Dokter Hantu yang Mempesona

Duduk Di Meja yang Sama



Duduk Di Meja yang Sama

0Feng Jiu diam-diam mengangkat tangan dan menutupi wajahnya. Dia setengah berbaring di atas meja sambil mengintip pria berjubah hitam di sana. Pria itu bagaikan seekor bangau yang berdiri di antara ayam-ayam. Dia terlihat sangat memukau. Siapa lagi kalau bukan pria itu? Dia bahkan membawa Serigala Abu-abu dan Bayangan Satu. Mereka mengikuti di belakangnya!     

[Tapi, kenapa mereka datang ke Kota Six Path? Mereka tidak mungkin ke sini untuk menangkapnya karena mereka mendengar kabar keberadaan Dokter Hantu, kan?]     

[Cih! Picik sekali!]     

Saat itu, Feng Jiu bahkan tidak memikirkan siapa yang benar-benar picik. Dia lupa bahwa dia kabur sambil membawa ginseng seribu tahun milik orang lain...     

"Benar! Dia belum pernah melihat wajah asliku!"     

Feng Jiu teringat bahwa wajahnya rusak dan dipenuhi dengan bekas luka sebelumnya. Dia juga mengoleskan salep obat di wajahnya. Jadi, tidak ada orang yang pernah melihat wajahnya setelah wajahnya pulih!     

Bahkan jika Feng Jiu berdiri tepat di hadapan mereka sekarang, mereka tidak mungkin bisa mengenalinya, kan?     

Saat memikirkannya, bibir Feng Jiu tersenyum lebar. Dia akhirnya menegakkan punggungnya kembali sambil terbatuk. Kemudian, dia lanjut memesan mie minyak pedas.     

"Tuan, mie minyak pedas adalah makanan khas dari Kota Six Path. Apakah Tuan ingin mencicipinya?" Serigala Abu-abu bertanya kepada Tuan Neraka sambil menunjuk kedai kecil yang dipenuhi banyak pelanggan.     

Tuan Neraka ingin menggelengkan kepalanya, namun dia tiba-tiba melihat pemuda berpakaian putih yang sedang duduk di sana sambil menunduk dan makan mie. Entah kenapa, kakinya langsung berjalan ke sana. Dia akhirnya duduk di seberang pemuda yang berpakaian putih itu.     

Feng Jiu sedang menikmati kudapan kecil dengan mie minyak pedas. Dia ingin segera menghabiskan mie sehingga dia bisa segera pergi dari sana. Lagipula, Tuan Neraka sangat jeli. Mungkin jika mereka tidak berhadapan, semuanya akan baik-baik saja. Namun jika hal itu terjadi, Feng Jiu tidak tahu apakah Tuan Neraka bisa mengenalinya.     

Itu sebabnya dia tidak berani mendongak dan terus makan sambil menunduk. Siapa yang bisa menduga, ketika Feng Jiu baru menghabiskan setengah mangkuk mie, dia sadar bahwa ada orang yang sedang duduk di hadapannya. Dilihat dari aura orang itu, Feng Jiu bisa langsung mengetahui bahwa dia adalah Tuan Neraka yang menyebalkan.     

[Apakah dia mengenaliku? Itu mustahil, kan?]     

[Nungkin... Apakah dia ingin makan mie minyak pedas? Cih! Hubungan antara dua musuh benar-benar sempit! Kenapa mereka selalu bertemu di mana pun!]     

"Bos, bawakan semangkuk mie minyak pedas." Serigala Abu-abu berteriak sambil berdiri di belakang Tuan Neraka bersama Bayangan Satu.     

"Baik!"     

Pemilik kedai menyadari bahwa aura ketiga pria itu sangat berbeda. Tanpa sadar, dia merasa agak takut dengan mereka. Dia pun segera membawakan semangkuk mie sambil berkata.     

"Tuan, tolong berhati-hati agar bibir anda tidak melepuh."     

Tuan Neraka mengerutkan alisnya saat menatap semangkuk berisi mie minyak pedas yang berwarna merah. Kemudian, dia melihat pemuda berpakaian putih yang sedang menyeruput mie. Tuan Neraka terdiam sejenak sebelum bertanya. "Apakah rasanya sangat enak?"     

Suaranya terdengar sangat dalam dan penasaran saat tertuju pada pemuda yang sedang menunduk sedari tadi. Pemuda itu tidak mendongak sama sekali sejak Tuan Neraka duduk di seberangnya.     

[Apakah pemuda itu tidak berani menatapku? Apakah... pemuda itu adalah si Dokter Hantu?]     

Ketika dia memikirkannya, suasana hati Tuan Neraka tiba-tiba menjadi baik. Tatapannya yang tajam tertuju pada bibir pemuda yang terlihat agak bengkak. Dia pun tersenyum sambil merasa tidak berdaya.     

Namun, Serigala Abu-abu sama sekali tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Dia berpikir bahwa Tuan Neraka sedang bertanya kepadanya. Jadi, dia melangkah maju sambil tersenyum lebar.     

"Tuan, mie minyak pedas ini hanya enak jika rasanya sangat pedas. Anda akan tahu maksud saya setelah mencicipinya. Namun berhati-hatilah ketika mienya masih panas, minyak pedasnya sangat..."     

Sebelum dia selesai berbicara, dia melihat tatapan Tuan Neraka yang tajam tertuju padanya. Hal itu membuat dia sangat bingung. Dia berhenti sejenak, kemudian bertanya dengan sangat hati-hati.     

"Tuan, apa... ada apa?"     

Bayangan Satu sekilas melirik Serigala Abu-abu. Kemudian, dia memutar bola matanya dan tidak bisa mengatakan apa-apa.     

[Jelas sekali bahwa Tuan sedang bertanya kepada pemuda berpakaian putih itu. Sejak kapan Tuan bertanya pada Serigala Abu-abu? Apa maksudnya ketika dia menjawab pertanyaan Tuan dengan penuh semangat? Dasar bodoh! Dia bahkan tidak bisa memahami kondisi dengan jelas.]     

"Bos, tolong tagihannya!"     

Feng Jiu berteriak sambil mendongak. Dia sengaja memelankan suaranya. Pada saat yang sama, dia juga menunjukkan wajahnya yang tampan...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.