Dokter Hantu yang Mempesona

Siapa yang Menjinakkan Siapa?



Siapa yang Menjinakkan Siapa?

0Saat itu, seorang Tuan Muda yang sedang memakai jubah brokat tiba-tiba melompat ke arah Pak Tua Putih. Dia berusaha memegang leher kuda itu agar bisa menaiki punggungnya. Namun, Pak Tua Putih melempar pemuda itu sehingga dia mendarat kembali ke tanah dan mundur beberapa langkah.     

Saat itu juga, Pak Tua Putih terlihat sangat gelisah. Kakinya menginjak-injak tanah sambil meringkuk dengan pelan. Tba-tiba, ia menyerbu pemuda berjubah brokat itu. Pak Tua Putih menjatuhkan kembali pemuda yang baru menyeimbangkan tubuhnya dan menjepitnya di bawah perutnya.     

Pemuda berjubah brokat itu dikalahkan sampai-sampai wajahnya menjadi merah karena tidak bisa melarikan diri. Saat melihat hal itu, kerumunan orang yang berada di luar arena tertawa terbahak-bahak. Suara tawa yang riuh bergema di seluruh arena.     

Pemuda berjubah brokat itu merasa terhina karena ditertawakan dan ditahan oleh kuda gendut itu. Dia merasa sangat marah sekarang. Kemudian dia menarik belati dan segera menikamnya pada Pak Tua Putih.     

Ketika melihatnya, kedua mata Feng Jiu terlihat sangat tajam. Dia menjentikkan jari-jarinya. Lalu, jarum perak melesat keluar dan mendesing di udara.     

"Oww!"     

Pemuda berjubah brokat itu berteriak kesakitan. Dia terengah-engah. Belati di tangannya pun terjatuh. Ketika dia melihat jarum perak yang menjuntai dari pergelangan tangannya, dia berteriak dengan penuh amarah.     

"Siapa itu! Siapa yang diam-diam menyerangku?!"     

Semua orang melihat tangannya yang hampir menikam. Namun dia tiba-tiba berteriak dan berhenti. Saat belati yang dia pegang terjatuh, kerumunan orang yang ada di sana langsung bergumam.     

Saat itu juga, Feng Jiu yang sedang berada di antara kerumunan mengumpulkan kekuatan Qi untuk melompat ke arena.     

Semua orang hanya melihat sosok merah sekilas. Setelah sebuah baju merah tampak membumbung tinggi di udara, sosok itu mendarat dengan anggun di atas tanah. Wajahnya yang sangat tampan serta tubuhnya memancarkan aura kemuliaan. Seorang pemuda iblis berdiri di dalam arena sambil menekuk kedua tangan di belakang punggungnya. Dagunya sedikit terangkat. Matanya yang jernih memandang segala sesuatu dengan tatapan yang merendahkan. Dia adalah sosok yang menggambarkan kehormatan yang tak tertandingi dan mempesona.     

"Siapa orang itu? Kenapa dia tiba-tiba masuk ke sana?"     

"Pemuda itu terlihat luar biasa! Apakah dia adalah seorang bangsawan?"     

"Dia sepertinya bukan berasal dari Kota Six Path. Aku belum pernah melihat dia sebelumnya."     

Sama seperti perdebatan sengit di tengah kerumunan, orang-orang dari Serambi Awan Termahsyur keluar untuk bertanya kepada pemuda itu karena dia tiba-tiba memasuki arena. Namun saat itu juga, suara pemuda yang berpakaian merah itu terdengar.     

"Pak Tua Putih, kemarilah."     

Saat Feng Jiu memanggilnya, kuda gemuk yang sedang tergeletak di atas pria berjubah brokat itu gemetar. Kemudian, kuda itu tiba-tiba memutar kepalanya. Saat dia melihat Feng Jiu, kuda itu meringkuk dan segera berlari dengan gembira.     

Saat melihatnya, raut wajah orang-orang di sana menjadi aneh. Tatapan mereka tertuju pada pemuda berpakaian merah sambil mengamatinya.     

Apakah kuda gemuk itu milik sang pemuda berpakaian merah? Tapi jika kuda itu miliknya, bagaimana bisa kuda itu sampai dijual ke Serambi Awan Termahsyur? Pandangan semua orang tertuju pada orang-orang dari Serambi Awan Termahsyur. Mereka berpikir bagaimana orang-orang itu akan menghadapi situasi seperti ini.     

Feng Jiu menepuk kepala Pak Tua Putih di arena sambil berkata.     

"Kamu tidak perlu menendang lagi. Aku datang untuk membawamu kembali."     

"Binatang Roh ini milik Serambi Awan Termahsyur. Kami tidak bisa mengizinkan Tuan Muda membawanya pergi." Seorang pria paruh baya berbicara sambil menatap Feng Jiu. Dia berjalan menghampirinya sambil menekuk kedua tangannya ke belakang.     

"Benar! Tuan Muda ini belum menjinakkannya. Bagaimana bisa kuda itu dibawa pergi begitu saja?"     

Pemuda berjubah brokat itu berjalan mendekat sambil menatap Feng Jiu dengan tajam.     

"Kamu adalah orang yang diam-diam menyerangku dengan jarum perak, kan? Berani-beraninya!"     

Feng Jiu melirik pemuda itu dan berbicara dengan nada mengejek.     

"Apakah kamu yakin kalau Pak Tua Putihku tersayang tidak menjinakkanmu tadi?"     

Saat mendengar kata-kata itu, kerumunan di sekitar terdengar menahan tawa mereka. Wajah pemuda berjubah brokat itu menjadi merah. Dia pun menyerang Feng Jiu sambil berteriak.     

"Berani-beraninya!"     

Sebuah tinju yang dipenuhi oleh gelombang Qi terlempar. Namun sebelum tinju itu menyentuh Feng Jiu, tubuh pemuda itu ditendang hingga terlempar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.