Dokter Hantu yang Mempesona

Belati di Leher



Belati di Leher

[Sudah Terbongkar! Lari!]

Itu adalah insting pertamanya dan dia segera berlari menuju pintu keluar. Tetapi, sebuah kilauan dingin terpancar di hadapan kedua matanya, dan dia merasakan sesuatu yang mengerikan serta haus darah menuju ke arahnya dengan cepat. Melihat kilauan itu mendekat dengan sangat cepat, sang gadis pun menunduk demi menghindarinya tanpa berpikir panjang.

'Wuussh!'

"Argh..."

Angin dingin dari belati itu berhembus tepat di atas kepalanya. Kedua telinganya mendengar banyak hembusan nafas dan teriakan. Semua orang saling dorong dengan liar dan Feng Jiu kemudian menyadari bahwa area luas di sekelilingnya telah kosong. Gadis itu mendongak ke atas. Dia berada di tengah-tengah area itu, sekumpulan orang yang ada di sekitarnya telah tewas dengan luka pada leher.

[Aku beruntung telah menghindarinya.]

Dia berterima kasih pada para dewa untuk hal itu dan saat akan beranjak pergi, sepasang sepatu boots hitam berhenti di hadapannya. Kedua mata itu menatap ke arahnya sekilas, dan gadis itu dengan hati-hati mengangkat kepalanya sambil gemetar.

"Huuu..."

Di hadapannya berdiri seorang pria berpakaian serba hitam. Wajahnya tertutup selendang yang juga berwarna hitam. Namun kedua mata itu dipenuhi oleh pandangan yang kejam dan jahat, yang menimbulkan rasa takut dalam hati setiap orang. Pedang yang dipegangnya mengarah ke tanah dan darah segar masih menetes dari ujungnya, setitik demi setitik hingga terlihat seperti kumpulan bunga plum yang sedang mekar di atas tanah.

Entah disengaja atau tidak, badan Feng Jiu gemetar dan membuat kain tipis yang menutupi bahunya terjatuh, memperlihatkan kulit bahunya yang seputih salju dan sangat lembut. Parasnya tertutupi tudung, namun kedua matanya yang mempesona telah dipenuhi air mata, dan dengan badan ramping yang sedikit gemetar, dia nampak sangat tak berdaya dan menyedihkan.

Pria yang berpakaian serba hitam itu jelas bukan orang yang mudah terpancing nafsunya. Kedua mata yang keji setelah melihat kulit mulus itu pun jadi goyah sesaat, dan mata itu dengan cepat beralih melihat ke arah kumpulan orang yang telah mundur ke belakang pada dinding, dia nampak mencari sesuatu, dan tangan yang menggenggam pedang itu tiba-tiba sedikit bergerak, bersiap menghilangkan orang yang menghalangi jalan di hadapannya.

Niat pembunuh itu semakin kuat dan Feng Jiu pun segera merengek dengan keras: "Huu... Jangan bunuh aku..." Namun, di saat dia berdiri, tangannya bergerak menuju pahanya dan sebuah belati dengan kilauan dingin bergerak lebih cepat dari suara, menuju ke arah tangan sang pria yang sedang memegang pedang.

'Syaat!'

'Clang!'

Saat dia tidak merasakan aura pembunuh dari gadis itu sebelumnya, dia menjadi ceroboh dan menurunkan pertahanan terhadapnya. Dengan posisi mereka yang sedekat ini, kecerobohannya membuat tangannya tersayat dan banyak darah yang mengalir keluar. Tangan pria itu gemetar dan pedang yang dia pegang terjatuh ke atas tanah. Dia tiba-tiba menendang dengan cepat.

Tendangan itu dikerahkan dengan kekuatan tenaga dalam dan dipenuhi dengan aliran udara. Orang yang telah berlatih pun rasanya tidak sanggup melewati tendangan itu, namun ternyata di luar perkiraannya, tendangan yang ditujukan ke arah gadis itu bisa dihindari dengan gerakan aneh yang dia gunakan. Dengan kebingungan sesaat itu, dia lalu melihat sang gadis melompat tepat ke arahnya, dan belati itu di arahkan tepat ke dadanya. Dengan instingnya, dia meraih tangannya untuk menghadang serangan tersebut, tapi ternyata serangan gadis itu hanya tipuan. Ketika belati itu tepat ke arahnya, kaki sang gadis berputar dan dengan cepat menuju ke antara kaki sang pria.

"UUNGH!"

Dia merasakan kesakitan yang luar biasa dan dia pun berteriak kesakitan. Kakinya yang menutup bersamaan tanpa sadar menjadikan posisi tubuhnya setengah berjongkok. Hal itu memberikan sang gadis kesempatan yang bagus, dia mengubah posisi belati di tangannya dengan posisi genggaman terbalik dan menyayat tepat di leher pria itu! Sebuah belati di hadapan lehernya! Membunuh dengan satu sayatan!

Hingga ajal datang, kedua mata pria bertopeng hitam itu terbuka lebar, dipenuhi rasa dendam dan amarah, terlihat tak terima kalau dia mati di tangan gadis itu.

Kumpulan orang yang mundur ke belakang tadi terkejut melihat kejadian di hadapan mereka, mata mereka membelalak dan penuh dengan rasa keheranan. Mereka benar-benar tidak percaya seorang gadis lemah lembut yang tadinya merengek dengan menyedihkan, tiba-tiba berubah menjadi Dewa Kematian yang membunuh dengan mulus dan tanpa ampun pada si pria berjubah hitam tadi, dia membunuhnya hanya dengan satu serangan cepat. Sebelum mereka semua tersadar, mereka melihat sang gadis telah berlari pergi tanpa menoleh ke belakang sekalipun, dan menghilang di tengah malam...


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.