Dokter Hantu yang Mempesona

Rumah Seratus Harta Karun



Rumah Seratus Harta Karun

0Ling Mo Han menurunkan pandangannya sambil menyeruput anggur. Suaranya terdengar santai.     

"Karena kamu berhasil keluar hidup-hidup dari Istana Neraka, Tuan Neraka sepertinya tidak memperlakukanmu dengan buruk."     

Feng Jiu meliriknya. Dia melihat jenggot lebat menutupi sebagian wajahnya. Dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Tanpa sadar, dia menatap wajah Ling Mo Han dengan serius.     

Ketika dia melihat alis dan mata yang terlihat akrab itu, jantung Feng Jiu tiba-tiba berdebar. Senyumannya membeku. Namun, nada suaranya masih terdengar malas dan agak penasaran. Dia bertanya.     

"Paman, berapa umurmu sebenarnya? Apakah kamu tidak merasa gerah ketika menumbuhkan jenggot selebat itu?"     

Ling Mo Han mendongak. Dia menatap Feng Jiu dan menjawab.     

"Aku sudah terbiasa."     

"Oh! Jadi kamu sudah terbiasa!"     

Feng Jiu tertawa. Kemudian dia mengisi cangkir Ling Mo Han sambil berkata.     

"Ayo, ayo, minumlah! Aku tidak menyangka kalau kita bisa bertemu di sini. Oh iya, Paman! Apa yang sedang kamu lakukan di Kota Six Path?"     

"Aku ke sini untuk menyelesaikan beberapa masalah." Saat melihat Feng Jiu mengangkat cangkirnya dan minum anggur dengan cepat, Ling Mo Han mengerutkan alisnya.     

"Jangan minum saat perutmu masih kosong. Makanlah dulu."     

Setelah mengatakannya, dia mengambil beberapa makanan dari piring dan menempatkannya pada mangkuk Feng Jiu.     

Feng Jiu mengangguk dengan agak malu-malu.     

"Baiklah..."     

Mereka berdua makan dengan tenang sambil sesekali berbicara. Ling Mo Han sepertinya tidak menganggap dirinya sebagai orang asing dan terus menawarkan makanan untuk Feng Jiu.     

"Makanlah lebih banyak."     

Ketika melihat gundukan kecil makanan di mangkuknya dan melihat Ling Mo Han menggerakkan sumpitnya, Feng Jiu segera menghentikannya.     

"Paman, jangan memberi makanan untukku lagi. Lihat, sudah ada banyak makanan di sini. Aku tidak sanggup menghabiskannya sendirian."     

Setelah mendengar ucapan Feng Jiu, Ling Mo Han menyadari ada banyak makanan di mangkuknya. Dia terbatuk sebelum mengalihkan pandangannya dan terus makan.     

Feng Jiu tersenyum dan menyipitkan kedua matanya. Dia menoleh pada Ling Mo Han sambil bertanya.     

"Paman, apakah kamu akrab dengan Kota Six Path? Aku ingin membeli beberapa bahan untuk menempa artefak nanti. Bisakah kamu menemaniku berkeliling untuk melihat-lihat?"     

"Baiklah," jawab Ling Mo Han sambil mengangguk.     

Saat melihat kedua mata Feng Jiu yang berbinar, Ling Mo Han tidak tahan ingin bertanya.     

"Apakah kamu tidak takut bertemu dengan orang-orang dari Istana Neraka yang sedang mencarimu?"     

"Bukankah ada Paman di sampingku?"     

Kedua mata Feng Jiu menyipit saat dia tersenyum. Dia berkata sambil menatap Ling Mo Han.     

"Paman, kamu tidak akan diam saja saat melihat aku ditangkap, kan?"     

Ling Mo Han tidak menjawab. Dia hanya mengerutkan bibirnya sambil berkata.     

"Ayo pergi!"     

Kemudian dia berjalan keluar.     

Feng Jiu juga berdiri dan melihat sosok yang berjalan di depannya. Kedua matanya tampak menyipit. Dia segera mengikuti sosok itu.     

Mereka turun ke bawah dan membayar tagihan. Kemudian, mereka datang ke tempat kelas atas yang memiliki dua toko.     

Feng Jiu melihat bangunan setinggi tiga lantai. Pintu depan kelas atas direnovasi dengan baik. Lalu matanya tertuju pada tiga kata yang ada di tengah-tengah.     

"Rumah Seratus Harta Karun? Paman, apakah barang-barang di sini memang harganya mahal? Aku tidak mampu membelinya jika terlalu mahal!"     

Ling Mo Han melirik Feng Jiu. Kemudian dia masuk sambil berkata.     

"Masuklah dan lihat-lihat lebih dulu!"     

Setelah masuk, Feng Jiu menyadari bahwa barang-barang yang ada di Paviliun Harta Karun Berharga berbeda dibandingkan dengan Rumah Seratus Harta Karun. Perbedaannya terlalu besar seperti semut melawan gajah.     

"Penjaga toko, berapa harga tungku ini?"     

Feng Jiu menunjuk tungku kecil di atas meja dan bertanya. Saat melihat tulisan di bawahnya menunjukkan keterangan 'Artefak Roh tingkat empat', Feng Jiu penasaran seberapa mahal harga Artefak Roh tingkat empat itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.