Dokter Hantu yang Mempesona

Pasar Malam di Kota



Pasar Malam di Kota

0Di sebuah kediaman, Serigala Abu-abu datang tergesa-gesa ke halaman belakang. Saat melihat Tuan Neraka duduk di sana sambil menyeruput teh, dia segera maju dan memberi salam.     

"Tuan, saya berhasil melakukan investigasi dan mendapati bahwa Dokter Hantu yang ada di Kota Six Path kemungkinan besar adalah penipu. Kemungkinannya 80 hingga 90 persen."     

Tuan Neraka meliriknya dan berkata. "Kenapa kamu berkata begitu?"     

"Waktu kemunculannya tidak sesuai. Dokter Hantu yang ada di Kota Six Path sudah muncul di sana tujuh hari yang lalu. Namun ketika itu, dia masih ada di menara kita. Itulah mengapa saya menyimpulkan bahwa Dokter Hantu yang ada di Kota Six Path adalah penipu."     

"Karena dia seorang penipu, cari waktu yang tepat untuk membongkarnya." Tuan Neraka berbicara dengan suara yang lirih. Dia terdiam sejenak, kemudian bertanya.     

"Apakah Pasar Gelap tidak mendapatkan informasi mengenai keberadaannya?"     

Serigala Abu-abu tertegun sejenak. Saat menyadari bahwa Tuan Neraka sedang menanyakan tentang Dokter Hantu, maka dia pun menjawab.     

"Masih belum ada kabar akhir-akhir ini. Tapi pelayan Dokter Hantu mengikuti orang-orang dari Pasar Gelap ke sini setelah mendengar kabar tentang Dokter Hantu."     

[Masih tidak ada kabar tentang dia? Di mana dia bersembunyi?]     

Tuan Neraka sedang berpikir. Jari-jarinya mengetuk meja batu dengan lembut, bibirnya terlihat kaku, dan kedua alisnya mengerut. Itu membuat Serigala Abu-abu dan Bayangan Satu saling memandang. Kemudian, mereka berdua menundukkan kepala pada saat yang sama.     

Tuan Neraka meninggalkan berbagai urusan di Istana Neraka dan pergi ke sini ketika dia mendengar kabar tentang Dokter Hantu. Jika Dokter Hantu adalah seorang gadis, mereka pasti akan bahagia. Tapi, sayang sekali! Dokter Hantu adalah laki-laki! Wajahnya juga sangat hancur. Bagaimana bisa mereka merasa bahagia?     

Serigala Abu-abu memikirkannya sejenak. Kemudian, dia mendongak untuk melihat Tuan Neraka sebelum memberikan saran.     

"Tuan, pemandangan malam di Kota Six Path sangatlah indah. Kenapa Tuan tidak berjalan-jalan di luar?"     

"Mm." Tuan Neraka menjawabnya dengan singkat. Setelah mengibaskan lengan jubahnya, dia berjalan keluar.     

Ketika Serigala Abu-abu dan Bayangan Satu melihatnya, mereka segera mengikuti Tuan Neraka dari belakang.     

Saat malam tiba, toko-toko, penginapan, serta restoran di jalanan menyalakan lampu. Lentera menyala di kegelapan malam seperti bintang-bintang ketika malam, terlihat sangat berkilau dan sangat mempesona.     

Di jalanan, ada begitu banyak orang yang datang dan pergi. Tiga hingga lima orang berjalan bersamaan dan berkelompok. Sepasang kekasih berpasangan dan anak-anak berlarian sambil bermain. Para penjaga toko menghibur pelanggan mereka. Suara-suara itu menjadi satu.      

Di satu sisi jalanan yang ramai, di sebuah kedai kecil, Feng Jiu yang sedang memakai jubah putih sedang makan mie yang pedas. Mie itu sangat pedas sehingga dahinya berkeringat, bibirnya terlihat lebih merah karena minyak yang panas dan pedas. Dia terlihat sangat mempesona sehingga beberapa pria dan wanita yang sedang memakan mie menjadi terpesona olehnya.     

"Bos, aku ingin makan semangkuk lagi!" Feng Jiu berseru setelah menghabiskan satu mangkuk mie. Dia menyingkirkan mangkuk itu lalu meminum segelas air.     

Awalnya, Feng Jiu hanya ingin menyicipi mie berminyak yang menjadi makanan khas kota ini. Siapa yang menyangka kalau satu mangkuk saja langsung memicu nafsu makannya sehingga dia ingin memesan satu porsi lagi.     

"Segera datang! Semangkuk mie minyak panas! Tuan Muda harus hati-hati. Ini masih panas." Pria paruh baya itu berseru sambil membawa semangkuk mie lain untuk Feng Jiu.     

Feng Jiu menggerakkan sumpitnya dan mulai makan lagi. Orang-orang yang ada di sekitar melihat Feng Jiu yang tidak takut dengan rasa pedas mie itu. Dia makan mangkuk demi mangkuk sehingga mereka menelan ludah dengan tidak berdaya. Akhirnya, mereka saling berteriak. "Boss! Aku ingin satu porsi lagi!"     

"Aku juga satu porsi lagi!"     

Ketika melihat hal itu, pemilik kedai sangat bahagia sampai-sampai kedua matanya berbinar. Dia sibuk membawakan pesanan-pesanan dari pelanggan. Setelah itu, dia membawakan satu porsi kecil makanan kepada Feng Jiu.     

"Ini hidangan yang saya buat sendiri. Saya memberikannya pada Tuan Muda agar bisa mencicipinya."     

"Baiklah, terima kasih..."     

Feng Jiu mendongak untuk mengucapkan terima kasih. Namun sebelum dia selesai berbicara, dia melihat sosok yang dia kenali. Dia sangat takut dan segera menutupi wajahnya dengan satu tangan sambil setengah berbaring di atas meja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.