Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Dihentikan Polisi



Dihentikan Polisi

0"Jenny, bagaimana kalau aku mengantar Rudi dulu dan setelahnya baru mengantarmu?" kata Jonathan.     

"Dia kan pria dewasa. Mengapa ia tidak naik taksi saja," kata Jenny dengan kesal. "Bukankah uangmu banyak? Mengapa kamu tidak membawa mobilmu sendiri?"     

"Kalau bukan karena pamanmu yang membuat mobilku diderek, aku tidak akan berada di sini. Mungkin aku sudah pulang dan bersantai sekarang! Taksi itu kotor, aku tidak pernah naik taksi," kata Rudi dengan jijik.     

"Dasar laki-laki manja!. Kalau aku jadi supir taksinya, aku juga tidak mau menerimamu," Jenny mendengus. "Paman, paman … Antarkan aku pulang dulu!" lanjut Jenny dengan manja.     

Mendengar suara Jenny yang manis itu, Jonathan tidak bisa menolak. "Rudi, biar aku mengantar Jenny dulu," kata Jonathan pada akhirnya.     

"Suaramu sangat manis. Aku sangat menyukainya. Bagaimana kalau kamu memanggil namaku dengan suara itu," kata Rudi dengan sengaja.     

"Paman, dia menggangguku lagi!" kata Jenny dengan marah.     

Jonathan tertawa, "Pamanmu sudah memperingatinya untuk menjauh dari kamu dan bibimu."     

Mendengar hal ini, Jenny langsung mengancam Rudi, "Cepat keluar dari mobil ini! Kalau tidak, aku akan menelepon pamanku dan bilang padanya bahwa kamu sengaja ingin pulang satu mobil denganku!"     

"Kamu pikir aku takut? Aku mau ikut! Biar aku bertemu dengan ibuku sekalian," kata Rudi dengan santai, memanggil Diana sebagai ibunya.     

Jenny memandangnya dengan jijik. "Paman, apakah kamu tidak tahu betapa memalukannya dia? Saat aku datang bertemu dengan Nenek Diana, aku memanggilnya dengan sangat sopan untuk menunjukkan rasa hormatku. Tetapi orang ini, hanya karena diberi makan, ia langsung menganggap Nenek Diana sebagai ibunya."     

"Dia … Memang dia seperti itu," Jonathan hanya tersenyum memahami. Ia ingat, memang dari dulu sifat Rudi seperti itu.     

Dulu pertama kali Jonathan mengenal Rudi juga karena Rudi bilang bahwa ia tidak punya uang untuk makan dan tidak punya tempat untuk tinggal.     

Akhirnya, Rudi tinggal bersama dengannya dan menumpang makan. Sebaliknya, Rudi akan membantunya untuk melakukan pekerjaan rumah dan menjaga Alisa.     

Saat sedang senggang, Rudi akan keluar untuk mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang untuknya.     

"Tentu saja, aku memang mudah dekat dengan orang. Semakin aku melihatmu, aku semakin ingin membuatmu menjadi istriku. Besok aku akan menemui Keluarga Atmajaya!" kata Rudi dengan sengaja.     

Jenny sangat marah saat mendengarnya. "Lebih baik aku menikah dengan Paman Jonathan. Aku membencimu!"     

"Oh, jadi kamu ingin menikah dengan Jonathan?" Rudi memandang mereka berdua dengan tatapan menggoda.     

Jonathan terlihat sedikit malu. "Jenny hanya berbicara sembarangan karena kamu terus menggodanya. Jangan membuatnya marah terus!"     

"Memang benar, Paman Jonathan ribuan kali lebih baik dibandingkan kamu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi ke rumah keluargaku untuk melamar. Apakah kamu mendengarku? Meski kakek dan ibuku setuju, orang tua angkatku tidak akan pernah setuju!" kata Jenny.     

Rudi bersandar di kursinya dengan malas. Jonathan terus menyetir mobilnya dan mendengarkan pertengkaran mereka.     

"Rudi, Jenny tidak menyukaimu. Jangan mengganggunya terus," Jonathan membantu Jenny untuk berbicara.     

Melihat Jonathan membela Jenny, Rudi langsung merasa tertarik, "Gadis kecil, kamu akan bahagia kalau kamu menikah denganku. Orang tuaku berada di luar negeri. Tidak akan ada mertua jahat yang menindasmu. Kalau kamu menikah dengan Jonathan, kamu harus menjadi ibu tiri dari anaknya. Dua tahun lagi, ayahnya yang jahat akan keluar dari penjara dan kamu harus bertemu dengannya!"     

"Alisa menyukaiku! Aku tidak akan menjadi ibu tiri yang jahat!" kata Jenny.     

"Eh? Jenny, sepertinya kamu salah fokus," kata Jonathan.     

Jenny menoleh dan melihat Rudi di kursi belakang dengan dingin. "Tidak peduli seberapa bagus atau hebatnya keluargamu, aku tidak menyukaimu dan aku tidak akan pernah menikah denganmu. Kalau kamu berani menikahiku, aku akan pergi setiap hari dan mencari selingkuhan sebanyak mungkin."     

"Kamu mengancamku? Aku tidak takut," Rudi tertawa dan berkata pada Jonathan. "Lihat gadis ini terus membelamu. Ia bahkan mau menjadi ibu tiri Alisa."     

"Jangan begitu. Jenny adalah keponakan Anya. Artinya ia adalah keponakanku juga," mata Jonathan terlihat jernih dan tenang, tidak menunjukkan perasaannya sama sekali.     

Jenny terdiam. Ia adalah keponakan Aiden, yang berarti ia adalah keponakan Anya, istri Aiden. Jonathan adalah sepupu Anya, Jadi, memang benar kalau Jonathan menyebutnya sebagai keponakan.     

Tetapi mengapa ia merasa tidak nyaman ketika Jonathan menyebutnya sebagai keponakan?"     

"Keponakan juga tetap wanita. Ia juga single dan menanti pasangannya, seperti bunga yang menanti untuk dipetik," Rudi mengataknnya dengan santai sambil memandang ke arah Jenny.     

Mendengar kata-kata Rudi, Jenny memandang ke arah Jonathan. Ia bisa melihat Jonathan terlihat tegang dan bibirnya terbuka untuk mengatakan sesuatu, tetapi pada akhirnya Jonathan tidak mengatakan apa pun.     

"Aku masih kecil. Aku belum mau menikah," kata Jenny dengan suara pelan.     

Rudi tertawa seolah ia mendengar lelucon yang paling konyol.     

"Jenny, umurmu dan Anya hampir sama. Anya sudah punya dua anak. Sementara pacar saja kamu belum punya. Apakah kamu tidak pernah jatuh cinta?"     

Jenny menundukkan kepalanya dan berbisik dengan pelan. "Aku pernah jatuh cinta."     

"Pada siapa? Jonathan?" Rudi memegang kursi Jonathan dengan penuh semangat.     

"Aku menyetir! Jangan menggoyang-goyangkan kursiku!" kata Jonathan dengan dingin.     

Jenny memandang ke arah Rudi dengan marah, menyadari bahwa ia mengatakan hal yang salah. "Mengapa aku harus bilang padamu? Kamu bukan siapa-siapa."     

Rudi tertawa lagi. "Aku merasa kamu sangat menarik. Setelah kita menikah nanti, aku tidak akan pernah kesepian!"     

"Paman, bolehkan aku memukulnya?" kata Jenny dengan penuh emosi.     

"Di bawah kursimu, ada tongkat baseball," kata Jonathan dengan tenang.     

Mata Jenny langsung berbinar mendengarnya. Ia langsung merogoh di bawah kursinya dan benar menemukan sebuah tongkat baseball. Jonathan tidak berbohong!     

"Ah? Bisakah kita membicarakannya dengan baik-baik?" Rudi langsung mundur, tidak menyangka Jenny akan menggunakan kekerasan!     

Jenny menoleh ke belakang dan meletakkan tongkat baseball itu di pundak Rudi. "Apakah kamu masih berani menikahiku? Kalau kamu menikah denganku, mungkin suatu hari nanti aku akan main tangan dan menghajarmu!"     

"Jenny, duduklah!" Jonathan melihat ada polisi di depannya yang menghentikan mobil mereka. Polisi itu melihat Jenny melepaskan sabuk pengamannya dan berdiri menghadap ke belakang, terlihat sangat membahayakan.     

Rudi duduk di kursi, melihat Jonathan menemani Jenny untuk menghadap pada polisi lalu lintas tersebut.     

Jenny membungkuk dengan sopan dan bersikap manis di hadapan polisi tersebut. "Pak polisi, aku minta maaf. Tolong jangan hukum pamanku! Aku tidak berani nakal lagi. Lain kali tidak akan aku ulangi lagi!"     

"Jaga keponakanmu baik-baik. Tadi itu sangat membahayakan!" polisi itu melihat Jenny bersikap sangat sopan dan manis, akhirnya memutuskan untuk melepaskan mereka.     

"Terima kasih, Pak Polisi. Selamat bekerja!" Jenny merasa sangat lega saat kembali ke mobil.     

Rudi berusaha untuk menahan senyumnya. Begitu mereka pergi dari sana, ia langsung tertawa dengan keras.     

"Tertawalah! Aku akan memukulmu!" kata Jenny dengan marah.     

"Apakah kamu dengar apa yang kamu katakan tadi? Pak polisi, aku minta maaf …" Rudi meniru cara Jenny berbicara dengan polisi tadi.     

Jenny memukul Rudi dengan kesal. "Paman, lihat dia sengaja menggangguku terus!"     

"Kalau kamu tahu ia sengaja melakukannya, jangan perhatikan dia. Kalau kamu marah, kamu malah membuatnya semakin senang. Lebih baik abaikan saja," kata Jonathan, menenangkan Jenny.     

Jenny memandang Rudi dengan kesal dan kemudian mengalihkan perhatiannya pada Jonathan. "Baiklah, Paman. Aku akan mendengarkanmu!" katanya sambil memandang Jonathan dengan penuh kekaguman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.