Dokter Hantu yang Mempesona

Serambi Awan Termahsyur



Serambi Awan Termahsyur

0"Serambi Awan Termahsyur?" Feng Jiu mengangkat alisnya. Dia menatap pemilik penginapan yang badannya penuh dengan keringat. "Tempat apa itu?"     

Setelah mendengar nama tempat itu, pemilik penginapan tertegun sesaat. Dia melirik asisten itu dengan tatapan yang penuh dengan amarah sambil berkata.     

"Kamu pantas mati! Dasar pencuri! Kamu menjual kendaraan tamu penginapan ke Serambi Awan Termahsyur?! Dasar brengsek!"     

"Oww! Ahh! Tuan... Berhentilah memukulku! Maafkan aku Tuan Muda! Aku tidak akan mengulanginya lagi..." Asisten itu memohon sambil menangis. Kebahagiaan yang dia rasakan ketika menerima uang langsung hilang saat itu juga.     

Saat mengingat Tuan Muda berpakaian merah itu sedang menunggunya untuk berbicara, sang pemilik penginapan menjadi ragu dan gelisah. Dia pun berkata.     

"Serambi... Serambi Awan Termahsyur adalah tempat dimana para bangsawan dan beberapa kultivator bersenang-senang. Tempat itu berbeda dengan tempat lain yang ada di kota. Mereka akan membeli binatang buas dan Binatang Roh serta membiarkan para pengunjung memburu dan membunuhnya."     

Kedua mata Feng Jiu menyipit setelah mendengarnya. Dia menginjak tangan asisten yang terluka sambil berbicara dengan suara yang tajam.     

"Bagaimana kamu mencuri kudaku?"     

Pak Tua Putih sangat malas. Bai Xiao bahkan jarang bisa menyuruhnya untuk bergerak.     

Bagaimana bisa asisten itu membawanya ke Serambi Awan Termahsyur untuk dijual?     

"Aku... Aku menambahkan beberapa obat ke dalam ikan dan udang yang akan dia makan... Lalu aku menggunakan kereta untuk membawanya pergi..."     

Asisten itu berpikir bahwa dia akan mati saat itu juga. Semula, dia tidak menyangka Feng Jiu akan menyadari bahwa kudanya telah hilang. Siapa yang menyangka kalau pengunjung itu langsung mencarinya sebelum dia melarikan diri.     

Feng Jiu mengulurkan tangan untuk menarik salah satu tangan asisten itu. Dia menariknya sambil memutar sendinya dengan keras. Tiba-tiba, raungan yang menyedihkan terlihat. Setelah itu, sang asisten pingsan.     

Pemilik penginapan terkejut. Dia segera bertanya kepada Feng Jiu.     

"Apakah... Apakah dia sudah mati?"     

Feng Jiu melirik asisten itu dan berkata.     

"Aku hanya melumpuhkan salah satu lengannya. Dia tidak akan mati."     

Setelah mengatakan itu, Feng Jiu bertanya.     

"Di mana Serambi Awan Termahsyur? Antarkan aku ke sana."     

Pemilik penginapan menelan ludah. Kemudian dia berkata.     

"Tuan Muda, apa yang sudah dijual ke Kandang Awan Ternama tidak mungkin bisa diambil kembali. Apalagi, orang-orang yang ada di sana tidak bisa dianggap remeh..."     

"Mereka tidak bisa dianggap remeh. Tapi apakah aku bisa dihina dengan begitu mudah?"     

Feng Jiu melirik pemilik penginapan itu.     

"Kudaku hilang akibat orang-orang yang ada di penginapanmu. Aku akan menyelesaikan urusanku denganmu nanti. Sekarang, cepat antarkan aku daripada aku harus terus berlama-lama di sini."     

Akhirnya, pemilik penginapan tidak punya pilihan lain kecuali mengantarkan Feng Jiu ke Serambi Awan Termahsyur.     

"Ini tempatnya. Tuan Muda, saya... saya tidak akan masuk."     

Feng Jiu melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh. Itu menandakan bahwa pemilik penginapan bisa kembali saat itu juga. Dia berjalan maju ke dalam sendirian. Setelah diarahkan oleh seorang petugas, dia tiba di arena binatang buas.     

Arena ini terdiri dari kandang baja yang berisi binatang buas. Tinggi kandang baja di sekelilingnya mencapai tiga meter. Ada seratus kandang baja di sana. Ada juga seratus binatang buas serta Binatang Roh.     

Suara sorakan yang nyaring menyelimuti tempat itu. Percakapan yang terdengar gembira serta sedang bertaruh mulai terdengar oleh telinga Feng Jiu.     

"Apakah menurut kalian Tuan Muda Liu dapat menjinakkan kuda roh itu? Kalau aku tidak melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, maka aku tidak akan menyangka kalau kuda gemuk seperti itu akan sangat kuat."     

"Seperti ucapanmu. Aku dengar mereka baru akan membawanya saat pagi hari. Tidak ada yang peduli dengan kuda gemuk itu karena ia semula hanya berbaring di sana dengan malas. Namun ketika para binatang buas menjadi cemas karena terus diburu, mereka menyerang kuda gemuk itu. Semua orang mengira bahwa kuda gemuk itu sudah tewas. Tapi justru para binatang buas yang diserang. Kalian datang terlambat dan tidak melihatnya... Tapi hal itu membuat para penonton berdiri."     

"Heh... Bangsawan-bangsawaan yang memasang taruhan pada kuda gemuk itu serta Serambi Awan Termahsyur pasti diam-diam tertawa. Berapa banyak taruhan yang akan mereka dapatkan?"     

Setelah mendengar percakapan itu, Feng Jiu menoleh dan melihat kuda gemuk yang berada di tengah-tengah arena. Kuda itu adalah Pak Tua Putih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.