Dokter Hantu yang Mempesona

Pesona yang Tidak Tertahankan



Pesona yang Tidak Tertahankan

0Feng Jiu melihat Pak Tua Putih sedang menundukkan kepala dan meniupkan hawa panas melalui hidungnya sehingga rok seorang wanita menjadi terangkat. Dia terdiam sambil menutup kedua mata dengan tangannya lalu memalingkan wajah.     

Pak Tua Putih membuat tindakan pelecehan terlihat seperti seni...     

"Ahhhh!"     

Tiba-tiba terdengar suara jeritan. Wanita yang mengenakan blus merah muda segera mengatupkan kembali roknya. Wajahnya terlihat merah ketika dia membalikkan badan.     

Saat Feng Jiu akan turun dari kuda dan meminta maaf, dia melihat Pak Tua Putih sedang menjulurkan lidahnya dan menjilat wajah wanita itu. Wanita itu terlihat ketakutan. Wajahnya sangat pucat.     

Ketika melihatnya, sudut bibir Feng Jiu berkedut. Dia ingin menutup wajahnya.     

[Kenapa... Kenapa bajingan ini begitu bejat?]     

"Nona Muda!" Seorang pelayan perempuan segera tersadar kekagetannya. Dia langsung membersihkan wajah wanita itu dengan sarung tangan.     

Pria yang berdiri di samping mereka juga tersadar dari rasa terkejut. Dia kemudian melihat kuda gemuk yang meliriknya dengan malas. Wajah pria itu terlihat sangat marah. Dia memarahi kuda itu.     

"Berani-beraninya binatang ini!"     

Pria itu memaki dengan penuh amarah. Di saat yang bersamaan, dia berusaha memukul Pak Tua Putih. Tapi dia tidak menyangka kalau kepalan tangannya akan dihentikan oleh seseorang.     

"Tuan Muda, kau tidak perlu marah."     

Feng Jiu berbalik dari kuda itu dan menghadang pukulan pria itu dengan satu tangan. Dia pun meminta maaf padanya. "Saya minta maaf. Kuda saya ini agak mesum dan tidak bermaksud berbuat kurang ajar pada Nona Muda. Saya minta agar Tuan Muda dan Nona Muda tidak menyalahkan kuda ini."     

"Mesum? Hmph! Sepertinya kamu orang yang mesum! Kamu pasti yang mengajari Binatang Roh ini untuk berbuat mesum!" Pria itu berteriak dengan keras. Dia menarik kembali tangannya yang telah dihadang oleh Feng Jiu. Kemudian, dia menatapnya dengan penuh amarah.     

[Binatang Roh?]     

Ketika orang-orang di sekitarnya mendengar kata-kata itu, mereka segera melihat kuda gemuk yang ada di sana. Saat melihat ada dua tanduk di kepalanya, mereka tidak bisa menahan suara mereka ketika mereka sedang berdiskusi.     

"Kuda itu berbeda dengan kuda biasa. Apakah dia benar-benar Binatang Roh?"     

"Aku dengar bahwa Binatang Roh cukup berharga. Binatang Roh bisa ditunggangi setelah dijinakkan oleh sang Penjinak Binatang."     

"Tapi... Bukankah Binatang Roh itu terlalu gemuk?! Aku bahkan tidak tahu apakah ia bisa berjalan!"     

"Tapi aku tahu bahwa mengkonsumsi daging Binatang Roh bisa memperkuat tubuh orang biasa seperti kita. Selain itu, memakan daging juga membuat para kultivator Keabadian bisa menyerap energi spirit. Itu bagus."     

Ketika Feng Jiu mendengar suara kerumunan orang yang sedang ada di sana, dia tersenyum. Dia melihat pria itu menatapnya dengan wajah yang tidak ramah. Kemudian, dia tersenyum pada wanita muda yang wajahnya ketakutan saat Feng Jiu menghampirinya. Feng Jiu menunjukkan senyuman memikat seperti iblis. Kedua matanya terlihat mempesona. Tatapannya yang lembut tertuju pada wanita muda itu.     

"Nona Muda, saya sangat menyesal. Saya yang harus disalahkan karena tidak bisa mengendalikan binatang tunggangan sehingga Nona terkejut."     

Suaranya tidak terdengar lembut seperti wanita dan tidak juga terdengar seperti seorang pria. Sebaliknya, suara Feng Jiu terdengar seperti air jernih yang menyegarkan dan memikat telinga para pendengarnya.     

Wanita cantik itu menoleh pada pemuda berpakaian merah. Saat melihat kedua mata Feng Jiu yang jernih, kedua pipi wanita itu langsung menjadi merah. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Seluruh tubuhnya menjadi gugup sehingga dia menunduk.     

"Ini... Tidak apa-apa."     

Suara wanita itu terdengar lembut dan agak gugup. Dia agak malu, tapi dia tidak bisa menahan diri untuk mendongak dan melirik pemuda tampan yang menggunakan baju merah di hadapannya.     

Ketika pria di samping mereka melihatnya, wajahnya menjadi murung sambil menatap mereka dengan tajam. Dia ingin berbicara ketika pemuda berpakaian merah itu tertawa dengan suara yang lirih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.