Dokter Hantu yang Mempesona

Dua Petarung yang Tangguh



Dua Petarung yang Tangguh

0

Feng Jiu tidak menyangka bahwa hadiah untuk kepalanya bisa melonjak hingga menduduki peringkat tertinggi ketiga. Cih, cih, sungguh mengejutkan!

Feng Jiu masih tenggelam dalam pikirannya saat suara orang-orang terdengar.

"Bagaimana bisa gadis di lukisan itu melonjak dalam peringkat tiga besar? Bahkan hadiahnya mencapai lima ratus ribu?!"

"Kamu baru kembali dan pastinya tidak sadar. Tidak ada pemburu hadiah yang berani mengambil misi itu saat ini."

"Kenapa itu?"

"Karena tidak ada prajurit bayaran yang bisa kembali hidup-hidup setelah mengambil misi itu. Hanya dalam waktu dua minggu, cukup banyak orang yang dikalahkan oleh gadis dalam lukisan itu."

Saat kedua pria itu berbincang, mereka melihat seorang pria berpakaian merah cerah. Mereka penasaran sehingga salah satu dari mereka bertanya: "Apakah Tuan ingin memberikan hadiah?" Lagipula, hanya prajurit bayaran di pasar gelap saja yang bisa menerima misi yang terpasang di papan pengumuman itu.

Feng Jiu menoleh ke arah kedua pria itu dan menggelengkan kepala sambil tersenyum. Ujung matanya melihat bahwa sang pria paruh baya sudah berjalan menuju pintu keluar. Feng Jiu pun berjalan mengikuti pria itu.

Setelah Feng Jiu pergi, kedua prajurit bayaran itu saling melihat dan berbicara dengan nada rendah: "Kelihatannya... ini pertama kalinya pria itu datang kesini. Ada aura mempesona yang mengelilinginya. Aku penasaran, orang macam apa dia itu?"

"Kita tidak perlu tahu siapa dia. Ayo, akan ku traktir minum."

Pria satunya menepuk punggung temannya itu dan merangkulkan tangan ke pundak temannya sambil berjalan pergi.

Pria paruh baya itu tiba-tiba menghentikan langkahnya saat berjalan kembali ke penginapan. Dia menoleh ke belakang dan kedua alisnya merengut. Dia mempercepat jalannya dan memasuki gang sebelum dia kembali berhenti. Lalu dia pun berteriak: "Siapa itu? Tunjukkan dirimu!"

Satu sosok berwarna merah keluar, langkahnya penuh dengan keanggunan. Dia menggunakan pakaian warna merah yang menyala. Rambut hitamnya diikat oleh pita satin merah. Tapi, hal yang sedikit berbeda adalah wajah yang tertutupi oleh topeng emas. Topeng itu dihiasi oleh bunga mandala – bunga dari Neraka.

Melihat orang yang perlahan-lahan keluar, mata pria paruh baya itu menyipit. Tebakan awal muncul di kepalanya, tapi dia menolak tebakan itu dengan cepat.

[Tidak, seharusnya bukan wanita itu. Pria di hadapannya lebih tinggi dibandingkan dengan wanita itu. Pastinya bukan dia.]

"Sudah lama kita tidak bertemu setelah pertemuan kita yang terakhir."

Nada bicara Feng Jiu terdengar malas dan diwarnai dengan sedikit ejekan dan aura pembunuhan yang dingin.

"Itu kamu!"

Setelah mendengar suara yang dikenalinya, ekspresi wajah pria paruh baya itu sedikit berubah. Suaranya bergetar pelan. Ketakutan alami yang dia rasakan tiba-tiba membuatnya mundur dua langkah. Seluruh tubuhnya menjadi tegang dan waspada. Sebelum pertarungan dimulai, keringat dingin mengalir di punggungnya.

Tetapi dia tidak bisa disalahkan. Seorang Mystical Warrior yang sangat takut pada seorang Warrior saja. Tapi karena si pria sudah bertarung dengan gadis itu sebelumnya, dia menyadari kekuatannya. Ketika pria itu kembali memikirkan bagaimana dia hampir terbunuh di tangan Feng Jiu dan hampir kehilangan satu tangan tanpa sadar, rasa teror sangat terasa dan mencengkram hatinya.

Itu adalah alasan kenapa sang pria paruh baya pergi ke pasar gelap untuk membuat sayembara untuk membunuh Feng Jiu. Karena dia tidak berani menghadapinya secara langsung.

Melihat tanggapan pria itu, Feng Jiu tak bisa menahan tawanya . lalu dia berkata: "Jika kamu sangat takut padaku, kenapa kamu masih memasang hadiah untuk kepalaku?"

Feng Jiu perlahan-lahan berjalan ke depan. Dia memperpendek jarak antara mereka berdua sebanyak satu langkah. "Aku hampir lupa, bahwa pria sepertimu masih ada. Siapa sangka kamu akan muncul di hadapanku lagi."

Setelah Feng Jiu mengucapkan kata-kata itu, dia mendengar suara-suara di belakangnya. Alisnya terangkat naik saat dia menoleh ke belakang.

Feng Jiu tidak tahu, sejak kapan ada pria tua dan pria paruh baya lainnya muncul di belakangnya. Mereka berdua memiliki posisi yang kuat, tatapan mereka tajam dan menusuk. Gelombang aura yang menekan terpancar dari kedua pendatang itu dan udaranya penuh dengan aroma membunuh yang mengisi seluruh gang.

"Hahaha! Kamu ingin membunuhku? Hal itu tergantung kemampuanmu!" Pria paruh baya yang pertama, telah kehilangan rasa panik dan takut yang dia rasakan sebelumnya. Saat ini, kedua matanya berbinar penuh dengan kegembiraan saat melihat dua pria yang berada di ujung gang.

"Kepala Tetua, Tetua Keempat, orang itu! Orang itu yang membunuh Peng Kecil!"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.