Dokter Hantu yang Mempesona

Dirugikan



Dirugikan

0

Ketika mendengar berita tentang tiga Master Warrior yang telah terbunuh dengan keji, semua kultivator terkejut. Hal itu bahkan membuat Penjaga Paviliun waspada.

Penjaga Peviliun hanya bertugas menjaga hukum kota dan menjaga ketertiban masyarakat umum. Untuk masalah yang berhubungan dengan dunia kultivasi, mereka tidak memiliki hak campur tangan. Terlebih lagi, ketiga kultivator itu berada pada level Master Warrior.

Satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah mengidentifikasi mayat-mayat itu. Kemudian memberitahu pihak keluarga tentang kematian ketiganya.

Namun berita itu menyebar dengan cepat.

Bagaimanapun, kematian tiga Master Warrior di dalam kota bukanlah masalah kecil.

Feng Jiu tidak menghiraukan hal semacam itu. Begitu dia kembali ke halaman rumahnya, dia memasuki kamarnya dan mulai berkultivasi.

Prajurit bayaran dari pasar gelap telah menarik misi pemburuan Feng Jiu. Jadi, hari-hari berikutnya terasa sangat damai. Mereka berdua bisa berkonsentrasi pada kultivasi mereka.

Beberapa hari kemudian, Guan Xi Lin berjalan dengan wajah kesal setelah kembali dari pasar untuk membeli beberapa makanan.

"Kakak?" Feng Jiu merasa ada sesuatu yang salah ketika melihat ekspresi Guan Xi Lin. Setelah memanggilnya, Guan Xi Lin masih tidak menjawab.

"Kakak?" Feng Jiu memanggilnya lagi dan Guan Xi Lin akhirnya tersadar.

"Oh, Jiu Kecil, kamu memanggilku?" Setelah mengontrol emosinya, Guan Xi Lin tersenyum pada Feng Jiu. Tapi dia tidak tahu bahwa senyuman itu tampak dipaksakan.

"Apa yang terjadi padamu? Apakah terjadi sesuatu?" Feng Jiu mendekatinya dan bertanya dengan rasa khawatir.

Guan Xi Lin diam-diam menundukkan kepalanya. Dia meyembunyikan sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Apakah ada hal yang tak ingin kamu katakan padaku? Kalau begitu, baiklah. Aku tidak akan bertanya lagi."

Mendengar hal itu, Guan Xi Lin segera mendongak. Dia merasa kebingungan dan segera menyela.

"Bukan, bukan itu Jiu Kecil! Itu hanya... Hanya..."

Guan Xi Lin menarik nafas dalam-dalam lalu menatap Feng Jiu. Dengan suara yang agak gemetar, dia berkata: "Ketika aku pergi membeli sesuatu, aku mendengar beberapa kabar tentang keluargaku. Aku mendengar bahwa sepupuku akan menikah..."

Selama mengenal Guan Xi Lin, Feng Jiu tidak pernah bertanya tentang masa lalunya atau tentang keluarganya. Demikian pula dengan Guan Xi Lin, dia tidak menanyakan hal itu pada Feng Jiu. Ini adalah pertama kalinya Feng Jiu mendengar Guan Xi Lin menyebutkan keluarganya.

"Apakah kamu ingin kembali pulang dan menghadiri pernikahan itu?"

Tangan Guan Xi Lin menyentuh pinggangnya dengan lembut – tempat dimana lukanya sedang sembuh. Dan tatapannya terlihat sedih saat membicarakan masa lalu. "Jiu Kecil, apakah kamu tahu? Sejak umur enam tahun, aku dibesarkan oleh Paman. Dan sejak saat itu aku berlatih kultivasi dengan sepupuku. Meskipun kami memiliki orang tua yang berbeda, tapi aku selalu menghormatinya. Aku menganggapnya saudaraku sendiri. Aku tidak pernah berpikir bahwa dia tiba-tiba akan menusukku dari belakang."

"Jika bukan karena kamu yang menyelamatkan hidupku, ku pikir pasti aku sudah mati. Aku selalu ingin tahu kenapa dia mau membunuhku. Tapi setelah aku mendengar beritanya, aku tahu jika semuanya karena wanita itu."

"Wanita itu?" Feng Jiu tertegun.

"Yah. Wanita yang akan dinikahinya adalah Noda Muda Ketiga dari keluarga He, He Xin Ya. Dia tunangan yang telah dipilihkan oleh Ayah untukku."

Mendengar hal itu, Feng Jiu menatap Guan Xi Lin dengan tercengang. Apa-apaan ini? Dia benar-benar ditusuk di belakang oleh sepupu yang juga merebuttunangannya? Feng Jiu memberi tatapan penuh simpati pada Guan Xi Lin. Kakaknya itu benar-benar memiliki masa lalu yang menyedihkan.

Melihat ekspresinya yang sedih dan putus asa, Feng Jiu bertanya dengan penuh rasa penasaran. "Kakak, apakah kamu menyukai wanita itu?"

Guan Xi Lin menggelengkan kepala, "Perasaanku padanya tidak terlalu kuat. Tapi wanita yang akan menjadi milikku sejak kecil tiba-tiba akan menikah dengan orang lain sekarang. Apalagi orang itu adalah sepupuku sendiri. Itu meninggalkan rasa pedih. Aku merasa diperlakukan tidak adil."

"Hahaha!"

Feng Jiu tidak bisa menahan tawanya. Ketika dia melihat ekspresi Guan Xi Lin yang tak berdaya dan malu-malu. Dia segera menahan tawanya. "Baiklah, baiklah, aku tidak akan tertawa." Namun, itu tidak bisa menahan senyumnya yang lebar.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.