Dokter Hantu yang Mempesona

Pak Tua Putih Dicuri!



Pak Tua Putih Dicuri!

0Serigala Abu-abu baru selesai berbicara saat Tuan Neraka menatapnya dengan tajam. Tatapan itu membuat dia merinding.     

[Mungkinkah sesuatu yang tidak terduga kembali terjadi?]     

Hatinya bingung tapi dia tidak berani bertanya lebih lanjut.     

Tuan selalu berhati-hati pada hal-hal yang berhubungan dengan Dokter Hantu. Dia pikir Tuan tidak akan kembali sampai malam hari, tapi siapa sangka bahwa Tuan tiba-tiba akan kembali bahkan sebelum setengah hari. Itu sebabnya dia menduga bahwa ada sesuatu yang telah terjadi.     

Tapi, apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah Dokter Hantu menunjukkan ketidakpuasan kepada Tuan?     

Serigala Abu-abu dan Bayangan hantu terlihat khawatir. Mereka tiba-tiba melihat raut wajah Tuan yang semakin suram saat memasuki kamarnya tanpa mengucapkan apapun.     

Beberapa saat kemudian, mereka berdua saling memandang. Kemudian, mereka berjalan di luar halaman untuk berbicara dengan suara pelan.     

"Menurutmu apa yang telah terjadi?" Serigala Abu-abu bertanya sambil menatap Bayangan Satu.     

Bayangan Satu berpikir sejenak. Kemudian dia berkata.     

"Itu pasti ada hubungannya dengan Dokter Hantu. Kalau tidak, raut wajah Tuan tidak akan muram seperti itu."     

"Bukankah kamu bilang supaya kita tidak mengikuti mereka! Kalau kita mengikuti mereka diam-diam, setidaknya kita akan tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Tuan dan Dokter Hantu!"     

Setelah memikirkannya kembali, Bayangan Satu memelankan suaranya.     

"Kenapa kamu tidak mencari informasi di luar? Seperti di mana dan tempat apa yang dikunjungi oleh Tuan setelah kita pergi. Selain itu, kamu cari informasi ke mana Dokter Hantu pergi. Ada anak buah kita di Kota Six Path. Mencari tahu tidaklah sulit."     

"Menyelidiki urusan Tuan? Itu... Itu bukan hal yang bagus, kan?" Raut wajah Serigala Abu-abu tidak terlalu baik. Dia melanjutkan ucapannya.     

"Kalau Tuan tahu, maka kita tidak akan bisa menjawab!"     

"Kamu adalah pelayan Tuan yang paling dekat dan aku adalah Pengawal Bayangan Tuan. Kamu lihat sendiri betapa muramnya wajah Tuan saat kembali. Bukankah kita harus memahami situasi dengan jelas? Selain itu, masalah ini pasti ada hubungannya dengan Dokter Hantu. Jika kamu tidak menyelidiki keberadaan Tuan hari ini, maka periksalah keberadaan Dokter Hantu."     

Penjelasan itu masuk akal. Serigala Abu-abu pun mengangguk.     

"Baiklah, aku akan segera kembali."     

Serigala Abu-abu baru saja berjalan beberapa langkah saat dia tiba-tiba berhenti. Dia menoleh pada Bayangan Satu dan bertanya.     

"Kenapa kamu tidak pergi sendiri? Kamu juga bisa menyelesaikan tugas ini!"     

Bayangan Satu meliriknya dan berkata.     

"Aku harus menjaga Tuan."     

"Aku bisa tetap di sini dan menjaga Tuan. Kamu selidiki saja. Kalau tidak, aku mungkin akan disalahkan lagi," ucap Serigala Abu-abu sambil berjalan kembali. Itu adalah isyarat agar Bayangan Satu pergi.     

"Apakah kamu sungguh tidak ingin pergi?"     

"Tidak!" Serigala Abu-abu menggeleng. Dia merasa bahwa itu adalah tugas yang sifatnya sukarela.     

"Aku akan pergi jika kamu tidak mau. Tapi, jangan menanyakan apa pun saat aku kembali."     

"Kenapa?"     

Bayangan Satu pergi ke luar sambil berkata. "Karena aku hanya akan menyelidiki Dokter Hantu." Jika hanya Dokter Hantu yang diselidiki, maka tidak ada masalah jika Tuan Neraka mengetahuinya.     

"Licik sekali!" Serigala Abu-abu mengutuknya dengan pelan. Setelah melihat Bayangan Satu berjalan lebih jauh, maka dia kembali ke halaman untuk berjaga.     

Di sisi lain, di dalam gang.     

Kaki Feng Jiu menginjak punggung asisten itu sambil bermain-main dengan belati di tangannya. Dia menatap wajah asisten yang sangat pucat ketika dia terkapar di atas tanah.     

"Kemana kamu membawa kudaku pergi?"     

"Apa... kuda apa? Aku... aku tidak tahu... Ahhhh!"     

Sebelum asisten itu belum selesai bicara, teriakan yang menyedihkan bahkan langsung terdengar.     

Asisten yang tergeletak di tanah itu merasakan punggung tangannya tertancap belati, darahnya langsung mengalir. Pemilik penginapan sangat terkejut saat melihat tindakan Feng Jiu. Bahkan seluruh tubuhnya gemetar.     

"Tu... Tuan Muda. Kita bisa membicarakannya dengan tenang. Tolong jangan membunuh seseorang..."     

Feng Jiu mengeluarkan belati dan menyeka darah di wajah asisten itu. Suaranya yang lembut dan acuh tak acuh terdengar sangat menakutkan.     

"Di mana kudaku?"     

Asisten berwajah pucat itu menatap belati tajam Feng Jiu. Kemudian dia menelan ludah dan berbicara dengan suara gemetar.     

"Di... di Kandang Awan Ternama... Ahhhh!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.