bima merasa bahwa ia bertanggung jawab untuk memilihkan pria yang terbaik untuk Jenny karena ia tidak bisa membesarkan Jenny dari kecil.     

Oleh karena itu, Rudi menjadi kandidat utama di mata Bima.     

Selain karena latar belakang keluarganya yang sangat bagus, Rudi memiliki kemampuan dan penampilan yang luar biasa. Selain itu, ia adalah orang yang ceria dan menyenangkan.     

Semua orang menganggap itu adalah pernikahan yang sangat baik, tetapi tidak ada yang menanyakan apakah Jenny menginginkannya atau tidak.     

Tidak peduli seberapa bodoh dan bebalnya Anya, ia juga bisa melihat ada sesuatu di antara Jonathan dan Jenny.     

Ia adalah orang yang paling khawatir mengenai apa yang terjadi. Jonathan sama sekali tidak menyadarinya, tetapi Anya dan Rudi bisa melihatnya dengan jelas.     

"Kak, apa yang kamu tunggu? Cepat kejar Jenny," kata Anya.     

"Mengapa dia marah?" tanya Jonathan.     

"Ia ingin memutuskan masa depan dan pernikahannya sendiri. Apakah kamu tidak bisa memahami bagaimana perasaannya, merasa terkekang dan tidak bisa menentukan jalan hidupnya sendiri?" tanya Anya.     

Jonathan bangkit berdiri dan berkata, "Kalian bicaralah. Aku akan bicara dengannya."     

Setelah Jonathan pergi, Rudi bertanya pada Anya. "Bagaimana menurutmu?" Rudi mengangkat cangkirnya dan menyesap tehnya dengan tenang.     

Anya menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. "Jonathan berbeda darimu. Keluarga Atmajaya tidak akan setuju. Mereka tidak akan pernah menerima Jonathan."     

"Karena Alisa?" tanya Rudi.     

"Sejak kecil, Jenny terpisah dari Keluarga Atmajaya dan Kak Maria harus susah payah untuk mencarinya. Keluarga Atmajaya ingin memberikan yang terbaik untuk Jenny. Seharusnya kamu merasa tersanjung menjadi pilihan pertama dari ayah," kata Anya dengan senyum pahit. "Ibuku sudah mengingatkan pada Jonathan agar tidak terlalu dekat dengan Jenny. Ia sangat menjaga sikapnya dan berusaha untuk menghindari Jenny."     

"Mana bisa menghindar? Mereka tinggal di kota yang sama. Meski tidak bertemu berduaan, mereka pasti akan bertemu di suatu acara. Kalau Jenny mengambil inisiatif untuk menemui Jonathan, mana bisa Jonathan menghindarinya. Dan Jonathan adalah orang baik, ia tidak tahu bagaimana cara menolak. Tetapi apakah kamu pikir Jonathan tidak tertarik pada Jenny?" Rudi memandangnya dengan tersenyum.     

Anya terkejut. "Apakah maksudmu Jonathan juga memiliki perasaan pada Jenny?"     

"Aku bisa melihat bahwa Jonathan merasa hubungannya dengan Jenny adalah sesuatu yang tidak masuk akal sehingga ia menahan diri. Tetapi Jenny berbeda. Ia masih muda dan pikirannya tidak serumit Jonathan. Baginya, cinta adalah cinta. Ia tidak bisa menyembunyikan perasaannya," kata Rudi.     

"Biar aku melihat mereka," Anya merasa cemas dan memutuskan untuk mengikuti Jonathan dan Jenny.     

Diana menunjuk ke arah taman, memberitahu Anya bahwa Jonathan dan Jenny sedang berada di sana. Anya melihat lampu taman sudah menyala dengan terang.     

Anya berjalan menghampiri dan melihat Jenny sedang memegang tangan Jonathan, "Paman, bagaimana kalau kita kawin lari. Aku tidak mau bertunangan dengan siapa pun, meski pertunangannya palsu sekali pun.     

"Jenny, apa yang kamu bicarakan? Apakah kamu mengerti apa artinya kawin lari?" Jonathan memandangnya sambil tertawa kecil.     

"Tentu saja aku tahu kawin lari. Ketika dua orang yang saling mencintai tidak bisa bersama dan dihalangi oleh orang lain, mereka akan meninggalkan segalanya dan melarikan diri demi cinta mereka. Kita bisa pergi bersama dengan Alisa, tinggal bertiga di luar negeri. Bagaimana?" tanya Jenny dengan serius.     

Jonathan tertegun mendengarnya. Ia tidak tahu bagaimana cara menjawab Jenny.     

Ia sudah bisa mengambil alih Srijaya Group dan mengembangkannya dengan sangat baik. Alisa sudah masuk sekolah dan beradaptasi dengan sangat baik di Indonesia. Sekarang, Jonathan tidak bisa meninggalkan segalanya dan pergi begitu saja.     

Butuh waktu 20 tahun bagi Keluarga Atmajaya untuk menemukan Jenny. Bagaimana mungkin Jonathan mengambil Jenny dari keluarganya?     

"Jenny, aku sangat menyayangimu, sama seperti aku menyayangi Alisa. Selamanya, aku akan menjadi pamanmu," Jonathan menepuk pundak Jenny. "Kalau kamu tidak mau bertunangan dengan Rudi, aku akan membantumu untuk membicarakannya baik-baik. Tetapi kamu tidak bisa melarikan diri dengan sembarangan."     

"Aku tidak sembarangan. Aku menyukaimu dan aku menyukai Alisa. Aku merasa nyaman denganmu. Saat aku patah hati, kamu yang menemaniku. Paman, aku ingin menikah denganmu," Jenny mengungkapkan perasaannya dengan berani.     

Saat mendengarnya, Anya merasa masalahnya akan semakin besar. Ia ingin menghampiri Jonathan dan Jenny dan menghentikan mereka. Tetapi saat ia hendak melangkah, Rudi menghentikannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.